Farmasetika.com – Kanker ovarium, tuba falopi, atau peritoneal primer merupakan kanker jaringan yang menutupi ovarium atau lapisan tuba falopi atau dinding perut (peritoneum). National Cancer Institute memprediksi pada tahun 2017 kanker ovarium akan terjadi pada 22.000 wanita dan memakan korban jiwa lebih dari 14.000 wanita.
Pada bulan Maret 2017 lalu, FDA Amerika menyetujui perilisan obat niraparib (Zejula®) yang diproduksi oleh TESARO.
Zejula® merupakan penghambat enzim poli ADP-ribosa polymerase (PARP), yang sangat selektif untuk PARP1 dan PARP2. PARP ini terlibat dalam mendeteksi kerusakan DNA dan dapat meningkatkan perbaikan.
Penghambatan aktivitas enzimatik PARP1 dan PARP2 menyebabkan kerusakan DNA, apoptosis, dan kematian sel kanker. Zejula® menginduksi sitotoksisitas pada sel tumor dengan defisiensi BRCA1/2
“Terapi perawatan merupakan bagian penting dari regimen pengobatan kanker untuk pasien yang telah melakukan pengobatan primer dengan respon yang positif,” ucap Richard Pazdur, direktur Oncology and Hematology Products, FDA.
“Zejula menawarkan pilihan pengobatan baru pada pasien untuk membantu penundaan pertumbuhan kanker, terlepas dari apakah mereka memiliki mutasi genetik tertentu” tutupnya.
Pada proses pengembangannya, uji klinis fase 3 pada Zejula® dilakukan dengan melibatkan 553 pasien kanker ovarium yang memiliki respon yang baik terhadap kemoterapi berbasis platina. Pasien dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pasien yang merupakan karrier mutase BRCA (gBRCAmut) dan non-gBRCAmut. Pada setiap kelompok, pasien dirandomisasi 2:1 dan diberikan 300 mg niraparib atau plasebo per hari selama 28 hari.
Zejula® tersedia dalam bentuk kapsul berwarna putih-ungu 100 mg dengan zat aktif niraparib, zat pengisi kapsul magnesium stearat dan laktosa monohidrat, serta cangkang kapsul yang terdiri dari titanium dioksida, gelatin, dan pewarna FD&C Blue #1, FD&C Red #3, FD&C Yellow #5. Obat ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal dengan rekomendasi dosis 300 mg atau 3 kapsul sekali sehari yang dapat diminum sebelum atau setelah makan. Sejauh ini, tidak ada obat yang dinyatakan kontraindikasi terhadap Zejula®.
Dibandingkan obat kanker ovarium lainnya, Zejula® jauh lebih unggul dengan tingkat efikasinya yang tinggi terhadap pengobatan pasien kanker ovarium. Walaupun dapat menimbulkan efek samping hematologis, Zejula® dapat menjadi harapan baru untuk pasien kanker ovarium yang kambuh dan sudah sentitif terhadap kemoterapi berbasis platina.
Sumber:
Mirza M. R., et al. 2016. Niraparib Maintenance Therapy in Platinum-Sensitive, Recurrent Ovarian Cancer. N Engl J Med. 375(22):2154-2164.
Niraparib (ZEJULA). https://www.fda.gov/drugs/informationondrugs/approveddrugs/ucm548487.htm. Accessed November 19, 2017.
FDA approves maintenance treatment for recurrent epithelial ovarian, fallopian tube or primary peritoneal cancers. https://www.fda.gov/NewsEvents/Newsroom/PressAnnouncements/ucm548948.htm. Accessed November 19, 2017.
Prescibing Information for Zejula. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2017/208447lbl.pdf. Accessed November 19, 2017.
Penulis : Reni Hernawati, Arifa Hamida, Dila Triarini, Nurulita Dina Ulfah, Asti Destilia Safrudin, Ernestine Arianditha P., dan Ranti Juniarti.
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…