Categories: Vaksin

Mengenal Stabilitas Vaksin COVID-19

Majalah Farmasetika – Vaksin adalah senyawa yang mengandung antigen yang digunakan untuk merangsang dan menghasilkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu. Saat ini penemuan dan pengembangan vaksin menjadi hal yang diprioritaskan dalam pandemi virus COVID-19. Vaksinasi merupakan upaya perlindungan terhadap penyakit COVID-19 dan diharapkan dapat menurunkan angka kejadian positif penyakit COVID-19.

Vaksin COVID-19

Vaksin biasanya membutuhkan penelitian dan pengujian bertahun-tahun sebelum mencapai klinik. Akan tetapi karena adanya desakan kebutuhan vaksin COVID-19, peneliti terus berusaha menemukan vaksin terbaik. Saat ini terdapat 64 vaksin dalam uji klinis pada manusia, dan 20 telah mencapai tahap akhir. Berikut ini adalah beberapa vaksin dan perkembangannya didunia:

Pengembang Jenis Fase klinik Status
Pfizer-BioNTech mRNA 2,3 Disetujui di Kanada, negara lain.

Penggunaan darurat di AS, negara lain

Moderna mRNA 3 Disetujui di Kanada.

Penggunaan darurat di AS, E.U., Israel.

Gamaleya Adenovirus 3 Penggunaan awal di Rusia.

Penggunaan darurat di Belarus, Argentina.

Oxford-AstraZeneca Adenovirus 2,3 Penggunaan darurat di Inggris, India, Argentina, Meksiko.
CanSino Adenovirus 3 Penggunaan terbatas di Cina.
Johnson & Johnson Adenovirus 3
Vector Insitute Protein 3 Pengguaan awal di Russia
Novavax Protein 3
Sinopharm Inaktivasi 3 Penggunaan darurat di Mesir
Sinopharm-Wuhan Inaktivtasi 3 Penggunaan terbatas di China
Sinovac Inaktivtasi 3 Penggunaan terbatas di China
Bharat Biotech Inaktivtasi 3 Penggunaan darurat di India

Stabilitas Vaksin COVID-19

Stabilitas vaksin berdampak besar pada keberhasilan program vaksinasi di seluruh dunia. Sebagai bagian dari upaya untuk memastikan kualitas vaksin, WHO telah menetapkan pentingnya karakteristik stabilitas vaksin dan menekankan peran otoritas regulasi nasional dalam evaluasi vaksin secara keseluruhan.

Stabilitas vaksin dipengaruhi oleh kondisi dan waktu penyimpanan serta faktor lingkungan. Berikut ini adalah data stabilitas vaksin COVID-19:

  • Kandidat vaksin dari Pzifer-BioNTech (BNT162b2) dapat disimpan selama 10 hari dan harus di simpan pada suhu ultra-dingin -70°C±10°C. Vaksin BNT162b2 merupakan vaksin berbasis mRNA yang tidak stabil dan mudah terdegradasi. Oleh karena itu, vaksin BNT162b2 harus disimpan pada suhu ultra-dingin untuk menjamin keefektivitasnya.
  • Kandidat vaksin dari Moderna (mRNA-1273) stabil pada suhu 2°C hingga 8°C ( 36°F hingga 46 °F), suhu lemari es standar rumah atau medis selama 30 hari, 6 bulan pada suhu -20°C dan 12 jam pada suhu ruang. Kestabilan terhadap suhu ini didapatkan karena vaksin mRNA-1273 diformulasikan dengan nanopartikel lipid yang memungkinkan vaksin disimpan pada suhu distribusi farmasi standar.
  • Kandidat vaksin dari Gamaleya (Sputnik V) yang berbentuk cairan harus disimpan pada -18°C atau dibawahnya untuk mempertahankan khasiatnya yang dinyatakan 92% efektif. Vaksin yang telah diubah menjadi serbuk dapat disimpan pada 2°C hingga 8°C. Vaksin Sputnik V adalah vaksin berbasis DNA (adenovirus) yang diformulasikan dengan teknologi lyophilized yang membuatnya dapat disimpan pada suhu 2°C hingga 8°C.
  • Kandidat vaksin dari Oxford-AstraZeneca (AZD1222) yang 70% efektif dapat disimpan pada suhu 2°C hingga 8°C selama setidaknya 6 bulan dan proses pengiriman pada suhu -20º C. Vaksin AZD1222 merupakan vaksin berbasis DNA yang stabil pada suhu 2°C hingga 8°C. Secara umum, vaksin berbasis DNA (adenovirus) lebih stabil dari pada vaksin berbasis RNA dikarenakan struktur RNA yang beruntai tunggal yang mudah terdegradasi.
  • Kandidat vaksin dari CanSino (Ad5 nCoV), Johnson & Johnson (Ad26.COV2.S), Novavax (NVX-CoV2373), Sinopharm (BBIBP-CorV), dan Bharat Biotech (BBV152) stabil disimpan pada suhu 2°C hingga 8°C. Vaksin tersebut adalah vaksin berbasis protein dan virus yang diinaktivasi yang relatif stabil pada suhu lemari pendingin.

