Berita

Mari Pahami Berbagai Metode Perhitungan Kriteria Penerimaan (MACO) dalam Validasi Pembersihan

Majalah Farmasetika – Validasi pembersihan (Cleaning Validation) merupakan upaya pemastian terhadap proses pembersihan yang bertujuan untuk menghilangkan kontaminan dari produk yang diproduksi sebelumnya, residu agen pembersih serta mengendalian kontaminan mikroba. Menurut CPOB (2018) validasi pembersihan ialah tindakan pembuktian yang didokumentasikan untuk menghilangkan produk sebelumnya atau bahan pembersih yang dipakai pada peralatan sampai batas residu maksimum yang dianggap aman. Prosedur pembersihan hendaklah divalidasi. Secara umum validasi pembersihan hendaklah menggambarkan situasi dimana kontaminasi menyebabkan risiko tertinggi pada mutu produk.

Prosedur pembersihan wajib dilakukan setiap pergantian produk pada permukaan peralatan yang kontak dengan produk maupun bagian yang tidak bersentuhan langsung namun beresiko terkontaminasi akibat migrasi produk selama proses produksi. Metode yang digunakan untuk mendeteksi residu atau kontaminan harus spesifik untuk zat yang akan diuji dan memberikan sensitivitas yang mencerminkan tingkat kebersihan yang ditentukan dapat diterima. Protokol validasi pembersihan hendaklah menetapkan kriteria penerimaan. Berikut beberapa metode perhitungan yang dapat digunakan:

1. Health-Based Data

Prinsip perhitungan metode Health-Based Data adalah menghitung sisa residu produk sebelumnya yang dapat diterima ke produk berikutnya berdasarkan nilai HBEL. Penentuan nilai MACO (Maximum Allowable Carryover) berdasarkan nilai HBEL (Health-Based Exposure Limit) dapat dihitung menggunakan rumus ADE (Acceptable Daily Exposure) atau PDE (permitted Daily Exposure).

MACO = (HBELprev x MBSnext x PF) / (TDDnext x SF)

Keterangan:

  • MACO = Maximum Allowable Carryover
  • HBEL = Health-Based Exposure Limit (mg/day) dari produk sebelumnya
  • MBSnext = Minimum batch size produk selanjutnya
  • TDDnext = Maximum Therapeutic Daily Dose produk selanjutnya (mg/day)
  • PF = Purging Factor
  • SF = Safety factor 

Penentuan nilai HBEL berdasarkan nilai ADE atau PDE dihitung menggunakan rumus berikut (mg/hari):

ADE = (POD X BW) / (UFc x MF X PK)

PDE = (POD X BW) / (F1 X F2 X F3 X F4 X F5)

Keterangan:

  • ADE = Acceptable Daily Exposure (mg/hari)
  • PDE = Permitted Daily Exposure (mg/hari)
  • POD = Point of Departure
  • BW = Body Weight, berat rata-rata orang dewasa
  • UFc = Composite Uncertainty Factor
  • MF = Modifying Factor
  • PK = Pharmacokinetic Adjustment
  • F1-F5 = Faktor penyesuaian untuk memperhitungkan ketidakpastian

2. General Limit

Metode general limit sering kali ditetapkan sebagai batas atas konsentrasi maksimum (MAXCONC) dari residu yang mengkontaminasi pada produk batch berikutnya. Perhitungannya menggunakan rumus:

MACO = MaxConc x MBSnext

Keterangan:

  • MACO = Maximum Allowable Carryover
  • MAXCONC = Batas umum konsentrasi maksimum (mg/kg atau ppm) dari produk sebelumnya yang diperbolehkan pada produk selanjutnya
  • MBSnext = Minimum Batch Size produk selanjutnya

3. Therapeutic Daily Dose

Metode perhitungan ini dapat dilakukan apabila diketahui TDD zat aktif produk menggunakan rumus:

MACO = (TDDprevious x MBS next) / (SF X TDDnext)

Keterangan:

  • MACO = Maximum Allowable Carryover
  • TDDprevious = Therapeutic Daily Dose produk sebelumnya (mg/day)
  • MBSnext = Minimum Batch Size produk selanjutnya
  • SF = Safety Factor
  • TDDnext = Therapeutic Daily Dose produk selanjutnya (mg/day)

Referensi

APIC. 2021. Guidance on Aspects of Cleaning Validation in Active Pharmaceutical Ingredient Plants.

BPOM. 2018. Cara Pembuatan Obat yang Baik. BPOM. Jakarta.

Mahajan, A. Review on Selection of Worst Case Product for Cleaning Validation. Research & Review: Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 10(3):1-2.

Wanda Noviandhani

Share
Published by
Wanda Noviandhani

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

3 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago