Farmasetika.com – Diabetes merupakan salah satu momok yang menakutkan di Indonesia, karena dari hari ke hari, jumlah penderita diabetes di Indonesia semakin meningkat. Indonesia sendiri terhitung menjadi salah satu negara dengan penderita diabetes terbanyak di dunia. Indonesia berada di posisi keempat setelah India, Cina, dan Amerika Serikat.
Diabetes menempati urutan ke-6 sebagai penyakit paling mematikan di Indonesia. Di Indonesia, penderita diabetes yang meninggal pada umur 30-69 tahun mencapai 48.300 orang.
Sedangkan penderita yang meninggal di atas 70 tahun akibat penyakit ini mencapai 51.100 orang.
Pada tahun 2013, penderita diabetes yang ada di Indonesia berjumlah sekitar 9,1 juta jiwa. Menurut Data International Diabetes Federation, pada 2015 penderita diabetes yang ada di Indonesia menyentuh angka 10 juta jiwa.
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Insulin adalah hormon yang mengatur gula darah. Hiperglikemia, atau peningkatan kadar gula darah, merupakan efek umum diabetes yang tidak terkontrol dan seiring berjalannya waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah (WHO, 2017).
Tak jarang orang mengatakan bahwa diabetes ini merupakan ibu dari segala penyakit. Karena diabetes dapat menjadi penyebab timbulnya gejala atau penyakit komplikasi lainnya, seperti jantung, ginjal, stroke, penyakit saraf, amputasi kaki, kebutaan dan masih banyak lagi.
Diabetes menjadi penyakit yang mematikan karena dapat menyerang semua organ tubuh manusia dan menimbulkan keluhan. Riwayat dari diabetes dapat disebabkan oleh faktor penanganan yang meliputi aktivitas fisik, diet, terapi obat, dan pemantauan glukosa darah (Trisnawati, 2013).
Untuk menjaga kadar gula darah dalam rentang yang aman, sebagian penderita diabetes memerlukan suntikan insulin. Suntik insulin dilakukan dengan cara menyuntikkanya kedalam jaringan lemak yang ada di bawah kulit. Dapat juga melalui injeksi intramuskular atau intravena atau infus intravena sesuai kebutuhan.
Insulin sendiri merupakan sebuah hormone polipeptida yang disekresikan oleh pancreas yang mengatur metabolisme karbohidrat. Insulin menyebabkan sel pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui transporter glukosa dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Hormon insulin ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak dan protein, hormon ini bersifat anabolik yang artinya meningkatkan penggunaan protein. Hormon insulin juga dapat mempengaruhi jaringan tubuh yang lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya insulin ini dapat disintesis di dalam tubuh. Namun, pada penderita diabetes mellitus tipe 1, terdapat kerusakan pada pankreas sehingga hormon insulin yang dihasilkan tidak mencukupi. Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2, disebabkan oleh resistensi insulin atau dalam kata lain hormone insulin yang dihasilkan mencukupi namun tidak bisa bekerja dengan baik dalam mengontrol kadar gula darah dalam tubuh. Ketika kadar insulin rendah, hal ini akan mengakibatkan berkurangnya penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Cara pemberian insulin melalui suntikan seperti ini tergolong tidak nyaman dan merepotkan si penderita, mereka perlu berlatih untuk bisa memberikan suntikan insulin pada dirinya sendiri. Dan tidak semua orang suka dengan metode suntikan insulin sehingga banyak penderita diabetes yang tidak mengikuti program pengobatannya, yang tentu saja bisa memperparah kondisi mereka.
Metode pemberian insulin melalui suntikan juga memiliki efek samping. Seperti contohnya lipohipertropi yang terjadi karena salahnya cara penyuntikan insulin dengan terus menyuntikan insulin pada area yang sama secara berulang ulang sehingga terjadinya pembentukan gumpalan lemak. Efek samping lainnya seperti udema sementara, kadang pula terjadi reaksi hipersensitifitas termasuk urtikaria, ruam, dan kelebihan dosis menyebabkan hipoglikemia. Perlu juga adanya pengurangan dosis pada pasien penderita gangguan ginjal.
