Majalah Farmasetika – Gastrointestinal stromal tumor (GIST) adalah jenis kanker yang disebut sarkoma (tumor yang mempengaruhi jaringan ikat). GIST dapat muncul di mana saja pada saluran pencernaan, termasuk lambung dan usus kecil.
GIST disebabkan oleh kelainan genetik pada platelet-derived growth factor receptor alpha (PDGFRA) exon 18, termasuk mutasi PDGFRA D842V. Tumor bisa bersifat ganas atau jinak.
Gejalanya meliputi pembengkakan atau rasa sakit di perut, kehilangan nafsu makan, mual dan kehilangan berat badan, lemah, lelah, pendarahan pada saluran usus, tenggorokan atau perut dan muntah darah.
Orang yang didiagnosis dengan GIST harus diuji mutasi menggunakan KIT PDGFRA untuk menentukan jenis terapi yang tepat untuk mereka. Sebanyak 10% orang dengan GIST memiliki mutasi pada gen PDGFRA tadi.
Ayvakit obat yang mengandung zat aktif avapritinib dan merupakan terapi pertama yang disetujui untuk GIST yang disebabkan oleh mutasi PDGFRA exon 18 termasuk mutasi PDGFRA D842V. GIST yang dimaksudkan adalah yang tidak dapat diobati dengan operasi atau yang telah menyebar ke bagian lain dari tubuh (metastasis). Ayvakit adalah penghambat tirosin kinase yang menargetkan mutan PDGFRA dan PDGFRA D842 serta beberapa KIT ekson 11, 11/17 dan 17. Obat ini adalah satu-satunya penghambat GIST tipe 1 yang disetujui FDA yang mencegah mutasi KIT dan PDGFRA dengan mengikat situs pengikatan ATP.
Penelitian yang dilakukan pada 43 pasien yang memiliki mutasi pada PDGFRA exon 18 termasuk mutasi PDGFRA D842V dan mengidap GIST menunjukkan overall response rate (ORR) mencapai 84% dimana 33 pasien menunjukkan respon parsial dan 3 dari 43 pasien dinyatakan sembuh total dari tumor ini.
Efek samping yang khas yang terjadi pada pengguna ayvakit berupa gejala akibat kelainan di sistem saraf pusat (SSP). Beberapa efek samping yang mungkin timbul diantaranya adalah pelupa, kebingungan, sulit berpikir, kantuk, pusing, sulit tidur, masalah dalam menemukan kata, melihat benda atau mendengar hal-hal yang tidak ada (halusinasi), atau berubahnya suasana hati atau perilaku yang spontan.
Ajukan masalah pengobatan yang anda rasakan kepada apoteker atau dokter. Penghentian pengobatan sementara atau penurunan dosis mungkin dapat disarankan untuk membantu mengurangi gejala. Jika gejala tidak membaik, sebagai apoteker dapat merekomendasikan penghentian pengobatan dengan ayvakit.
Sampaikan beberapa informasi ke apoteker dan dokter tempat anda berobat termasuk riwayat pengobatan, riwayat penyakit pribadi dan keluarga, sedang hamil atau merencanakan hamil, atau sedang menyusui. Informasi tersebut sangat berguna bagi apoteker dan dokter dalam menentukan dan menyampaikan aturan pengobatan anda. Efektivitas terapi dari ayvakit dapat dipengaruhi oleh obat lain, makanan, dan minuman yang anda konsumsi selama berobat serta kontraindikasinya terhadap penyakit tertentu.
Jangan mengganti dosis, berhenti selama beberapa waktu, atau secara permanen kecuali diserukan oleh apoteker dan dokter. Gunakan ayvakit saat perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Minum ayvakit sekali sehari. Jika anda mengalami muntah setelah menggunakan ayvakit maka langkahi satu dosis (minum di hari lusa).
Sebagai apoteker, anda harus menyarankan pada pasien untuk tidak mengemudi dan mengoperasikan alat berat dan yang beresiko selama penggunaan ayvakit. Pasien bisa saja mengantuk, pusing, dan kesulitan berfikir saat menggunakan ayvakit.
Referensi
https://www.ayvakit.com/wp-content/uploads/AYVAKIT_Patient_and_Caregiver_Guide.pdf
https://www.clinicaltrialsarena.com/projects/ayvakit-avapritinib/
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…