Majalah Farmasetika – Alzheimer merupakan gangguan otak progresif ireversibel yang perlahan-lahan menghancurkan memori dan keterampilan berpikir, dan juga kemampuan untuk melakukan tugas-tugas sederhana.
Penyakit alzheimer ini ditandai dengan perubahan di otak termasuk plak amiloid dan neurofibrillary yang mengakibatkan hilangnya neuron dan koneksinya.
Perubahan ini mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengingat dan berpikir. Untuk pengobatan alzheimer, Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyetujui Aduhelm (aducanumab) digunakan sebagai pengobatan pertama.
Aduhelm ini merupakan pengobatan pertama yang disetujui untuk Alzheimer sejak 2003 dan merupakan terapi pertama yang menargetkan patofisiologi dasar penyakit Alzheimer.
Adulhelm disetujui menggunakan jalur persetujuan yang dipercepat, yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit serius atau yang mengancam jiwa yang memberikan keuntungan terapeutik dibandingkan dengan perawatan yang ada.
Para peneliti mengevaluasi kemanjuran Aduhelm dalam tiga studi terpisah yang mewakili 3.482 pasien. Dimana studi ini terdiri dari studi rentang dosis double-blind, acak, terkontrol plasebo pada pasien dengan penyakit Alzheimer.
Pasien yang menerima pengobatan mengalami pengurangan plak beta amiloid yang tergantung dosis dan waktu yang signifikan, sementara pasien dalam kelompok kontrol penelitian tidak mengalami pengurangan plak beta amiloid. Hasil ini mendukung persetujuan Aduhelm yang dipercepat, yang didasarkan pada titik akhir pengganti pengurangan plak beta amiloid di otak.
Plak beta amiloid dikuantifikasi menggunakan Positron Emission Tomography (PET) untuk memperkirakan tingkat otak dari plak beta amiloid dalam gabungan daerah otak yang diperkirakan akan terpengaruh secara luas oleh patologi penyakit Alzheimer dibandingkan dengan daerah otak yang diharapkan terhindar dari patologi tersebut.
Efek samping yang paling umum dari Aduhelm adalah Amyloid-related Imaging Abnormalities (ARIA), sakit kepala, jatuh, diare, dan kebingungan atau delirium atau perubahan status mental atau disorientasi. Adapun peringatan lain untuk Aduhelm adalah resiko reaksi hipersensitivitas, termasuk angioderma dan urtikaria (FDA, 2021).
Efikasi ADUHELM untuk pengobatan penyakit Alzheimer dievaluasi dalam dua studi klinis double-blind, acak, terkontrol plasebo, kelompok paralel, fase tiga EMERGE (Studi 1) dan ENGAGE (Studi 2) yang dilakukan pada pasien dengan Alzheimer tahap awal. Titik akhir utama yang dilihat pada penelitian ini adalah keterlambatan penurunan kondisi klinis pada pasien Alzheimer.
EMERGE memenuhi titik akhir primer, menunjukkan penurunan klinis, sementara ENGAGE gagal memenuhi titik akhir primer. Dalam studi fase 1b eksplorasi, 197 pasien diacak untuk menerima 10mg/kg ADUHELM ataupun plasebo. Sekitar 61% pasien yang mendapatkan ADUHELM menunjukan efek pada pengurangan plak amiloid-beta di otak.
Profil keamanan ADUHELM juga telah diujikan pada lebih dari 3.000 pasien yang setidaknya menerima satu dosis obat, dan dilaporkan bahwa salah satu efek samping yang paling sering terjadi selama pendeteksian menggunakan radiografi adalah Amyloid-related Imaging Abnormalities (ARIA) (FDA, 2021).
