Farmasetika.com – Orang-orang yang bersepeda, berlari atau berjalan selama masa pandemi COVID-19 harus menerapkan langkah-langkah jarak sosial yang lebih ketat daripada yang direkomendasikan secara resmi, hal ini ditunjukan oleh sebuah simulasi baru yang dilakukan oleh sekelompok peneliti.
Olahraga dianjurkan, dan saat ini diperbolehkan di bawah pedoman Pemerintah Indonesia, tetapi yang terbaik adalah tidak melakukannya “slipstream” masing-masing, menurut penelitian baru.
Slipstream yakni tindakan membututi dibelakang orang lain dengan jarak yang sangat dekat.
Para peneliti dari KU Leuven, di Belgia, dan Universitas Teknologi Eindhoven, di Belanda, membuat simulasi yang menunjukkan bagaimana orang yang berolahraga di luar ruangan dapat mengekspos diri mereka ke Covid-19 bahkan ketika jaraknya 1,5 meter, yang merupakan jarak yang disarankan di beberapa negara.
“Jika seseorang menghembuskan napas atau batuk saat joging, tetesan itu tetap ada di udara. Orang yang hanya berlari di belakang Anda – dalam apa yang disebut slipstream – kemudian berjalan melalui awan tetes itu, “Bert Blocken, profesor aerodinamika di universitas, mengatakan kepada Het Laatste Nieuws, sebuah surat kabar berbahasa Belanda yang berbasis di Belgia.
“Slipstream adalah zona yang muncul tepat di belakang seseorang ketika mereka sedang berjalan atau bersepeda, dan yang menarik udara sedikit bersama dengan orang yang bergerak ini” jelasnya.
“Para pengendara sepeda suka melakukannya saat menyusul, karena dengan begitu mereka harus berusaha lebih sedikit. Tetapi seseorang yang berjalan atau berjalan juga melakukan hal seperti itu.” Lanjutnya, dikutip dari harian Evening Standard Inggris.
“Kami telah melihat bahwa bagaimana zona itu terbentuk, tetesan berakhir di aliran udara itu. Jadi yang terbaik adalah menghindari slipstream itu saat ini.” Lanjutnya.
Para peneliti mengatakan langkah-langkah jarak sosial, yang saat ini dua meter di Inggris, efektif untuk orang-orang yang berdiri di dalam ruangan, selama cuaca tenang atau ketika mereka bergerak perlahan, tetapi tidak jika orang berolahraga berdekatan satu sama lain di luar ruangan.
Studi ini mengamati pelepasan partikel air liur dari orang yang berjalan dan berlari dalam konfigurasi yang berbeda – dua orang berdampingan atau secara diagonal di belakang dan tepat di belakang satu sama lain.
Model simulasi yang digunakan oleh para peneliti yang biasanya digunakan oleh atlet profesional yang berusaha meningkatkan kinerja mereka.
Para peneliti menampilkan hasil mereka dalam serangkaian animasi, yang jelas menunjukkan awan tetesan yang ditinggalkan oleh orang yang bergerak – titik merah mewakili tetesan terbesar, yang umumnya dianggap paling menular.
Berdasarkan temuan, para peneliti merekomendasikan menjaga jarak setidaknya empat hingga lima meter saat berjalan di belakang seseorang, sepuluh meter saat berlari atau bersepeda perlahan dan setidaknya dua puluh meter saat bersepeda cepat.
Sumber : Cycling, jogging or walking during pandemic requires stricter social distancing, new simulations show https://www.standard.co.uk/news/health/social-distancing-exercise-coronavirus-belgian-dutch-research-a4411481.html
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…