Hal-hal diatas membuat kita berpikir bahwa akan lebih mudah jika seandainya insulin diberikan secara oral. Tidak perlu lagi melakukan suntik insulin yang terasa tidak nyaman ini andaikan ada insulin oral.
Tapi mengapa hingga saat ini tidak ada yang menciptakan insulin oral? Sebenarnya sudah banyak peneliti yang mencoba untuk membuat insulin oral. Namun hingga saat ini belum ditemukannya insulin oral yang dapat melewati system pencernaan kita tanpa mengalami kerusakan. Asam lambung dapat merusak insulin sehingga membuatnya menjadi tidak efektif lagi.
Terlebih, tebalnya lapisan mucus pada usus manusia membuat insulin sulit untuk diabsorbsi. Suatu penelitian menunjukkan bahwa hanya sedikit insulin yang dapat diabsorbsi dan masuk ke pembuluh darah. Hal ini membuat para peneliti berpikir bahwa diperlukan insulin oral dengan dosis tinggi agar dapat bekerja dengan efektif.
Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk menciptakan insulin oral, namun belum ada yang berhasil. Tetapi, dari seluruh penelitian yang pernah dilakukan, insulin oral tidak memiliki resiko efek samping.
Disaat para peneliti masih mencoba untuk menyempurnakan insulin oral, muncul satu bentuk insulin yang baru. Bernama Afrezza, insulin ini berbentuk serbuk nasal yang digunakan sebelum makan yang berguna untuk mencegah melonjaknya gula darah secara tiba-tiba. Insulin jenis ini akan diabsorbsi oleh kapiler-kapiler yang terdapat di paru-paru. Sayangnya metode ini masih tergolong kurang efektif karena lambatnya insulin untuk sampai ke hati.
Bentuk insulin lain pun tengah dikembangkan seperti contohnya buccal spray. Cara kerja obat ini adalah dengan disemprotkan ke dalam mulut lalu insulin akan diabsorbsi oleh membrane mucus pipi lalu ke pembuluh darah.
Meskipun sampai saat ini insulin oral belum sepenuhnya berhasil, namun seiring dengan berjalannya waktu dan teknologi yang semakin berkembang, penggunaan insulin secara oral untuk mengatasi penyakit diabetes ini suatu saat nanti diharapkan akan segera tercapai.
Tetapi meskipun terdapat banyak penelitian yang mengembangkan insulin untuk memudahkan pengobatan diabetes, yang terbaik tetaplah menjadi sehat. Maka dari itu mulailah menjaga pola hidup kita dimulai dengan menjaga pola makan kita dan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh kita.
Karena sebenarnya mencegah itu lebih baik daripada mengobati, jadi meskipun peneletian dan pengembangan insulin terus berlanjut tidak menggunakan insulin dan menjadi sehat adalah yang terbaik
Referensi:
Heinemann, L dan Yves B. 2009. Oral Insulin and Buccal Insulin: A Critical Reappraisal. Diabetes Technology Society. Vol. 3(3): 568-584.
Healthline. 2016. Could Oral Insulin Be an Option Some Day?. Diakses di https://www.healthline.com/health/type-2-diabetes/oral-insulin#appeal [Diakses pada 18 Maret 2018].
Kemenkes RI. 2016. Mari Kita Cegah Diabetes dengan Cerdik. Diakses di http://www.depkes.go.id/article/print/16040700002/menkes-mari-kita-cegah-diabetes-dengan-cerdik.html [Diakses pada 18 Maret 2018].
Tenderich, A. 2015. Welcome Afrezza – Inhaled Insulin Gets Real!. Diakses di https://www.healthline.com/diabetesmine/welcome-afrezza-inhaled-insulin-gets-real#1 [Diakses pada 18 Maret 2018].
World Health Organization. 2017. Diabetes. Diakses di http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/ [Diakses pada 18 Maret 2018].
Penulis : Muhammad Rivan Zulfiqar, Risma Merliana
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…