Categories: Produksi

Bio Farma Jelaskan Keunggulan Vaksin COVID-19 dari Tiongkok dan Vaksin Merah Putih

Majalah Farmasetika – Bio Farma menggandeng Sinovac dari Tiongkok untuk penyediaan vaksin Covid-19. Saat ini, calon vaksin dari Sinovac masih memasuki tahap uji klinis tahap III di Bandung bekerjasama dengan FK UNPAD, kepada 1620 relawan yang bertujuan untuk melihat keamanan dan keampuhan dari calon vaksin Covid-19 tersebut.

Alasan menggandeng Sinovac adalah, berdasarkan list dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Sinovac merupakan salah satu perusahaan yang penelitian vaksin untuk Covid-19 nya, sudah masuk kedalam tahap Uji Klinis tahap III.

Hal ini disampaikan dalam presentasi oleh Direktur Bio Farma, Honesti Basyir, ketika menerima kunjungan Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo, yang didampingi bersama empat Wakil Ketua MPR, Ahmad Muzani, Lestari Moerdijat, Arsul Sani, Fadel Muhammad, serta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito, yang didampingi oleh Direktur Standardisasi Obat dan NAPPZA – BPOM RI, Togi Junice Hutadjulu dan Plt. Direktur Pengawasan Produksi Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor, Nurma Hidayati (15/9/2020).

“Sinovac bukanlah partner asing bagi Bio Farma, karena dalam perjalanannya, Bio Farma dan Sinovac sudah melaukan pengembangan produk bersama, dan mereka adalah salah satu perusahaan vaksin yang sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO. Faktor lainnya adalah vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan adalah jenis vaksin inactivated atau vaksin yang sudah dimatikan, dan Bio Farma sudah menguasai metode pembuatan vaksin tersebut ”, ujar Honesti.

Bio Farma sendiri, sudah siap untuk menerima bahan baku vaksin dari Sinovac pada bulan November 2020 mendatang sebanyak  10 juta dosis, dan berturut – turut akan dikirimkan 40 juta dosis dalam jangka waktu Desember 2020 – Maret 2021, sehingga total bahan baku vaksin yang akan Bio Farma terima dari sinovac sebanyak 50 juta dosis vaksin,

“Sinovac sudah komitmen untuk mengirimkan bulk vaksin Covid-19 sebanyak 50 juta dosis hingga Maret 2021. Kemudian mereka juga akan memprioritaskan bahan baku vaksin Covid-19 tersebut, sebanyak 210 juta dosis hingga Desember 2021 mendatang sehingga total dari Sinovac ada 260 juta dosis”, ujar Honesti.

Dalam presentasinya disampaikan pula pendekatan strategis dalam hal pembuatan vaksin untuk jangka jangka panjang. Dalam jangka panjang, Bio Farma akan mengembangkan vaksin merah-putih, berkolaborasi dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman,  yang akan menggunakan strain virus asli Indonesia,

“Vaksin merah putih ini, diharapkan akan diproduksi pada Q3 dan Q4 2022, bekerjasama dengan lembaga Eijkman yang berperan untuk penelitian awal sampai dengan pembuatan bibit vaksin, untuk kemudian pada Q1 – Q2 2021 akan dilanjutkan oleh Bio Farma dari mulai preclinical trial, Uji Klinis tahap I, II dan III yang kemudian untuk diregistrasikan ke Badan POM”, ujar Honesti.

Ketua MPR dukung Pembuatan Vaksin COVID-19 di Bio Farma

Kunjungan MPR RI beserta Badan POM ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pengadaan vaksin Covid-19 untuk keselamatan masyarakat Indonesia sudah berjalan. Hal ini tentu saja sejalan dengan amanat pembukaan Undang  – Undang Dasar 45, dimana pemerintah wajib melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum rakyat Indonesia. Kami meminta pemerintah untuk serius menanggulangi dan memutus mata rantai  pandemik Covid-19.

Dalam sambutannya, ketua MPR RI Periode 2019-2024, Bambang Soesatyo, menyampaikan bahwa  saat ini kita sedang di hadapkan dengan tarik ulur dua kutub kepentingan yaitu antara melindungi kesehatan masyarakat atau menyelamatkan perekonomian negara yang terus tergerus oleh dampak pandemik Covid-19 ini

“Ada langkah yang sangat urgent dan segera dilaksanakan, salah satunya adalah menemukan segera vaksin yang tidak saja efektif untuk melawan Covid-19, melainkan juga aman ketika kita gunakan dan disinilah peran sentral dan menentukan Bio Farma sebagai pesohor industri farmasi yang produk – nya telah digunakan di lebih dari 150 negara”, ujar Bambang Soesatyo.

Badan POM Dukung Vaksin Produksi Luar dan Dalam Negeri

Sementara itu, dalam sambuatan Penny K Lukito mengatakan, Peran Badan POM dikaitkan dengan kebutuhan vaksin dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19, peran vaksin menjadi perhatian kita semua. Saat ini, vaksin Covid-19 sudah mulai masuk uji klinis tahap ke III, tentunya dengan harapan keamanannya yang sudah terbukti pada uji klinis I dan II, dengan subjek yang lebih besar akan kita buktikan pada fase uji klinis ke III.

“Badan POM juga sudah mendampingi ekspansi kapasitas produksi dari Bio Farma untuk nanti kita bisa melakukan tahapan pengembangan vaksin di Indonesia. Jadi, kedepannya kita tidak hanya membeli produk yang sudah jadi dari luar negeri, tetapi juga bisa memproduksi sendiri di didalam negeri” , ujar Penny.

Selain dari Sinovac, Untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia, salah satu anggota holding BUMN Farmasi yaitu PT Kimia Farma, Tbk, sudah melakukan MoU dengan perusahaan farmasi dari Uni Emirate Arab, G42, untuk mendapatkan 10 juta dosis vaksin dalam bentuk final product, pada Desember 2020 mendatang. Selain 10 juta dosis pada tahun 2021, G42 komitmen untuk memberikan supply sebanyak 50 juta dosis, sehingga dari G42, akan mendapatkan total 60 juta dosis.

Sumber :

MPR Beri Dukungan Bio Farma untuk Produksi Vaksin Covid-19 http://www.biofarma.co.id/mpr-beri-dukungan-bio-farma-untuk-produksi-vaksin-covid-19-2/

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

3 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

3 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago