farmasetika.com – Memiliki seorang anak menjadi cita-cita untuk seorang ibu. Sehingga masa kehamilan dan kelahiran menjadi masa yang ditunggu-tunggu. Namun, beberapa wanita hamil dan ibu yang telah melahirkan memiliki gangguan depresi. Salah satu gangguan yg dialami oleh seorang ibu adalah Depresi postpartum. Depresi pospartum adalah gangguan depresi yang dialami seorang ibu setelah melahirkan bayinya yang pertama dan biasanya berlangsung selama 3 bulan hingga 1 tahun setelah melahirkan. Depresi pospartum disebabkan karena perpindahan kehidupan baru seorang wanita menjadi seorang ibu, sehingga dapat menimbulkan stres (Ester, 2010).
Gejala depresi pospartum dapat dimulai selama kehamilan, seperti bentuk depresi lainnya, ditandai oleh kesedihan dan/ atau kehilangan minat pada aktivitas yang dulu biasa dinikmati dan penurunan kemampuan untuk merasakan kenikmatan (anhedonia) dan dapat muncul dengan gejala-gejala seperti gangguan kognitif, perasaan tidak berharga atau rasa bersalah, atau lebih jauh ide untuk bunuh diri. Depresi pospartum di Indonesia pada tahun 1998-2001 ditemukan angka kejadiannya sekitar 11-30% di wilayah DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Namun saat ini, belum lagi diketahui angka kejadian sesungguhnya, karena belum ada lembaga yang melakukan penelitian tersebut (Nasri, 2017).
Saat ini terapi untuk mengobati pasien dengan depresi postpartum adalah dengan pemberian Brexanolone dengan nama merk dagang Zulresso®. Zulresso® bekerja dengan cara menghilangkan gejala yang dirasakan oleh pasien dengan PPD seperti perasaan sedih yang ekstrim dan kecemasan berlebih, sehingga pasien akan lebih merawat bayinya dan tidak memberikan dampak negative ke orang lain.
Obat Zulresso® di setujui oleh Food and Drug Administration pada maret 2019, dan ini menjadi satu-satunya obat yang disetujui oleh FDA untuk pengobatan penyakit PPD, tetapi namun begitu obat ini belum tersedia dengan bebas. Hal ini dikarenakan pengunaan Zulresso® dapat menimbulkan efek samping dengan risiko menengah hinga serius, efek sampingnya adalah sedasi yang menimbulkan kantuk, sulit berpikir jernih dan tidak dapat mengemudi, vertigo, setengah sadar, dan mulut kering. Seluruh efek samping ini dapat hilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Jika efek samping masih berlanjut maka harus diperhatikan olah dokter.
Pada Formulasi Zulresso digunakan Captisol® Ligand. Teknologi platform Captisol® Ligand adalah siklodekstrin yang dilindungi paten yang dimodifikasi secara kimia dengan struktur yang dirancang untuk mengoptimalkan kelarutan dan stabilitas obat. Sehingga Zulresso berpotensi untuk menyelesaikan gejala PPD dengan cepat.
Zulresso bekerja terkait dengan cara memodulasi alosterik positif reseptor GABA, sehingga dapat menghasilkan berbagai tingkat aktivitas yang diinginkan dari pada aktivasi lengkap atau penghambatan reseptor neurotransmitter GABA (gamma-Aminobutyric acid). Tetapi mekanisme aksi dari zulresso (brexanolone) dalam pengobatan PPD pada orang dewasa masih belum sepenuhnya dipahami.
Pemerian obat Zulresso® adalah larutan tidak berwarna yang diberikan melalui infusi intravena dengan pengawasan petugas medis. Pemberian dosis obat Zulresso® harus diberikan dengan hati-hati oleh dokter, berdasarkan dari respon tubuh kepada Zulresso®. Pemberian infus Zulresso dilakukan selama 60 jam (2,5 hari). Dokter akan memberikan peningkatan dosis jika pasien membutuhkan peningkatan dosis. Dosis yang direkomenidasikan adalah:
Jika sedasi berlebihan terjadi kapan saja selama infus, hentikan infus sampai gejalanya hilang. Infus dapat dilanjutkan pada dosis yang sama atau lebih rendah sesuai kebutuhan klinis.
Zulresso® diberikan dalam botol sebagai larutan yang terkonsentrasi, sehingga perlu diencerkan sebelum pemberian. Pengenceran Zulresso® dengan cara menarik 20mL dari botol dan masukkan dalam kantung infus. Encerkan dengan penambahan 40 mL air steril untuk injeksi, lalu encerkan kembari dengan penambahan 40 mL NaCl 0,9% untuk injeksi. Sehingga total volume menjadi 100 mL untuk target konsentrasi 1 mg/mL. Zulresso® yang telah diencerkan, segera dimasukkan dalam lemari pendingin hingga akan digunakan (96 jam). Tetapi, produk yang encer hanya dapat digunakan selama 12 jam pada suhu kamar, sehingga perlu 5 kantung infus untuk 60 jam. Penggunaan Zulresso® bersamaan dengan obat sistem syaraf pusat (contoh: benzodiazepine) dan antidepressan dapat meningkatkan keparahan yang merugikan terkait sedasi.
Selain menggunakan obat, pikiran negatif seperti bunuh diri pada PPD dapat dicegah, dengan cara:
Daftar Pustaka
Biospace. 2019. ZULRESSO™ (brexanolone) CIV, a Product for Treating Postpartum Depression Using Ligand’s Captisol® in its Formulation, Launched by Sage Therapeutics. Terserdia Online di https://www.biospace.com/article/releases/zulresso-brexanolone-civ-a-product-for-treating-postpartum-depression-using-ligand-s-captisol-in-its-formulation-launched-by-sage-therapeutics/ . [Diakses Pada tanggal 27 Oktober 2019].
Ester. 2010. Efektivitas Intervensi Edukasi pada Depresi Postpartum. Universitas Indonesia: Ilmu Keperawatan.
FDA. 2019. Zulresso (Brexanolone) FDA approves first treatment for post-partum depression. Tersedia online di https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-approves-first-treatment-post-partum-depression [Diakses tanggal 25 Oktober 2019].
Nasri, Zulpatin., Arief Wibowo., Endang Warsiki Ghozalis. 2017. Faktor Determinan Depresi Postpartum di Kabupaten Lombok Timur. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 20 (3): 89-95.
National Institutes of Health (NIH). 2019. Zulrsso – brexanolone injection, solution. Tersedia Online di https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/lookup.cfm?setid=b40f3b2a-1859-4ed6-8551-444300806d13 . [Diakses pada tanggal 25 Oktober 2019]
Sage Therapeutics. 2019. ZULRESSO™ is a prescription medicine used to treat Postpartum Depression in adults. Tersedia Online di https://www.zulresso.com/. [Diakses Pada tanggal 27 Oktober 2019].
Penulis : Hanifah Kamilah Asshidiq, Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…