Farmasetika.com – ABSSSI yang juga dikenal sebagai infeksi kulit dan jaringan lunak / Skin and Soft Tissue Infection (SSTI) adalah infeksi bakteri serius yang jika tidak diobati dapat menyebabkan kesakitan yang signifikan dan menyebabkan kematian dalam beberapa keadaan.
Patogen bakteri umum yang menyebabkan ABSSSI adalah Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus termasuk Staphylococcus aureus resistent methicillin.
Penyakit ini juga disebabkan oleh spesies streptokokus lainnya termasuk Enterococcus faecalis, atau bakteri gram negatif. Penyebab ABSSSI paling banyak ditemukan akibat bakteri Staphylococcus aureus.
Secara umum, terdapat 2 strain utama pada bakteri Staphylococcus aureus yaitu MSSA (Methicillin Susceptible Staphylococcus aureus) dan MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus aureus). ABSSSI akibat MRSA merupakan permasalahan yang sulit karena bersifat resisten terhadap banyak antibiotik.
“Sekitar 3 juta pasien di A.S. yang dirawat di rumah sakit setiap tahun dengan penyakit ABSSSI (Acute Bacterial Skin and Skin Structure Infections) sering menjadi tantangan pengobatan karena kondisi medis yang membuat pemilihan antibiotik menjadi sulit. Baxdela (Delafloxacin) memberikan pilihan pengobatan untuk pasien dewasa ABSSSI karena kelebihannya dalam spektrum cakupan yang luas, fleksibilitas dosis oral dan intravena, kelayakan, dan keamanannya,” kata Eugene Sun, M.D., CEO Melinta.
“Persetujuan Baxdela (Delafloxacin) menunjukkan komitmen FDA untuk membuat antibiotik baru dan efektif untuk mengatasi kebutuhan yang tidak terpenuhi bagi pasien ABSSSI yang dirawat di rumah sakit”. Lanjutnya.
Delafloxacin tersedia sebagai formulasi parenteral (intravena) dan oral sehingga pasien tidak perlu beralih ke terapi yang berbeda. Delafloxacin juga menyediakan pilihan pengobatan oral lain untuk MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus aureus) dan pengobatan infeksi campuran karena aktivitasnya melawan bakteri gram positif dan gram negatif yang menyebabkan ABSSSI2.
Apa itu Delafloxacin?
Delafloxacin adalah obat antibiotik fluorokuinolon untuk pengobatan orang dewasa dengan infeksi kulit oleh bakteri (ABSSSI).
Delafloxacin hanya digunakan untuk infeksi kulit yang terbukti disebabkan oleh bakteri. Hal ini dilakukan agar mencegah resistensi kulit terhadap antibiotik serta meningkatkan keefektivitasannya.
Obat tersebut memperoleh persetujuan FDA pada bulan Juni 2017 untuk pengobatan ABSSSI yang disebabkan oleh bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (termasuk methicillin-resistant [MRSA] dan methicillin-susceptible [MSSA] isolates), Staphylococcus haemolyticus, Staphylococcus lugdunensis, Streptococcus agalactiae, grup Streptococcus anginosus (termasuk Streptococcus anginosus, Streptococcus intermedius, dan Streptococcus constellatus), Streptococcus pyogenes, dan Enterococcus faecalis dan gram negatif seperti Escherichia coli, Enterobacter cloacae, Klebsiella pneumoniae, dan Pseudomonas aeruginosa.
Keunggulan Delafloxacin
Delafloxacin terbukti secara klinis memiliki akivitas yang baik terhadap patogen yang terkait dengan infeksi kulit akut dan infeksi saluran pernafasan.
Delafloxacin juga menunjukkan aktivitas yang baik terhadap mikroorganisme spektrum luas, termasuk bakteri yang resisten terhadap antibitotik lain pada golongan Fluoroquinolon, dan stabilitas terhadap bakteri multiresisten. Selain itu, aktivitasnya yang baik terhadap bakteri pada lingkungan asam membuat obat ini menjadi pengobatan alternatif untuk kedua infeksi tersebut dan infeksi lainnya.
Resistensi terhadap ciprofloxacin dan levofloxacin sekarang menjadi perhatian. Fluoroquinolon terbaru yang menghambat bakteri girase DNA dan topoisomerase IV (gyrA dan parC) telah dikembangkan.
