Majalah Farmasetika – Produsen vaksin terkemuka telah mengumumkan bahwa mereka sudah mengejar tanggapan vaksin terhadap varian virus corona yang baru ditemukan, Omicron. BioNTech mengatakan bahwa mereka sedang menguji vaksinnya terhadap varian COVID-19 terbaru untuk mempelajari kemanjuran vaksin terhadap mutasi, dan jika ditemukan tidak efektif, Pfizer telah mengumumkan bahwa vaksin baru yang dibuat khusus untuk melawan COVID-19 varian ini akan siap di 100 hari.
Dilain pihak, Moderna juga mengumunkan bahwa mereka akan datang dengan vaksin booster untuk menahan penyebaran Omicron, dan juga telah menguji dosis yang lebih tinggi dari booster yang ada, dan kandidat booster lainnya yang dirancang untuk melindungi dari berbagai varian.
Produsen vaksin lain, termasuk Johnson & Johnson, telah berbagi pernyataan serupa. Omicron memiliki sebanyak 32 mutasi yang mempengaruhi protein lonjakan yang ditargetkan vaksin, lebih banyak daripada jenis lainnya, termasuk variasi Delta yang dominan secara global. Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron, dibandingkan dengan Variant of Concern (VOC) lainnya.
BioNTech telah berbagi bahwa mereka sedang menjajaki apakah harus mengubah vaksinnya dengan cara apa pun, untuk memperhitungkan jenis baru.
AstraZeneca dan Johnson & Johnson telah mengkonfirmasi bahwa mereka telah menguji vaksin berbasis vektor adenovirus mereka untuk memerangi mutasi, dan Novavax telah menyatakan bahwa mereka sedang mengerjakan versi B.1.1.529 dari vaksin berbasis protein rekombinan mereka.
Pfizer telah menyatakan bahwa mereka telah menyusun strategi komprehensif untuk menangani varian baru virus corona awal tahun ini, dan memperjelas bahwa dalam dua minggu akan diketahui apakah vaksin itu efektif melawan Omicron atau tidak. Perusahaan berbagi bahwa mereka telah merencanakan kebutuhan potensial dari perubahan cepat vaksin jika varian baru muncul.
Sumber
Vaccine makers pledge to develop Omicron-effective jab http://www.pharmafile.com/news/597403/vaccine-makers-pledge-develop-omicron-effective-jab?s=09
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…