Categories: BeritaRiset

Konektivitas Fungsional Otak Bisa Prediksi Kreativitas Individu

Majalah Farmasetika – Para peneliti telah mengidentifikasi hubungan antara kreativitas waktu nyata, struktur memori semantik, dan konektivitas fungsional di otak.

Kelompok Emmanuelle Volle di Paris Brain Institute dan kolaborator internasional untuk pertama kalinya membangun hubungan antara kreativitas kehidupan nyata, struktur memori semantik, dan konektivitas fungsional otak.

Hasilnya, yang diterbitkan di Science Advances , menunjukkan bahwa kreativitas kehidupan nyata bergantung pada perbedaan individu dalam organisasi memori semantik yang dapat diprediksi dari konektivitas fungsional otak.

Kreativitas adalah fungsi kognitif yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk memecahkan masalah, mengatasi perubahan, dan berinovasi. Dalam ilmu saraf, biasanya didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan sesuai dengan konteks tertentu. Dalam kehidupan nyata, kami menerapkan kapasitas ini dalam berbagai kegiatan, termasuk, misalnya, seni visual, sains, musik, atau menulis, di mana kami dapat mencapai berbagai tingkat pencapaian.

Menurut teori kreativitas asosiatif, pemikiran kreatif bergantung, setidaknya sebagian, pada organisasi asosiasi dalam memori semantik, yaitu, pada cara elemen pengetahuan kita terhubung satu sama lain.

“Oleh karena itu, organisasi koneksi dalam memori semantik dapat menentukan kemampuan kita untuk menghubungkan konsep yang jauh dengan cara baru dan dapat bervariasi antar individu. Namun, mekanisme otak yang mendasari hubungan antara organisasi memori semantik dan kreativitas masih harus dieksplorasi,” kata Marcela Ovando-Tellez, penulis utama studi tersebut.

Tantangan diterima, oleh kelompok Emmanuelle Volle di Paris Brain Institute, dan kolaborator mereka, Mathias Benedek (University of Graz, Austria) dan Yoed Kenett (Technion—Israel Institute of Technology, Israel). Penulis menggunakan tugas penilaian keterkaitan semantik, meminta peserta untuk menilai hubungan semantik antara beberapa pasangan kata selama akuisisi fMRI. Berdasarkan peringkat ini, mereka membangun peta individu dari asosiasi semantik berpasangan yang disebut jaringan semantik.

Organisasi jaringan semantik dieksplorasi menggunakan alat berbasis jaringan dan terkait dengan kreativitas. Untuk menilai kreativitas kehidupan nyata, peserta diminta untuk mengisi kuesioner tentang aktivitas dan pencapaian kreatif mereka di delapan domain termasuk sastra, memasak, musik, olahraga, seni pertunjukan, sains, dan teknik.

Pertama, hasil mereka menunjukkan bahwa organisasi jaringan memori semantik memprediksi kreativitas kehidupan nyata individu. Ini menunjukkan bahwa peserta dengan aktivitas dan pencapaian kreatif yang lebih tinggi memiliki jaringan memori semantik yang kurang terpisah dan lebih efisien.

Kedua, penulis mengeksplorasi konektivitas fungsional otak selama tugas dan mengidentifikasi pola konektivitas fungsional spesifik yang memprediksi organisasi jaringan semantik yang mendorong kreativitas, yaitu jaringan yang kurang terpisah. Akhirnya, dan “menutup lingkaran”, organisasi jaringan semantik individu tersebut memediasi hubungan antara konektivitas otak dan kreativitas kehidupan nyata.

“Keaslian penelitian kami adalah untuk menghubungkan tiga tingkat penyelidikan, perilaku dalam kehidupan nyata, proses kognitif dan otak, dengan menggabungkan pendekatan komputasi yang dikembangkan baru-baru ini untuk memprediksi fungsi kognitif kompleks dari konektivitas otak dan untuk mengeksplorasi jaringan semantik individu” tambah Emmanuelle Volle , penulis terakhir studi ini.

Secara keseluruhan, hasil ini memberikan pemahaman baru tentang beberapa mekanisme neurokognitif individu yang mendasari perilaku kreatif kehidupan nyata.

Referensi jurnal :
Ovando-Tellez, M., Kenett, Y.N., Benedek, M., Bernard, M., Belo, J., Beranger, B., Bieth, T., dan Volle, E. 2021. Brain connectivity-based prediction of real-life creativity is mediated by semantic memory structure. bioRxiv. doi.org/10.1101/2021.07.28.453991.

Ayu Dewi Widaningsih

Pharmacy Student

Share
Published by
Ayu Dewi Widaningsih

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

3 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago