Majalah Farmasetika (Ed.4/Juni 2016). Bakteri resisten terhadap obat dapat memiliki dampak buruk pada pasien. Setiap tahun di Amerika Serikat setidaknya 2 juta orang terinfeksi dengan bakteri yang tidak menanggapi terapi antibiotik saat ini, yang mengarah langsung ke 23.000 kematian.
Analisis independen memperkirakan angka kematian secara global di dunia pada sekitar 700.000 tahun, sosok yang bisa mencapai 10 juta per tahun dengan di 2050 jika penemuan terapi baru gagal untuk mengimbangi munculnya fenomena ‘superbug’ . [Baca : Bakteri Super Kebal Antibiotik yang Ditakutkan Para Ahli Kini Hadir Di Amerika]
Novartis telah bergabung dengan lebih dari 80 perusahaan farmasi dan bioteknologi internasional terkemuka untuk menyerukan secara global yang merupakan suatu organisasi dengan pemerintah terhadap munculnya infeksi yang resistan terhadap obat.
Novartis tidak hanya memiliki sejarah panjang dalam mengembangkan pengobatan antibiotik untuk melawan infeksi bakteri. Pembagian pengembangan obat generik di perusahaan, Sandoz yang juga produsen antimikroba generik terbesar di dunia. Sekitar 66 juta pasien mengambil obat Novartis untuk mengatasi infeksi bakteri setiap tahun dan perusahaan bekerja untuk memperluas akses ke perawatan ini di pasar terlayani di seluruh dunia.
Generik berkualitas tinggi obat anti-infektif adalah bagian penting dari penyediaan layanan kesehatan global, yang mendukung prosedur bedah yang paling umum dan pengobatan seperti kemoterapi serta mengobati infeksi bakteri akut. Lebih dari 70% dari anti-infeksi dijual secara global adalah obat generik.
Novartis terus melakukan penelitian antibiotik baru untuk penyakit menular yang paling dahsyat. Pendekatannya adalah dua kali lipat. Pertama, perusahaan ini mengoptimalkan kelas yang diketahui antibiotik dimana menjadi lebih efektif. Kedua, para peneliti sedang bekerja untuk mengembangkan generasi baru dari antimikroba yang dapat memerangi superbug.
“Penyakit menular tidak akan pernah bisa diberantas karena bakteri akan terus berkembang dalam menanggapi pengobatan,” kata Don Ganem, kepala Unit Novartis Infectious Diseases. “Tujuannya adalah untuk mengelola, bukan menghilangkan masalah. Kita perlu mengembangkan antibiotik baru yang berada di depan resistensi obat mutasi. Kami berkomitmen untuk pekerjaan kami di daerah ini menantang ilmu pengetahuan. ”
Sumber : https://www.novartis.com/news/novartis-moves-address-superbug-threat?hootPostID=8cbf6dba18bf0bd8e04a44f587dd8fd1
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…