Delafloxacin (Melinta Therapeutics Inc.), yang juga dikenal sebagai Baxdela, pada awalnya disintesis di Abbott Laboratories. Delafloxacin telah menyelesaikan pengujian dengan pembanding vankomisin + aztreonam. Percobaan pertama dilakukan secara intravena. Sedangkan uji coba ABSSSI yang kedua adalah intravena / oral.
Kedua uji coba tersebut menemukan titik akhir utama yang menunjukkan bahwa Delafloxacin tidak kalah dengan pembandingnya. Efek samping penggunaan Delafloxacin yang sering ditemukan adalah diare dan mual.
Mekanisme Aksi Delafloxacin
Delafloxacin merupakan obat antibiotik fluoroquinolon yang bekerja melawan patogen gram positif dan gram negatif. Delafloxacin juga efektif melawan Staphylococcus aureus resistent methicillin (MRSA).
Menghambat enzim bakteri topoisomerase IV dan DNA girase (topoisomerase II), yang diperlukan untuk replikasi DNA bakteri, transkripsi, perbaikan, dan rekombinasi.
Absorpsi
Tablet oral 450 mg
• Ketersediaan hayati absolut: 58,8%
• Waktu plasma puncak: 1 jam
• AUC: 450 mg PO sebanding dengan 300 mg IV
Distribusi
• Protein terikat: ~ 84% (terutama albumin)
• Volume distribusi: 30-48 L
Metabolisme
Glukuronidasi adalah jalur metabolisme primer dengan metabolisme oksidatif yang mewakili sekitar 1% dosis yang diberikan. Glukuronidasi dimediasi terutama oleh UGT1A1, UGT1A3, dan UGT2B15.
Eliminasi
• Waktu paruh: 3,7 jam (dosis tunggal IV); 4,2-8,5 jam (beberapa dosis PO)
• Total clearance: 16,3 L / jam (dosis IV tunggal)
• Renal Clearance : 35-45% dari total pembersihan
Eksresi
• IV: 65% urin; 28% linearitas
• PO: 50% urin; 48% linearitas
Video : https://baxdela.com/mechanism-of-action/
Efek samping
Efek samping dari penggunaan Delafloxacin yaitu dapat menyebabkan tendinitis (pecahnya tendon) yang diawali dengan munculnya gejala seperti nyeri dan pembengkakan pada tendon termasuk pada pergelangan kaki, pundak, paha, atau area tendon lainnya.
Dapat pula terjadi peripheral neuropathy (perubahan sensasi dan kemungkinan kerusakan saraf) yang diawali dengan munculnya gejala nyeri, rasa terbakar, serta mati rasa pada tangan, lengan, betis, atau kaki. Efek samping lain yang menyerang sistem saraf pusat seperti kejang, tremor, susah tidur, halusinasi, dan depresi juga dapat terjadi.
Penggunaan Delafloxacin perlu diperhatikan jika terjadi reaksi hipersensitivitas yang dapat terjadi setelah dosis pertama atau selanjutnya, hentikan bila terjadi ruam kulit atau tanda hipersensitivitas lainnya. Selain itu, perlu diperhatikan pula jika terjadi diare3.
Apakah Delafloxacin Aman untuk Ibu Hamil?
Data mengenai penggunaan pada wanita hamil terbatas dan tidak cukup untuk menginformasikan risiko terkait cacat pada bayi dan keguguran. Telah dilakukan penelitian pada hewan dengan memberikan Delafloxacin secara per oral ke tikus selama organogenesis atau pada proses pembentukan organ, hasil yang didapatkan tidak adanya malformasi atau kematian janin yang diamati pada dosis hingga 7 kali perkiraan paparan klinis berdasarkan AUC.
Ketika tikus diberikan dosis dalam bentuk intravena pada usia lanjut dan selama menyusui, tidak terdapat efek buruk pada keturunan yang diamati. Pada penggunaan Delafloxacin belum diketahui mengenai distribusi dalam ASI. Namun, dalam penelitian pada hewan tikus diketahui bahwa Delafloxacin ditemukan di dalam ASI tikus sehingga perlu adanya pertimbangan mengenai perkembangan dan manfaat kesehatan dari menyusui bersamaan dengan kebutuhan klinis, serta potensi efek samping pada bayi yang mendapat ASI dari obat.
