Majalah Farmasetika – Kulit kita mengganti sel kulit lama dengan sel kulit baru setiap satu bulan sekali, termasuk kulit wajah. Namun, seiring bertambahnya usia proses tersebut melambat yang mengakibatkan pengangkatan sel kulit mati membutuhkan waktu lebih lama.
Kurangnya eksfoliasi pada wajah menyebabkan wajah tampak kusam dan memiliki pori-pori yang besar. Eksfoliasi merupakan proses pengangkatan sel kulit mati pada permukaan kulit dan digantikan dengan sel kulit baru atau disebut juga dengan regenerasi kulit. Sebaiknya eksfoliasi dilakukan 1-2 minggu sekali.
Selain untuk mengangkat sel kulit mati, eksfoliasi juga memiliki berbagai manfaat lain. Berikut manfaat yang akan didapatkan jika rutin mengeksfoliasi kulit wajah.
-
Mencegah Jerawat dan Mengurangi Komedo
Jerawat dan komedo muncul akibat pori-pori yang tersumbat oleh sel kulit mati ataupun kotoran. Porses eksfoliasi dapat membuat pori-pori wajah lebih bersih dan mengurangi kemunculan jerawat serta komedo. Selain itu, eksfoliasi secara rutin juga dapat mengecilkan pori-pori dan mengurangi produksi minyak pada wajah.
-
Regenerasi Sel Kulit
Kulit memang dapat beregenerasi secara alami namun beberapa faktor dapat menyebabkan regenerasi kulit lebih lambat dari pada umumnya. Dengan eksfoliasi secara rutin, dapat mempercepat proses regenerasi kulit sehingga kulit wajah lebih sehat.
-
Menghindari Penuaan Dini
Bertambahnya usia membuat proses regenerasi kulit melambat sehingga muncul garis-garis halus, keriput, dan kulit wajah yang cepat kering. Hal tersebut disebabkan karena sel kulit mati yang menumpuk dan dapat dihindari dengan ekfoliasi secara rutin.
-
Kinerja Skincare Lebih Efektif
Produk-produk skincare yang digunakan pada wajah akan sulit meresap dan tidak memberikan perubahan yang signifikan walau dengan pemakaian rutin dikarenakan sel kulit mati di wajah menumpuk. Eksfoliasi kulit wajah sangatlah penting agar produk skincare dapat bekerja dengan baik dan memberikan efek secara maksimal.
-
Make Up Lebih Tahan Lama
Kulit wajah yang bersih dan sehat bisa didapatkan jika rutin melakukan eksfoliasi. Base make up akan lebih menempel dan tahan lama pada kondisi kulit wajah yang bersih dan sehat. Hal tersebut akan membuat make up yang digunakan tampak lebih flawless.
Eksoliasi terbagi menjadi dua tipe yaitu chemical eksfoliasi/ChemExfoliation dan physical eksfoliasi atau bisa juga disebut mechanical exfoliation. Pada dasarnya eksfoliasi bertujuan untuk menghilangkan ataupun mengangkat korneosit (atau yang bias akita kenal sel kulit mati), sehingga dapat menstimulasi terbentuknya sel kulit yang baru. Lalu apasih perbedaannya? Yuk di simak!
ChemExfo yaitu eksfoliasi yang menggunakan bahan-bahan chemical tanpa bantuan applicator dan di recomendasikan untuk acne skin type dan yang sedang memperbaiki skin barrier. ChemExfo diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu
- Very superficial exfoliation seperti glycolic acid/biasa kita kenal AHA, salicylic acid/biasa kita kenal BHA, resorcinol, trichloroacetic acid.
- Superficial exfoliation seperti pada very superficial namun dengan konsentrasi yang lebih tinggi.
- Medium-depth seperti phenol, glycolic acid, trichloroacetic acid dan dapat dikombinasikan dengan glycolic acid, solid CO2 dan jessner’s solution.
