Farmasetika.com – Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup, sedangkan sel darah merah berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Anemia defisiensi zat besi disebabkan karena tubuh kekurangan zat besi yang nantinya tidak dapat mencukupi produksi sel darah merah dan hemoglobin berada di bawah nilai normal.
Biasanya anemia ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin kurang dari 13 g/dL pada pria dewasa dan kurang dari 12 g/dL pada wanita dewasa. Ketika seseorang memiliki nilai hemoglobin yang rendah, gejala yang ditimbulkan adalah :
Etiologi anemia defisiensi besi ini dapat disebabkan karena pendarahan, kehamilan, radang usus, gagal jantung, gagal ginjal, kanker dan lain lain. Menurut World Health Organization (WHO) lebih dari 2 miliar orang secara global menderita kekurangan zat besi dimana kehamilan mempengaruhi sebanyak 38,2%.
Terapi untuk anemia biasanya menggunakan suplemen zat besi yang diberikan dalam bentuk tablet secara oral dengan dosis 325 mg diberikan 2 – 3 kali sehari yang mengandung 50 -65 mg kandungan zat besi perharinya.
Pemberian secara oral ini mudah diberikan namun memiliki kemampuan absorbsi yang buruk, kepatuhan pasien yang rendah, adanya efek samping dari saluran pencernaan seperti konstipasi dan iritasi lambung, serta efikasi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pemberian melalui intravena.
Sekarang ini penemuan obat semakin berkembang, bahwa adanya suplemen zat besi dapat diberikan secara intravena.
Food and Drug Administration (FDA) sudah merekomendasikan ferumoxytol untuk terapi anemia terhadap pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD) secara i.v, selain itu obat lain yang disetujui FDA adalah sodium ferric glukonat (Ferrlecit), sukrosa besi (Venofer), ferric carboxymaltose (FCM)
Hasil penelitian ferumoxytol yang diberikan dengan dosis 510 mg secara i.v selama 3-8 hari dan oral ferro sequel yang diberikan secara oral dengan dosis 100 mg dua kali sehari selama 21 hari menunjukkan bahwa dengan pemberian secara intravena terjadi peningkatan hemoglobin sebesar 1 gr/ dL , peningkatan ini lebih besar daripada pemberian secara oral, selain itu pasien yang diberikan ferumoxytol mengalami peningkatan saturasi transferin darah (TSAT) dan nilai feritin. Penelitian lain menunjukkan peningkatan >2 g/dL dengan ferumoxytol sebanyak 81,1% kasus terjadi peningkatan 2,7 g/dL dibandingkan dengan plasebo sebesar 5,5% dengan peningkatan 0,1 g/dL selama terapi 5 minggu.
Selain itu penelitian terhadap wanita pasca persalinan menunjukkan peningkatan Hb pada hari ke 5, 14, dan 40 yang diberikan ferrous sucrosa intravena dibandingkan dengan pemberian ferrous secara oral.
Penelitian terhadap wanita hamil yang menderita anemia, terjadi peningkatan kadar Hb sebesar 3.162±0.56 g/dL setelah pemberian secara i.v sedangkan pemberian oral meningkatkan Hb sebesar 2.0±0.33 g/dL dan terjadi perbedaan kadar serum feritin yang signifikan dari pemberian secara i.v dan oral ini, dimana setelah pemberian secara i.v kadar serum feritin sebesar 46.57±14.12 mcg/l sedangkan pemberian secara oral hanya 13.28±5.31mcg/l. Penelitian terhadap wanita hamil yang diberi iron dextran dan ferric carboxymaltose dilaporkan terjadi peningkatan sebesar 2,34 – 2,57 g/dL selama pemberian 4 minggu dan tidak adanya efek samping yang serius dari masing – masing kelompok.
Dari beberapa hasil penelitian di atas, terlihat bahwa pemberian zat besi secara intravena dapat meningkatkan kadar hemoglobin yang lebih tinggi dibandingkan pemberian secara oral, sedangkan dari segi keamanan penelitian telah dilakukan untuk mengkaji reaksi hipersensitifitas obat- obat anemia defisiensi besi yang diberikan secara i.v, pengujian dilakukan terhadap ferumoxytol dan ferric carboxymaltose (FCM) yang menunjukkan tidak ada anafilaksis yang dilaporkan pada kedua kelompok ini. Selain itu pemberian zat besi secara intravena dilaporkan aman terhadap wanita hamil pada trimester kedua dan ketiga.
Selain terapi menggunakan obat, ada beberapa cara untuk meningkatkan asupan zat besi dengan makanan yaitu :
Sumber :
Adam, K, et al., 2019. Intravenous Compared With Oral Iron For The Treatment Of Iron-Deficiency Anemia In Pregnancy: A Systematic Review And Meta-Analysis. Journal Perinatology. Halaman : 1 – 14
Adkinson, N, F et al., 2018. Comparative Safety Of Intravenous Ferumoxytol Versus Ferric Carboxymaltose In Iron Deficiency Anemia: A Randomized Trial. American Journal Hematology. Vol 93, Halaman : 683 – 690
Altman, N.L., dan Patel, A. Intravenous Iron Therapy in Heart Failure. Article in Press. Elsevier. Halaman : 1 – 6.
Auerbach, M., Glenn, M.C., dan Mitchell, R. 2018. Ferumoxytol For The Treatment Of Iron Deficiency Anemia. Expert Review of Hematology. Halaman : 1-18
Bhargava, R., dan Maheshwari, M. 2013. Evaluation Of Intravenous Iron Versus Oral Iron In Management Of Iron Deficiency Anemia In Pregnancy With Specific Reference To Body Iron Store. Journal of Evolution of Medical and Dental Sciences. Vol( 2), Halaman : 2750 – 2755
Bonovas, S. et al., 2016. Intravenous Versus Oral Iron for the Treatment of Anemia in Inflammatory Bowel Disease A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. Medicine Journal. Vol 95 (2), Halaman : 1 – 9.
Lu, M., Martin, H. C., Dwaine, R dan Richard, P. 2010. FDA Report: Ferumoxytol For Intravenous Iron Therapy In Adult Patients With Chronic Kidney Disease. American Journal Of Hematology. Halaman : 315 – 319
Michael, A. 2018. Commentary: Iron Deficiency Of Pregnancy – A New Approach Involving Intravenous Iron. Auerbach Reproductive Health. Vol 15(Suppl 1) : 96 , Halaman 110-115.
Nabih, L., dan Khouly, El. 2016. Comparison Of Intravenous Ferrous Sucrose And Oral Ferrous Sulphate In Treatment Of Postpartum Iron Deficiency Anemia. The Journal Of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, Early Online 1 – 5
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/symptoms-causes/syc-20355034
https://www.hematology.org/Patients/Anemia/Iron-Deficiency.aspx
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…