Majalah Farmasetika – Vulvovaginal candidiasis adalah jenis infeksi yang terjadi pada daerah vagina dan vulva (jaringan di lubang vagina) yang diakibatkan oleh jenis fungi bernama Candida.
Vulvovaginal candidiasis adalah salah satu jenis infeksi vaginal kedua terbanyak setelah infeksi bakteri. Sekitar 1,4 juta pasien terjangkit vaginal candidiasis per tahunnya pada negara Amerika Serikat sendiri (CDC, 2020).
Infeksi jamur ini menyebabkan iritasi, keluarnya cairan dan rasa gatal yang hebat pada vaginal dan vulva. Gejala lainnya yang dapat dirasakan yaitu rasa nyeri atau tidak nyaman saat buang air kecil, keputihan yang tidak normal, dan nyeri atau sensasi terbakar saat berhubungan seksual (CDC, 2021; Mayoclinic, 2021). Infeksi dapat terjadi ketika spesies candida secara superfisial menembus lapisan mukosa vagina dan menyebabkan respons inflamasi (NCBI, 2021).
Pada umumnya, pengobatan vulvovaginal cadidiadis adalah menggunakan obat antijamur yang dimasukkan melalui vagina seperti asam borat, nystatin, atau flucytosine. Selain itu, pengobatan vulvovaginal candidiadis dapat pula menggunakan dosis tunggal flukonazol yang diberikan secara oral.
Selama ini, telah terdapat beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi vulvovaginal candidiadis seperti krim intravaginal kloritmazol 1% dan 2%, krim mikonazole 2% dan 4%, miconazole supositoria vaginal, salep tioconazole 6,5%, krim butoconazole 2%, krim terconazole 0,4% dan 0,8%, supositoria terconazole, dan sediaan oral fluconazole.
Obat terbaru untuk pengobatan vulvovaginal candidiasis adalah Brexafemme dengan kandungan aktifnya yaitu Ibrexafungerp.
Ibrexafungerp adalah sejenis antifungi yang memiliki aktivitas sebagai inhibitor enzim β-1,3-glucan synthase yang merupakan unit pembangun dinding sel fungi yaitu β-1,3-glucan. Perbedaan Ibrexafungerp dari antifungal yang sudah ada adalah kemampuannya untuk menginhibisi sisi ikatan lain dari β-1,3-glucan synthase sehingga dapat tetap bekerja pada fungi yang resisten terhadap echinocandin (DrugBank, 2021).
Brexafemme merupakan obat candidiasis pertama yang bukan berasal dari golongan azole, serta merupakan golongan antifungal baru yang pertama disetujui FDA setelah 20 tahun. Sehingga Brexafemme merupakan antifungal triterpenoid pertama untuk vulvovaginal candidiasis.
Mekanisme antifungal golongan azole adalah inhibisi sintesis ergosterol yang merupakan sterol penyusun membran sel fungal. Namun beberapa spesies Candida mulai menjadi resisten terhadap antifungal azole, yang terjadi melalui berbagai mekanisme seperti perubahan binding site, terjadinya drug efflux dan sebagainya. Sehingga antifungal triterpenoid ini menjadi solusi yang baik karena memliki mekanisme yang berbeda, yaitu inhibisi glucan synthase, yaitu enzim yang berperan dalam biosintesis ß-(1,3)-D-glucan (penyusun dinding sel fungal).
Brexafemme terbukti memiliki aktivitas fungisidal yang baik terhadap berbagai strain Candida, bahkan terhadap spesies Candida yang resisten terhadap fluconazole (FDA, 2021; Gamal, 2021).
Brexafemme dibuat dalam bentuk sediaan tablet dengan bobot ibrexafungerp per tablet 150 mg. Untuk indikasi Vulvovagina candidiasis, dosis obat ini adalah diminum dua kali sehari dua tablet dengan total dosis perhari 600 mg atau empat tablet 150 mg. Kontraindikasi dari obat ini adalah keadaan hipersensitivitas dan kehamilan. Telah dibuktikan bahwa ibrexafungerp memiliki efek toksik terhadap janin pada percobaan praklinik. Berdasarkan penelitian klinis fase 3, efek samping yang sering muncul dari obat ini adalah diare, mual, sakit perut, pusing, dan muntah (FDA, 2021).
Daftar Pustaka
CDC. 2021. Vaginal Candidiasis. Tersedia secara online di https://www.cdc.gov/fungal/diseases/candidiasis/genital/index.html [diakses pada 15 Oktober 2021].
CDC. 2021. Vulvovaginal Candidiasis. Tersedia secara online di https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/candidiasis.htm [diakses pada 15 Oktober 2021].
FDA. 2021. Brexafemme. Tersedia secara online di https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2021/214900s000lbl.pdf. [diakses pada 15 Oktober 2021].
Gamal A, Chu S, McCormick TS, Borroto-Esoda K, Angulo D and Ghannoum MA. 2021. Ibrexafungerp, a Novel Oral Triterpenoid Antifungal in Development: Overview of Antifungal Activity Against Candida glabrata. Front. Cell. Infect. Microbiol. 11:642358.
Mayoclinic. 2021. Yeast infection (vaginal). Tersedia secara online di https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/yeast-infection/symptoms-causes/syc-20378999 [diakses pada 16 Oktober 2021].
NCBI. 2021. Vaginal Candidiasis. Tersedia secara online di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459317/ [diakses pada 16 Oktober 2021].
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…