Bioteknologi

AR101 : Obat Pereda Alergi Kacang Pertama Di Dunia

Farmasetika.com – Alergi merupakan reaksi imun akibat adanya zat asing (antigen) yang berinteraksi dengan antibodi dalam tubuh. Gejala yang timbul dapat beragam, mulai dari ruam kulit, hidung berair, mual dan muntah, hingga kondisi mematikan seperti anafilaksis. Salah satu jenis alergi yang paling banyak ditemukan adalah alergi kacang.

Alergi kacang-kacangan

Alergi kacang terjadi ketika penderita terekspos kacang seperti mengonsumsi kacang maupun menghirup serbuk kacang.

Sama halnya dengan alergi lain, alergi kacang dapat menimbulkan reaksi seperti ruam kulit, kulit bengkak, hidung berair, mual dan muntah, hingga gejala parah seperti sesak napas, gagal jantung, dan anafilaksis. Data World Allergy Organization (WAO) menunjukkan kasus anafilaksis akibat alergi kacang mencapai 45% dari total kejadian anafilaksis akibat makanan pada pasien anak (WAO, 2018). Hingga saat ini pengobatan terhadap alergi kacang belum ditemukan. Satu-satunya cara untuk mencegah alergi kacang adalah menghindari kacang sepenuhnya.

Imunoterapi AR101

Perusahaan Aimmune Therapeutics mengembangkan sebuah obat biologis untuk menangani kasus reaksi alergi hebat pada penderita alergi kacang.

AR101 adalah penomoran kandidat obat yang merupakan imunoterapi berisi 300 mg protein kacang dan dapat digunakan dengan cara diminum. Obat ini bekerja dengan cara menurunkan tingkat sensitivitas penderita terhadap kacang secara bertahap.

Berdasarkan uji klinis yang dilakukan oleh Aimmune Therapeutics, 67% anak-anak penderita alergi kacang dapat mengonsumsi hingga 2 butir kacang tanpa reaksi alergi. Sayangnya, AR101 tidak memiliki efek signifikan bagi penderita alergi kacang usia dewasa.

Kini, AR101 tengah ditinjau oleh FDA dan akan diajukan ke EMA pada pertengahan tahun 2019. Keberadaan obat AR101 akan menjadi yang pertwma di dunia dan diharapkan dapat mengatasi reaksi alergi sehingga mencegah terjadinya kasus fatal akibat alergi kacang pada anak-anak.

Sumber:

Aimmune Therapeutics. 2018. Developing an orally administered biologic immunotherapy for the treatment of peanut allergy. Available online at https://www.aimmune.com/ar101-peanut-allergy/[accessed on January 26, 2019].

WAO. 2018. Study gives insight into what triggers cause anaphylaxis and how deadly it is. Available online at https://www.aaaai.org/about-aaaai/newsroom/news-releases/anaphylaxis[accessed on January 26, 2019].

Monica Richelle

Mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.

Share
Published by
Monica Richelle

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

1 minggu ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

1 minggu ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

1 minggu ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

1 minggu ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

2 minggu ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

2 minggu ago