Majalah Farmasetika – Kementrian Kesehatan RI mengumumkan bahwa obat baru untuk COVID-19 kini tersedia di Indonesia. Obat itu adalah nirmatrelvir/ritonavir atau Paxlovid, dan dianggap lebih efektif dalam membantu penyembuhan pasien COVID-19.
Menurut Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, penyediaan stok obat dalam negeri adalah upaya pemerintah untuk memastikan bahwa masyarakat mudah mengakses obat. Paxlovid telah mendapatkan izin edar dari Badan POM dan terbukti efektif untuk mengatasi gejala ringan pada pasien yang berisiko tinggi menjadi berat.
Obat ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia, pemerintah Amerika, dan pemerintah Australia. Sebanyak 24.096 dosis obat telah didonasikan untuk Indonesia dan obat ini akan didistribusikan ke 34 provinsi, dengan prioritas awal pada daerah yang sangat membutuhkan.
Paxlovid akan diberikan kepada orang dewasa dengan gejala ringan yang berpotensi menjadi gejala berat. Treatment course untuk Paxlovid adalah 5 hari, dengan dosis yang diminum dua kali sehari.
Pasien COVID-19 yang mengonsumsi Paxlovid dapat mengurangi risiko rawat inap dan risiko kematian hingga 89%. Pemerintah Amerika dan Australia mengapresiasi kerja sama dengan Indonesia dalam mengatasi pandemi COVID-19 dan obat ini akan segera didistribusikan ke rumah sakit di seluruh Indonesia.
“Kita harus memiliki obat yang tersedia di dalam negeri. Jadi ketika seseorang terkena penyakit, mereka tidak perlu panik, mereka tidak harus bergantung pada pemerintah. Mereka dapat pergi ke fasilitas kesehatan yang dekat untuk mendapatkan akses ke obat ini,” ujar Menkes Budi pada serah terima Paxlovid di gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis (13/4).
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes L. Rizka Andalusia mengatakan Paxlovid sudah dapat izin edar dari Badan POM dan sudah terbukti dari uji klinisnya bahwa Paxlovid efektif untuk gejala ringan tetapi yang berisiko tinggi menjadi berat.
“Jadi obat ini untuk orang-orang yang mempunyai faktor gejala ringan yang berpotensi jadi berat,” ucap Dirjen Rizka.
Keberadaan Paxlovid di Indonesia merupakan hasil kerja sama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Amerika dan pemerintah Australia. Sebanyak 24.096 dosis yang didonasikan untuk Indonesia. Obat ini merupakan obat terakhir yang ditemukan setelah favipiravir dan molnupiravir.
Saat ini Paxlovid sudah berada di instalasi farmasi pusat Kemenkes. Nantinya paxlovid akan didistribusikan ke 34 provinsi. Pada tahap awal distribusi obat akan diprioritaskan kepada daerah yang sangat membutuhkan.
Dirjen Rizka menambahkan Paxlovid tidak diberikan kepada anak-anak, melainkan hanya orang dewasa dengan gejala ringan yang berpotensi menjadi gejala berat.
“Teknis pemberian paxlovid ini satu _treatment course_ untuk 5 hari. Obat ini adalah kombinasi dua obat atau dua antivirus yang diminum bersamaan, diminum dua kali sehari selama 5 hari. Jadi treatment itu selama 5 hari,” ucapnya. WHO Representative to Indonesia Dr. N. Paranietharan mengungkapkan pasien COVID-19 yang mengonsumsi paxlovid dapat mengurangi rawat inap dan risiko kematian hingga 89%.
“Jika kita jatuh sakit, Paxlovid akan mencegah kita berpindah dari gejala ringan ke penyakit parah. Ini pertama kalinya ada di Indonesia dan itu berhasil,” ungkap Paranietharan.
Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y. Kim mengapresiasi kerja sama yang dilakukan dengan Indonesia dalam mengakhiri pandemi COVID-19. Menurutnya, pengiriman Paxlovid ini menunjukkan nilai kolaboratif yang baik.
“Indonesia dan Amerika Serikat bergabung untuk menggunakan obat-obatan yang baru dan dengan cepat meningkatkan sistem distribusi untuk bersama-sama menghadapi pandemi. Hal ini dapat membatasi penyebaran penyakit mematikan dan mengobati mereka yang terkena infeksi,” tutur Dubes Kim.
Dubes Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM mengatakan antivirus Paxlovid secara signifikan mengurangi kemungkinan penyakit parah dan mengurangi rawat inap untuk pasien COVID-19. Obat ini akan segera didistribusikan ke rumah sakit di seluruh Indonesia.
“Australia dan Indonesia tetap berkomitmen untuk bekerja sama mengatasi masalah kesehatan yang luar biasa dan menghadapi tantangan yang timbul oleh pandemi COVID-19 bersama-sama,” ungkap Penny Williams.
Sumber
Indonesia Miliki Obat Baru COVID-19, Dinilai Lebih Efektif Obati Pasien https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230413/2742762/indonesia-miliki-obat-baru-covid-19-dinilai-lebih-efektif-obati-pasien/
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…