Berita

Pelantikan Pimpinan Konsil Kesehatan Dianggap Kontroversial

Majalah Farmasetika – Pelantikan Pimpinan Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Senin (14/10/2024) di Jakarta telah menimbulkan kontroversi dan kritik dari Tim Adhoc Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI).

Tim tersebut mempertanyakan proses seleksi yang dianggap kurang transparan dan tidak aspiratif, serta diduga melibatkan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Kontroversi ini bermula dari terbitnya Keputusan Presiden Nomor 69/M Tahun 2024 pada 11 Oktober 2024, yang mengakhiri keanggotaan Konsil Kedokteran Indonesia dan anggota Konsil Tenaga Kesehatan lainnya, serta mengangkat pimpinan KKI yang dipandang memiliki cacat hukum.

Tim KTKI menyatakan bahwa perubahan regulasi dari KTKI ke KKI tidak melibatkan proses yang terbuka dan partisipatif. Salah satu perhatian utama adalah pelantikan drg Aryanti Arnaya, mantan Dirjen Nakes Kemenkes, yang tetap dilantik meskipun telah pensiun pada 30 September 2024, sebagai wakil unsur pemerintah di KKI.

Padahal, sejak 1 Oktober 2024, drg Aryanti tidak lagi berstatus ASN, sehingga muncul pertanyaan besar terkait keterwakilan unsur pemerintah dalam kepemimpinannya.

Selain itu, diketahui bahwa drg Aryanti sedang dalam pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi Alat Pelindung Diri (APD) dari Dana Covid-19 tahun 2019. Hal ini semakin memperkuat dugaan adanya praktik KKN dalam pelantikan tersebut.

Keanehan lain juga muncul ketika drg Aryanti, yang sebelumnya merupakan bagian dari panitia seleksi (pansel), justru dilantik sebagai pimpinan KKI. “Sangat aneh, ada seorang pansel yang justru dilantik menjadi pimpinan,” ujar Tim Adhoc KTKI dalam rilisnya.

Selain itu, Sundoyo, yang juga bertugas sebagai pansel, ikut dilantik sebagai Ketua Majelis Disiplin Profesi. “Ini seperti dagelan yang ditunjukkan Kemenkes kepada masyarakat,” kritik salah satu anggota Tim Adhoc KTKI.

Tim KTKI juga menyoroti masa bakti KTKI yang masih berlaku hingga 2027 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31/M Tahun 2022, namun tidak dihargai oleh Kemenkes yang melantik pimpinan KKI baru tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Menanggapi hal ini, Tim Adhoc KTKI menuntut agar kepengurusan KTKI dilanjutkan hingga 2027, atau jika diberhentikan lebih awal, mereka meminta kompensasi dengan hak-hak yang tetap diberikan.

Mereka juga mendesak agar kepengurusan KKI yang baru dibubarkan karena dinilai cacat administrasi dan menuntut proses seleksi ulang yang lebih transparan dan berkualitas.

“Proses seleksi kemarin hanya formalitas, tidak profesional, dan hanya demi kepentingan segelintir orang. Wawancara saja hanya berlangsung 3 menit, itupun jawaban peserta sudah dipotong oleh pansel,” tegas Tim KTKI.

Kasus ini telah menarik perhatian publik, terutama mengenai integritas proses seleksi dan pelantikan di institusi kesehatan nasional yang seharusnya bebas dari praktik KKN. Tim Adhoc KTKI berharap adanya langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini guna menjaga kredibilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga kesehatan di Indonesia.

Sumber:

Pelantikan Pimpinan KKI Picu Kontroversi dan Kritik Tajam. https://www.beritabersatu.com/2024/10/14/pelantikan-pimpinan-kki-picu-kontroversi-dan-kritik-tajam/

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Pentingnya Peran Apoteker dalam Registrasi Obat di Aplikasi Asrot

Majalah Farmasetika - Obat tradisional telah digunakan secara turun-temurun sebagai alternatif atau pelengkap dalam pengobatan…

1 hari ago

Mengapa Validasi Proses Penting di Industri Farmasi?

Majalah Farmasetika - Industri farmasi memiliki tanggung jawab besar dalam memproduksi obat yang aman, efektif,…

2 hari ago

FDA Menyetujui Vimseltinib untuk Pengobatan Pasien Dewasa dengan TGCT Simptomatik

Majalah Farmasetika - FDA telah menyetujui vimseltinib (Deciphera Pharmaceuticals) untuk pengobatan pasien dewasa dengan tenosynovial…

2 minggu ago

FDA Memberikan Penunjukan Fast Track untuk 67Cu-SAR-bisPSMA dalam Pengobatan Kanker Prostat

Majalah Farmasetika - FDA telah memberikan penunjukan fast track (FTD) untuk 67Cu-SAR-bisPSMA (Clarity Pharmaceuticals), yang…

2 minggu ago

Chenodiol, Pengobatan Pertama untuk Cerebrotendinous Xanthomatosis, Mendapat Persetujuan FDA

Majalah Farmasetika - FDA telah menyetujui tablet chenodiol (Ctexli; Mirum Pharmaceuticals) untuk pengobatan cerebrotendinous xanthomatosis…

2 minggu ago

FDA Berikan Penunjukan Terapi Terobosan untuk SkinTE dalam Pengobatan Luka Kaki Diabetes

Majalah Farmasetika - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) secara resmi memberikan penunjukan…

2 minggu ago