- Deep seperti pyruvic acid, modified baker’s peel dan baker-gordon phenol peel.
Physical eksfoliasi yaitu eksfoliasi yang dilakukan menggunakan applicator, seperti menggunakan kain micro-fiber, brush, sponges, kapas, dll. Physical eksfoliasi dapat dikombinasikan dengan chemical eksfoliasi. Contoh produk physical eksfoliasi yaitu scrub. Physical eksfoliasi dapat digunakan untuk semua jenis kulit, namun untuk tipe acne dan yang sedang mengalami kerusakan skin barrier perlu hati hati.
Chemical eksfoliator menggunakan larutan asam yang berbeda diantaranya digunakan asam salisilat, asam lakitik, asam glikolat dan lainnya. Dengan menggunakan larutan asam tersebut kulit melakukan revitalisasi dengan glukosaminoglikan, fibroblas, dan pembentukan kembali serat elastin dan kolagen.
Bahan yang baik untuk chemical exfoliator yakni senyawa asam seperti AHA, BHA, maupun PHA
-
BHA (Beta-Hydroxy Acid)
BHA sendiri tersusun dari lemak sehingga lebih mudah untuk larut dalam lemak atau bersifat lipophilic bisa disebut juga dengan oil-solube, yang artinya BHA dapat terpenetrasi melewati minyak pada kulit. Selain itu, BHA juga bersifat keratolytic atau mampu mengikis lapisan teratas kulit dimana sel-sel kulit mati berada.
BHA tersusun dari salicylic acid dan citric acid yang membuat pori-pori terlihat bersih, mengontrol minyak, dan mengatasi komedo. Penggunaan kandungan BHA tidak boleh terlalu sering karena dapat menimbulkan iritasi atau bahkan menimbulkan minyak yang berlebih karena BHA tidak melembapkan tetapi mengeringkan kulit seseorang. Maka dari itu penggunaan BHA cocok untuk kulit berminyak.
-
AHA (Alpha hydroxy acid)
AHA merupakan asam organik dengan satu gugus hidroksil yang melekat pada posisi alfa asam. AHA termasuk asam glikolat, asam laktat, asam malat, asam tartarat, dan asam sitrat sering digunakan secara luas dalam formulasi kosmetik. AHA bersifat hydrophilic yang artinya AHA dapat terpenetrasi melewati lapisan air di kulit dan memecah ikatan pada sel kulit untuk proses eksfoliasi. Namun kandungan AHA yang berupa glycolic, lactic, tartaric, citric, malic dan mandelic harus diwaspadai oleh kulit kering dan sensitif, karena kulit akan sensitif terhadap kandungan tersebut yang nantinya dapat muncul iritasi.
-
PHA (Polyhydroxy acid)
PHA merupakan generasi penerus AHA karena memiliki sifat yang mirip dengan AHA. Namun, PHA memiliki molekul yang lebih besar dibandingkan dengan AHA sehingga penetrasi PHA tidak akan terlalu dalam. Sehingga, PHA sangat aman dan minim iritasi untuk digunakan sebagai eksfoliator. PHA memberikan manfaat anti-penuaan, menghaluskan kulit tanpa efek samping terbakar yang berpotensi mengiritasi dan pedas. PHA juga bersifat protektif karena sebagian besar mengandung sifat antioksidan.
Eksfoliasi kulit wajah memiliki banyak manfaat jika dilakukan secara rutin. Terdapat dua jenis eksfoliasi yaitu chemical exfoliasi dan physical exfoliasi. Chemical eksfoliasi merupakan exfoliasi yang menggunakan bahan chemical tanpa bantuan aplikator sedangkan physical eksfoliasi merupakan eksoliasi yang dilakukan menggunakan applicator, seperti menggunakan kain micro-fiber, brush, sponges, kapas, dll. Bahan yang baik untuk digunakan sebagai chemical exfoliator yakni senyawa asam seperti AHA, BHA, maupun PHA.