Dari website clinicaltrials.gov ditemukan terdapat 9 studi yang teregistrasi melakukan uji klinik ADUHELM. Studi (clinicaltrials.gov NCT01397539) menginvestigasi keamanan, tolerability, dan farmakokinetik dari aducanumab setelah pemberian single-dose pada pasien Alzheimer ringan-sedang. 53 pasien diikutsertakan, secara acak menerima aducanumab sebanyak 39 orang dan 14 orang menerima plasebo. Efek samping yang timbul paling banyak yaitu sakit kepala, diare, dan ISPA. ARIA-E teramati pada 3 pasien yang menerima dosis 60 mg/kg. ARIA-E tidak teramati pada pasien yang menerima dosis ≤ 30 mg/kg. Pada studi ini disimpulkan aducanumab pada dosis ≤ 30 mg/kg menunjukkan keamanan dan toleransi yang dapat diterima.
Terdapat juga studi (clinicaltrials.gov NCT04924140) yang masih dalam tahap pencarian partisipan uji klinik. Studi ini akan mengevaluasi bioavailabilitas dari dosis tunggal subkutan dibandingkan dengan dosis IV berbasis berat badan pada sukarelawan sehat.
Terdapat juga uji klinik yang dihentikan, misalnya studi (clinicaltrials.gov NCT03639987) yang dihentikan setelah analisis kesia-siaan dari uji fase 3 studi NCT02477800 dan NCT02484547.
ALGORITMA
Gambar: Algoritma Penatalaksanaan Demensia
(PDSSI,2015)
Diatas merupakan bagan algoritma penatalaksanaan Demensia, salah satunya pada penyakit Alzheimer. Beberapa obat yang digunakan yaitu terapi untuk faktor risiko vaskuler seperti antihipertensi, anti-lipid, anti diabetes, anti platelet, & antikoagulan. Untuk alzheimer dilakukan melalui pengobatan yang bersifat simtomatik dengan efikasi yang terbatas. Untuk alzheimer ringan-sedang dapat menggunakan AChEI, dan alzheimer sedang-berat menggunakan Donepezil dan/atau Memantine.
Donepezil digunakan untuk terapi penurunan kognisi pasien, Rivastigmin digunakan untuk dosis yang lebih tinggi, Galantamine akan memberi manfaat, namun perbaikannya hanya sedikit. Memantine dapat digunakan pada terapi sedang-berat (PDSSI,2015). Sedangkan terapi baru yang saat ini sedang ramai diperbincangkan yaitu Aduhelm atau Aducanumab.
Aduhelm adalah antibodi monoklonal dari manusia yang bereaksi dengan agregat beta-amiloid secara selektif. Terapi ini berupa hasil pengembangan dari antibodi selektif terhadap klon sel B, yaitu neo-epitopes dari agregasi beta-amiloid yang sifatnya patologi (Wijaya, 2019). Biaya yang digunakan sebagai klaim Biogen tidaklah murah. Hal ini menjadi penghalang yang tidak dapat diatasi bagi pasien penyakit alzheimer (Esang & Gupta, 2021).
DAFTAR PUSTAKA
Esang, M., & Gupta, M. (2021). Aducanumab as a Novel Treatment for Alzheimer’s Disease: A Decade of Hope, Controversies, and the Future. Cureus, 13(8), 10–13. https://doi.org/10.7759/cureus.17591.
FDA. 2021. ADUHELM (aducanumab-avwa) for The Treatment of Alzheimer Disease. Tersedai Online di https://www.clinicaltrialsarena.com/projects/aduhelm-aducanumab-avwa-alzheimers/. [Diakses 10 Oktober 2021].
FDA. 2021. FDA Grants Accelerated Approval for Alzheimer’s Drug. Tersedia Online di https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-grants-accelerated-approval-alzheimers-drug. [Diakses 13 Oktober 2021].
PDSSI. 2015. Panduan Praktik Klinik: Diagnosis dna Penatalaksanaan Demensia. Tersedia secara online di https://www.neurona.web.id/paper/PPK%20demensia.pdf .[diakses pada 10 Oktober 20201].
Wijaya, L. (2019). Penatalaksanaan Terkini Penyakit Alzheimer. 46(1), 62–63. http://www.caprion.com/medias/doc/posters-papers/proteocarta/CoooXX20166SSNN775.1222iomarkerr
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…