Sediaan Delafloxacin Yang Tersedia
Delafloxacin untuk tablet dan injeksi mengandung garam Delafloxacin Meglumin, antibakteri fluoroquinolon. Delafloxacin Meglumin diidentifikasi secara kimia sebagai 1-Deoxy-1-(methylamino)–D-glucitol, 1-(6-amino-3,5-difluoropyridin-2-yl)-8–kloro–6–fluoro-7-(3-hydroxyazetidin-1-yl)-4-oxo-1,4-dihydroquinoline-3-carboxylate (garam)7.
Baxdela (Injeksi Delafloxacin)
Setiap botol Delafloxacin untuk injeksi adalah serbuk lyophilized steril yang mengandung 300 mg Delafloxacin (setara dengan 433 mg Delafloxacin meglumin) dan bahan-bahan aktif berikut: Edetate disodium (EDTA) (3,4 mg); meglumin (59 mg); sulfobutylether-β-siklodekstrin (2400 mg).
Injeksi Delafloxacin tidak boleh diberikan dengan larutan yang mengandung kation multivalent, misalnya kalsium dan magnesium, melalui jalur intravena yang sama serta tidak boleh co-infused dengan obat lain.
Dosis Delafloxacin yang direkomendasikan untuk pengobatan pada pasien dewasa yaitu 300 mg Delafloxacin setiap 12 jam lebih dari 60 menit dengan infus intravena selama 5 sampai 14 hari atau, 300 mg setiap 12 jam lebih dari 60 menit dengan infus intravena, kemudian diganti dengan tablet Delafloxacin 450 mg secara oral setiap 12 jam berdasarkan kebijaksanaan dokter dengan durasi total 5 sampai 14 hari.
Baxdela (Delafloxacin Tablet)
Setiap tablet Delafloxacin untuk penggunaan oral mengandung 450 mg Delafloxacin (setara dengan 649 mg Delafloxacin Meglumin) dan bahan aktif berikut: asam sitrat anhidrat (5,5 mg); crospovidone (109 mg); magnesium stearat (10 mg); selulosa mikrokristalin (417 mg); povidone (34 mg); natrium bikarbonat (140 mg); natrium fosfat monobasik monohidrat (5,5 mg).
Tablet Delafloxacin diberikan minimal 2 jam sebelum atau 6 jam sesudah pemberian antasida yang mengandung magnesium, aluminium dengan sukralfat, kation logam seperti besi, sediaan multivitamin yang mengandung seng atau besi, atau dengan tablet buffer didanosine untuk suspensi oral atau serbuk pediatrik untuk larutan oral. Tablet Delafloxacin dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Dosis tablet Delafloxacin yang direkomendasikan untuk pasien dewasa yaitu 450 mg secara oral setiap 12 jam dengan durasi total 5 sampai 14 hari.
Daftar Pustaka
1. Kalbemed. Ceftaroline Efektif untuk Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak: Hasil Studi CAPTURE. [diunduh 19 November 2017]. Tersedia dari: http://www.kalbemed.com/Portals/6/24_221Berita%20Terkini-Ceftaroline%20Efektif%20untuk%20Infeksi%20Kulit%20dan%20Jaringan%20Lunak.pdf
2. Melinta Therapeutics. Baxdela (Delafloxacin) Tablets and Injection [diunduh 19 November 2017]. Tersedia dari: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/nda/2017/208610Orig1s000,208611Orig1s000TOC.cfm
3. FDA. HIGHLIGHTS OF PRESCRIBING INFORMATION [diunduh 19 November 2017]. Tersedia dari: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2017/208610s000,208611s000lbl.pdf
4. Candel, Francisco Javier and Marina Peñuelas. Delafloxacin: design, development and potential place in therapy. Drug Design, Development and Therapy. 2017; 11:881–891.
5. Fernandes, Prabhavathi and Evan Martens. Antibiotics in late clinical development. Biochemical Pharmacology. 2017; 133: 152-163
6. Medscape. Baxdela. [diunduh 19 November 2017]. Tersedia dari: https://reference.medscape.com/drug/baxdela-delafloxacin-1000153
7. Drug information. Delafloxacin Tablets and Injection. [diunduh 19 November 2017]. Tersedia dari: http://www.druginformation.com/RxDrugs/D/Delafloxacin%20Tablets%20and%20Injection.html