Categories: Vaksin

Mengenal Vaksin COVID-19 dari Janssen, Cukup Sekali Suntikan

Majalah Farmasetika – Pada tanggal 27 Februari 2021 Vaksin yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies of Johnson & Johnson untuk imunisasi aktif guna mencegah COVID-19, Johnson & Johnson mengumumkan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengeluarkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) untuk vaksin COVID-19 dosis tunggal.

Vaksin Janssen tiba di Indonesia pada hari Sabtu tanggal 11 September 2021 sebanyak 500.000 vaksin. Di Indonesia, vaksin ini didaftarkan oleh PT Integrated Health Indonesia (IHI) sebagai pemegang EUA. Izin penggunaan darurat (EUA) dikeluarkan oleh Badan POM pada tanggal 7 September 2021

Apa itu Vaksin Janssen dan Seberapa Efektif Vaksin Janssen?

Vaksin Janssen atau Vaksin J&J merupakan vaksin yang menggunakan teknologi dengan melibatkan virus vector atau virus hidup yang disebut adenovirus. Adenovirus yang digunakan merupakan adenovirus tipe 26 (Ad26) rekombinan atau adenovirus yang tidak dapat bereplikasi. Adenovirus sendiri merupakan penyebab umum infeksi saluran pernapasan. DNA dalam adenovirus dimodifikasi sehingga menghasilkan bagian penting dari partikel virus SARS-CoV-2 yang menjadi tujuan tubuh untuk mengembangkan respon imun
Kemanjuran vaksin J&J diuji dalam uji klinis yang melibatkan lebih dari 40.000 orang. FDA meninjau data bersama dengan informasi yang disediakan oleh Johnson & Johnson. Hasil dari uji klinis, menunjukan bahwa vaksin J&J dapat melindungi dari kasus COVID-19 ringan hingga sedang dan berat hingga kritis.

Bagaimana Mekanisme Vaksin Janssen?

Setelah dilakukan penyuntikan, Vaksin Johnson & Johnson mengirimkan DNA virus ke sel untuk membentuk spike protein, Adenovirus tidak dapat bereplikasi atau memperbanyak diri. Namun, Adenovirus akan bertindak sebagai Vektor dan membawa materi genetik atau DNA virus corona yang kemudian akan membuat sipke protein. Setelah sel menghasilkan spike protein, sistem kekebalan atau system imum menciptakan antibody terhadap spike protein sehingga melindungi dari infeksi dan menjaga agar tidak terjadi gejala yang berat.

Siapa saja Target Vaksin Janssen dan Berapa Dosis yang dibutuhkan?

Vaksin Janssen atau Vaksin J&J tidak diindikasikan untuk Individu berusia 18 tahun kebawah, individu dengan riwayat anafilaksis (reaksi alergi parah atau reaksi alergi langsung) dan juga individu dengan suhu tubuh lebih dari 38,5ºC

  • Menurut WHO Vaksin Janssen aman dan efektif pada orang dengan kondisi medis yang diketahui terkait dengan peningkatan risiko penyakit parah, seperti hipertensi, penyakit paru-paru kronis, penyakit jantung signifikan, obesitas, dan diabetes.
  • Vaksin Janssen direkomendasikan oleh WHO kepada wanita menyusui karena kemungkinan tidak menimbulkan risiko
  • WHO merekomendasikan penggunaan vaksin COVID-19 pada wanita hamil hanya jika manfaat vaksinasi bagi wanita hamil lebih besar daripada risiko yang kemungkinan akan terjadi

Vaksin Janssen hanya dilakukan satu kali pemberian atau hanya satu kali suntikan dengan dosis 0,5 ml secara intramuscular atau injeksi untuk mengantarkan vaksin ke dalam otot agar dapat diserap dengan cepat oleh pembuluh darah.

Mengapa Vaksin Janssen Hanya Satu Kali Suntikan Saja?

Pada saat uji klinis Vaksin J&J ditemukan bahwa satu dosis menghasilkan respons imun yang kuat dan stabil pada kebanyakan orang. Sehingga, Vaksin J&J hanya memerlukan satu suntikan saja.

Vaksin dengan dosis tunggal memiliki keuntungan, yakni dapat membantu mempercepat laju vaksinasi. Sehingga sangat membantu untuk mengurangi kasus COVID-19 dan mengurangi rawat inap dan kematian.

Apa Saja Efek Samping Vaksin Jhonson & Jhonson?

Sama seperti semua vaksin, Vaksin J&Jdapat menyebabkan efek samping meskipun tidak semua orang mendapatkannya. Sebagian besar efek samping terjadi dalam 1 atau 2 hari setelah mendapatkan vaksinasi tapi tidak perlu khawatir gejala akan hilang dalam beberapa hari. Gejala umum yang biasa didapatkan yaitu sakit kepala, mual, nyeri otot, nyeri saat disuntik, dan merasa sangat lelah

Sumber:

Angela. (27 May 2021). What We Know About The Effectivenes of the Johnson & Johnson COVID-19 Vaccines. [Tanggal sitasi 24 Desember 2021] Diakses dari https://www.healthline.com/health/adult-vaccines/johnson-and-johnson-vaccine-efficacy

World Health Organization. (2 September 2021). The Janssen Ad26.COV2.S COVID-19 vaccine: What you need to know. [Tanggal sitasi 24 Desember 2021] Diakses dari https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/the-j-j-covid-19-vaccine-what-you-need-to-know

CDC. (29 Oktober 2021). Johnson & Johnson’s Janssen COVID-19 Vaccine Overview and Safety. [Tanggal sitasi 21 Desember 2021] Diakses dari https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/vaccines/different-vaccines/janssen.html

Jhonson&Jhonson. (27 Februari 2021). Johnson & Johnson COVID-19 Vaccine Authorized by U.S. FDA For Emergency Use – First Single-Shot Vaccine in Fight Against Global Pandemic. [Tanggal Sitasi 24 Desember 2021] Diakses dari https://www.jnj.com/johnson-johnson-covid-19-vaccine-authorized-by-u-s-fda-for-emergency-usefirst-single-shot-vaccine-in-fight-against-global-pandemic

Klaritya Anisya

Share
Published by
Klaritya Anisya

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

3 hari ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

3 hari ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

3 hari ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

3 hari ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

7 hari ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

7 hari ago