Majalah Farmasetika – Hasil utama dari uji klinis fase 4 bernama VESTIGE menunjukkan bahwa individu dengan asma sedang hingga parah yang tidak terkendali dengan fenotipe eosinofilik atau yang bergantung pada kortikosteroid oral yang mengonsumsi dupilumab (Dupixent; Sanofi) mengalami pengurangan signifikan dalam peradangan saluran udara, menurut rilis pers dari perusahaan tersebut. Selain itu, obat ini menunjukkan pengurangan yang lebih besar dalam penumpukan lendir di paru-paru (plak lendir) dan peningkatan yang lebih besar dalam volume dan aliran saluran udara.
Data ini disajikan sebagai poster pembukaan, bekerja sama dengan Regeneron, dalam sesi di American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology Annual Meeting 2024.
“Dengan menggunakan pencitraan fungsional pada sistem pernapasan untuk menghasilkan visualisasi 3D, kami dapat melacak perkembangan penyakit asma dan efikasi biologis dengan akurasi yang jauh lebih besar daripada metode tradisional seperti spirometri. Temuan ini memperkuat efikasi dupilumab dalam meningkatkan aliran udara di paru-paru dan pentingnya mengurangi penumpukan lendir dalam pengelolaan asma,” kata Njira Lugogo, MD, MS, direktur program asma di Divisi Pulmonologi & Perawatan Intensif di University of Michigan, seperti yang disampaikan dalam rilis pers.
3 Hal Utama yang Dapat Diambil Dupilumab efektif dalam mengurangi peradangan saluran udara dan perubahan fungsional dalam volume saluran udara pada individu dengan asma sedang hingga parah yang tidak terkendali dengan fenotipe eosinofilik atau dengan asma yang bergantung pada kortikosteroid oral. Studi menggunakan pencitraan fungsional pada sistem pernapasan untuk menghasilkan visualisasi 3D, yang memungkinkan peneliti melacak perkembangan penyakit asma dan efikasi biologis dengan akurasi yang jauh lebih besar daripada metode tradisional seperti spirometri. Studi melibatkan 109 individu berusia 21 hingga 70 tahun yang memiliki asma sedang hingga parah yang tidak terkendali dan biomarker tipe 2 yang tinggi. Dalam periode pengobatan selama 24 minggu, para peneliti merandomkan pengobatan 2:1 untuk 300 mg dupilumab atau plasebo sesuai dengan dosis yang cocok setiap 2 minggu, dengan 72 individu dan 37 individu masing-masing.
Dalam uji klinis VESTIGE, para peneliti melakukan uji klinis fase 4 yang acak, ganda buta, dan berkontrol plasebo yang mengevaluasi efikasi dupilumab terhadap peradangan paru-paru dan perubahan struktural/fungsional dalam volume saluran udara, sesuai dengan rilis pers. Mereka melibatkan 109 individu berusia 21 hingga 70 tahun yang memiliki asma sedang hingga parah yang tidak terkendali dan biomarker tipe 2 yang tinggi. Dalam periode pengobatan selama 24 minggu, para peneliti merandomkan pengobatan 2:1 untuk 300 mg dupilumab atau plasebo sesuai dengan dosis yang cocok setiap 2 minggu, dengan 72 individu dan 37 individu masing-masing.
Titik akhir utama mencakup proporsi individu yang mencapai tingkat oksida nitrat ekspirasi fraksional (FeNO) kurang dari 25 bagian per miliar (ppb) dan perubahan persentase dari baseline hingga 24 minggu dalam volume saluran udara pada kapasitas total paru-paru, sesuai dengan rilis pers. Sebagai titik akhir sekunder, para peneliti mengevaluasi perubahan persentase dari baseline pada 24 minggu dalam resistensi saluran udara distal yang tidak dipotong untuk volume paru-paru pada kapasitas total paru-paru serta perubahan dari baseline pada 24 minggu dalam skor lendir paru-paru global.
Hasil menunjukkan bahwa sekitar 56,9% individu yang mengonsumsi dupilumab mengalami pengurangan signifikan dalam peradangan saluran udara dengan FeNO kurang dari 25 ppb dibandingkan dengan sekitar 10,8% individu yang mengonsumsi plasebo. Juga terdapat pengurangan yang lebih besar dalam skor plak lendir dengan dupilumab dan peningkatan dengan plasebo. Terdapat perbedaan -4,9 antara dupilumab dan plasebo, sesuai dengan rilis pers.
Selain itu, dupilumab juga mengurangi volume lendir pada minggu ke-24 jika dibandingkan dengan plasebo. Menurut siaran pers, jumlah dan volume sumbat lendir dapat terlihat dengan jelas dalam tomografi terkomputasi. Terdapat juga peningkatan dalam fungsi paru dengan dupilumab dibandingkan dengan plasebo dalam volume saluran udara pada kapasitas paru total dan resistansi saluran udara pada kapasitas paru total, sesuai dengan hasil yang disajikan.
Selain itu, profil keamanan dupilumab konsisten dengan apa yang telah diamati pada asma sedang hingga berat, dengan peristiwa yang paling umum adalah gangguan jantung, gangguan vaskular, infeksi dan infestasi, reaksi di tempat suntikan, dan COVID-19, sesuai dengan siaran pers.
Media Update: Dupixent continues scientific leadership with late-breaking results showing reduced airway inflammation and mucus plugging in adults with uncontrolled moderate-to-severe asthma. News release. February 24, 2024. Accessed March 1, 2024. https://www.sanofi.com/en/media-room/press-releases/2024/2024-02-24-13-00-00-2834714
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…