Categories: Sediaan Farmasi

Senyawa di Ganja Bisa Mencegah Virus COVID-19 Masuk ke Sel Manusia

Majalah Farmasetika – Penelitian ini berdasarkan temuan yang dipimpin oleh Richard van Breeman, peneliti Pusat Inovasi Rami Dunia bagian Oregon, Sekolah Tinggi Farmasi, dan Institut Linus Pauling.

Penelitian tersebut diterbitkan 10 Januari 2022, dalam Journal of Natural Products.

“Golongan tanaman rami, dengan nama ilmiah Cannabis sativa, merupakan sumber serat, makanan, pakan ternak, bahan kosmetik, lotion tubuh, suplemen makanan, dan makanan” kata van Breemen.

Penelitian tersebut menemukan bahwa sepasang asam cannabinoid dapat mengikat protein spike SARS-CoV-2 sehingga menghalangi langkah penting virus dalam proses menginfeksi manusia. Senyawa tersebut adalah asam cannabigerolat (CBGA), asam cannabidiolat (CBDA).

“Asam cannabinoid berlimpah di rami dan ekstrak rami” kata van Breemen.

Senyawa tersebut dapat dikonsumsi secara oral dan aman untuk jangka panjang pada manusia.

“Senyawa tersebut bukan zat yang dikendalikan seperti THC, bahan psikoaktif ganja, dan memiliki profil kemanan yang baik pada manusia. Penelitian kami menunjukkan bahwa senyawa rami memiliki efek terhadap inhibisi varian SARS-CoV-2, termasuk varian B.1.1.7 dan B.1.351” tambah van Breeman. Kedua varian tersebut dikenal sebagai varian alpha dan beta.

Setiap bagian siklus infeksi dan replikasi merupakan target potensial untuk intervensi antivirus dan domain pengikat protein spike ke reseptor permukaan sel manusia ACE2. ACE2 banyak terdapat di membran luar sel endotel di paru-paru dan organ lain.

Tim peneliti yang terdiri dari van Breemen, Ruth Muchiro dari Institut Linus Pauling jurusan Farmasi dan lima peneliti dari Universitas Negeri Oregon mengidentifikasi dua asam cannabinoid melalui teknik skrining berbasis spektrometri massa seleksi afinitas (AS-MS) Tim melakukan skrining berbagai tumbuhan yang digunakan sebagai suplemen makanan termasuk semanggi merah, ubi liar, hop, dan tiga spesies licorice.

Metode ini melibatkan inkubasi target obat protein spike dengan campuran ligan yang dapat mengikatnya dari ekstrak tumbuhan. Kompleks ligan-reseptor kemudian disaring dan dipisahkan.

Perbedaan CBD, CBDA, CBGA, dan Ganja

CBD

CBD, singkatan dari cannabidiol, tidak menghasilkan efek psikoaktif. Senyawa ini digunakan untuk minyak, permen karet, lotion, krim, dan produk lainnya. Rami mengandung banyak CBD. CBD diaktifkan pada tanaman rami dari bentuk aslinya, CBDA.

CBDA

CBDA, yang dikenal asam cannabidiolat, disekresikan di batang, daun, dan bunga tanaman cannabis (ganja dan rami). Ketika tanaman mengalami aktivasi melalui proses pemanasan asam ini akan hilang dan mengaktifkan CBD.

CBGA

CBGA, yang disebut sebagai asam cannabigerolat, dianggap sebagai “induk cannabinoid”. Hal ini karena CBGA dapat terbentuk CBD, CBDA, atau THC. Senyawa CBGA mirip dengan cannabinoid lainnya. Senyawa ini tidak memabukkan. Enzim sintase dapat mengubah CBGA menjadi THCA, molekul yang tidak aktif yang berubah menjadi THC setelah pemanasan.

Ganja

Produk ganja mengandung THC yang tinggi. Senyawa ini merupakan psikoaktif yang dapat membuat mabuk.

Sumber

Haddad, K. 2022. Cannabis and COVID: Key Differences Between CBD, CBDA, and CBGA. Diakses 16 Januari 2022 melalui https://www.clickondetroit.com/health/2022/01/13/cannabis-and-covid-key-differences-between-cbd-cbda-and-cbga/

Universitas Negeri Oregon. Cannabinoids from Hemp Prevent COVID-19 Coronavirus from Entering Human Cells. Diakses 16 Januari 2022 melalui https://scitechdaily.com/cannabinoids-from-hemp-prevent-covid-19-coronavirus-from-entering-human-cells/

Richard, B., Ruth, N., et al. 2022. Cannabinoids Block Cellular Entry of SARS-CoV-2 and the Emerging Variants. Journal of Natural Products.

M. Dzaki Naufal Ramadhan

A student of Bandung Institute of Technology majoring in Pharmaceutical Science and Technolgy batch 2019. Ambitious person to explore the world, especially work and want to make a progress every single day, likes to work effectively and efficiently, more a practical person, think out of the box, and like being different in my surroundings.

Share
Published by
M. Dzaki Naufal Ramadhan

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

3 hari ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

3 hari ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

3 hari ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

3 hari ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

7 hari ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

7 hari ago