farmasetika.com – Hingga saat ini belum ada obat dan vaksin untuk perangi wabah COVID-19. Obat yang berpotensi untuk membunuh virus korona baru (2019-nCoV) yang sudah beredar bukan untuk indikasi COVID-19 sedang dilakukan uji klinik di beberapa negara.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia memberanikan diri untuk memesan obat Avigan (Favipiravir) dan Klorokuin. Avigan saat ini berada di tahap 3 uji klinik di Jepang, sedangkan klorokuin serta hidroksiklorokuin sudah disetujui Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS) dengan otorisasi darurat untuk pasien COVID-19 di AS.
Tidak mudah untuk mendapatkan Avigan, dibutuhkan prosedural impor, itupun produsen negara seperti Jepang masih mempriotiskan untuk kebutuhan dalam negerinya.
Perusahan Fujifilm Toyama Chemical berencana untuk memasok Avigan ke negara-negara dengan konsultasi dan koordinasi dengan Pemerintah Jepang untuk memerangi Covid-19 dan berkontribusi untuk menanggulangi penyebaran pandemi global ini pada tahap sedini mungkin menurut pernyataan perusahaan (31/3/2020).
Termasuk klorokuin, berdasarkan informasi yang diterima redaksi, untuk memproduksi klorokuin yang merupakan senyawa sintetis, Kimia Farma tidak mampu berbuat banyak karena bahan bakunya harus di impor, salah satunya berasal dari India yang saat ini di lockdown.
Sebagai Rumah Sakit rujukan di Jawa Barat, Rumah Sakit Hasan Sadikin menyiapkan 15 obat untuk pasien COVID-19
“Sebagian lagi sedang kami upayakan ketersediannya,” ujar Direktur Medis dan Keperawatan RS Hasan Sadikin Bandung Nucki Nusrsjamsi Hidajat dihubungi Tempo Senin 30 Maret 2020.
Avigan atau Favipiravir dosis 600 dan 1.600 miligram masih ditunggu kedatangannya di RSHS termasuk Chloroquin phospat.
Obat lain yang digunakan yaitu Tamiflu (Oseltamivir) 150 mg dan tablet Aluvia (Lopinavir boosted ritonavir)
Kemudian Chloroquin phospat 500 mg, Hydroxychloroquin dosis 400 mg. Kedua jenis obat itu baru-baru ini disetujui FDA Amerika Serikat untuk mengobati pasien yang terinfeksi virus corona baru.
Obat lain yang digunakan RS Hasan Sadikin yaitu Azitromisin tablet 500 mg, Levofloksasin tablet 750 mg, Levofloksasin 750 mg iv, Ceftriaxon, Meropenem, Vankomisin.
Selanjutnya Arbidol (Umifenovir) 200 mg, Interferon, Imunoglobulin, dan injeksi Metilprednisolon.
“Jenis obatnya sesuai level berat ringan sakitnya pasien,” kata Nucki dikutip dari koran Tempo (3/4/2020).
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengeluarkan 3 panduan praktik klinik (PPK) yang digunakan oleh para dokter spesialis paru.
Dibagi menjadi 3 kategori A, B, dan C sesuai dengan hasil diagnosis Pneumonia COVID-19 Ringan, Pneumonia COVID-19 Berat , dan Pneumonia COVID-19 berat dengan komplikasi.
Obat yang digunakan tergantung kategori tingkat keparahan diantaranya untuk penanganan simptomatis, antivirus, antibiotik, cairan nutrisi, terapi oksigen, imunitas, dan mencegah efek samping serta komplikasi.
Seperti Paracetamol 3x 500 mg bila demam, Oseltamivir 2 x 75 mg peroral, Vitamin C oral 3 x 100 mg , terapi oksigen (O2) nasal kanul , terapi cairan IVFD Ringer Laktat 500 ml/24 jam.
Antibiotik Levofloksasin IV 1 x 750, jika terdapat gangguan fungsi hati Makrolida IV 1 x 500 mg, Hepatoprotektor, Antibiotik kombinasi kuinolon (Levofloxacin 1 x 750mg IV) + meropenem (3x1000mg IV) ,Penggunaan vasopressor apabila mengalami syok sepsis , ventilator High-flow nasal oxygen (HFNO).
Pada umumnya obat yang digunakan merupakan obat keras yang memiliki efek samping sehingga penggunaannya harus atas resep dokter dan pemantauan ketat tenaga medis.
Informasi ini hanya digunakan untuk tenaga profesional kesehatan bukan untuk menyembuhkan diri sendiri.
Sumber :
RS Hasan Sadikin Pakai 15 Jenis Obat untuk Pasien COVID-19 https://tekno.tempo.co/read/1326217/rs-hasan-sadikin-pakai-15-jenis-obat-untuk-pasien-covid-19/
Panduan Praktek Klinik A, B, dan C dari Perhimpunan Dokter Spesialis Paru.
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…