Vaksin merupakan zat biologis yang sangat mudah terdegradasi dan rusak sehingga untuk mencegah hal tersebut maka vaksin harus disimpan pada suhu yang sangat dingin untuk menjaga kestabilan vaksin agar tetap efektif.

Vaksin yang disimpan pada suhu penyimpanan ultra-dingin adalah hasil dari teknologi mRNA. Vaksin jenis mRNA relatif tidak stabil sehingga harus disimpan pada suhu yang lebih rendah. Jika disimpan pada suhu yang tinggi atau dipanaskan terlalu banyak maka vaksin dapat terdegradasi.

Selain menggunakan teknologi nanopartikel, teknik lain untuk memperkuat stabilitas vaksin yaitu dengan menambahkan lebih banyak pengawet inert kedalam formulasi vaksin. Bahan pengawet dapat untaian RNA dari kerusakan dari waktu ke waktu atau memburuk dalam suhu yang lebih hangat.

Vaksin COVID-19 harus bersifat termostabil untuk memungkinkan proses distribusi dan penyimpanan di negara-negara berkembang dengan fasilitas pendinginan yang buruk.

Untuk meningkatkan distribusi vaksin di seluruh dunia dan untuk mengurangi biaya (karena pendinginan atau pembekuan) yang akan dikaitkan dengan distribusi dan penyimpanan vaksin, disarankan agar vaksin diformulasikan (dengan desikutasi atau pengeringan semprot-beku) ke dalam produk yang termostabil pada suhu kamar untuk jangka waktu yang lebih lama. Vaksin BNT162b2 dan mRNA-1273 kurang stabil dan harus didistribusi dan disimpan dengan bentuk beku.

Sumber

Coronavirus disease (COVID-19): Vaccines. https://www.who.int/news-room/q-a-detail/coronavirus-disease-(covid-19)-vaccines?adgroupsurvey={adgroupsurvey}&gclid=CjwKCAiAouD_BRBIEiwALhJH6B54td6Y-QS9zDy_46Nr-ciSEKdVqbLzOwtKeQceMjFeyiIUgZi0CxoCqwYQAvD_BwE

Coronavirus Vaccine Tracker. https://www.nytimes.com/interactive/2020/science/coronavirus-vaccine-tracker.html

COVID-19: Oxford/AstraZeneca’s DNA Vaccine Scores Emergency Use Approval in the UK. https://geneonline.news/en/2020/12/30/covid-19-oxford-astrazenecas-dna-vaccine-scores-emergency-use-approval-in-the-uk/

Global COVID-19 Vaccine Frontline. https://www.panelixir.com/

Here’s why COVID-19 vaccines like Pfizer’s need to be kept so cold. https://www.sciencenews.org/article/coronavirus-covid-19-why-vaccines-cold-freeze-pfizer-moderna

Stability evaluation of vaccines. https://www.who.int/biologicals/areas/vaccines/stability/en/

The Cold Truth about COVID-19 Vaccines. https://www.genengnews.com/news/the-cold-truth-about-covid-19-vaccines/

Tumban, E. 2021. Lead SARS-CoV-2 Candidate Vaccines: Expectations from Phase III Trials and Recommendations Post-Vaccine Approval. MDPI. Vol.13 No. 54

Why Moderna may have an edge in the vaccine race: refrigeration. https://www.nationalgeographic.com/science/2020/11/moderna-edges-pfizer-coronavirus-efficacy-and-refrigeration/

Kelvin Fernando Pratama

Share
Published by
Kelvin Fernando Pratama

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

1 minggu ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

1 minggu ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

1 minggu ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

1 minggu ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

2 minggu ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

2 minggu ago