Majalah Farmasetika – Kebanyakan orang dengan Omicron kemungkinan tidak menyadari bahwa telah terinfeksi COVID-19.
Hal ini diketahui menurut sebuah penelitian di JAMA Network Open, yang mengatakan 56% orang yang memiliki varian virus corona Omicron tidak menyadari infeksi mereka.
Dan itu memiliki sisi positif dan negatifnya, tergantung pada bagaimana Anda melihatnya, menurut majalah Time.
“Ini kabar baik, dalam beberapa hal, karena menggarisbawahi fakta bahwa Omicron cenderung menyebabkan gejala yang relatif ringan (atau tidak ada gejala sama sekali) pada orang yang divaksinasi,” kata Time.
“Kelemahannya adalah banyak orang kemungkinan menyebarkan virus secara tidak sengaja.” Ungkap majalah Time.
Studi ini mengamati 210 pasien rumah sakit dan karyawan di daerah Los Angeles. Lebih dari setengah orang yang dites positif tidak mengetahuinya — karena mereka tidak memiliki gejala, atau mereka berasumsi bahwa mereka hanya menderita pilek atau alergi.
“Temuan ini mendukung data awal dari seluruh dunia yang menunjukkan bahwa sepanjang pandemi, di mana saja dari 25% hingga 40% infeksi SARS-CoV-2 tidak menunjukkan gejala, yang menghadirkan tantangan bagi pejabat kesehatan masyarakat yang mencoba mengendalikan penyebaran virus,” lapor Time.
Studi ini menemukan bahwa kesadaran akan infeksi meningkat setelah tes di rumah tersedia tahun ini. Sekitar tiga perempat orang pada Januari dan Februari tidak tahu status mereka, misalnya.
“Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran infeksi varian Omicron yang rendah mungkin menjadi kontributor utama penularan virus yang cepat dalam komunitas,” tulis para penulis.
“Mengingat bahwa ketidaksadaran infeksi aktif menghalangi intervensi yang diprakarsai sendiri, seperti pengujian dan isolasi diri, bahkan tingkat infeksi yang tidak terdiagnosis yang sederhana dapat berkontribusi pada penularan tingkat populasi yang substansial.” Lanjutnya.
Sumber
Most People With Omicron Don’t Know They’re Infected https://www.medscape.com/viewarticle/979471
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…