Download Majalah Farmasetika
muntah
pic : istimewa

Inilah Obat Antimual Akibat Kemoterapi Pertama yang Bertahan 5 Hari dalam Tubuh

Majalah Farmasetika (V1N6-Agustus 2016). Mual dan muntah adalah efek samping yang umum dari pengobatan kemoterapi untuk kanker. Efek samping ini umumnya dapat dikontrol dengan penggunaan obat anti-mual, salah satunya adalah granisetron.

Heron Therapeutics mendapatkan persetujuan (12/8) dari US Food and Drug Administration (FDA) untuk obat anti-mual akibat kemoterapi pertama di dunia dalam bentuk extended-release, Sustol (granisetron).

Sustol adalah antagonis reseptor serotonin-3 (5-HT3) pelepasan-diperpanjang pertama yang disetujui untuk mencegah mual dan muntah akut dan tertunda akibat penggunaan kemoterapi emetogenik sedang serta regimen kemoterapi kombinasi antrasiklin dan siklofosfamid.

Sustol menggunakan teknologi penghantaran obat Biochronomer-Heron untuk mempertahankan kadar terapeutiknya hingga setidaknya lima hari, menjangkau fase mual dan muntah akut dan tertunda akibat kemoterapi.

Program Fase 3 global terdiri atas dua percobaan klinis besar yang menilai efikasi dan keamanan Sustol pada lebih dari 2.000 pasien penderita kanker. Efikasi obat ini dalam mencegah mual dan muntah diperiksa dalam kedua fase tersebut.

Presiden Heron Therapeutics, Robert Rosen, mengatakan, “Persetujuan Sustol adalah langkah besar dalam evolusi Heron untuk menjadi perusahaan biofarmasetika yang terintegrasi secara menyeluruh yang memiliki kapabilitas pengembangan dan komersil. Fokus kami saat ini beralih pada bagaimana memastikan pasien mendapatkan akses terhadap terapi yang penting ini. Kami menunggu kerja sama dengan komunitas onkologi untuk memungkinkan Sustol tersedia pada akhir tahun ini.”

Heron mengatakan Sustol dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap granisetron, salah satu komponen obat, atau antagonis reseptor 5-HT3 lainnya.

Reaksi hipersensitivitas dapat terjadi dan dapat berlangsung selama sekitar 7 hari atau lebih setelah pemberian Sustol, dengan kemungkinan kejadian berlangsung lebih lama. Heron mengungkapkan, apabila reaksi terjadi, pasien harus diobati dengan tepat dan diawasi hingga tanda dan gejalanya hilang.

Baca :  FDA Memberikan Peninjauan Prioritas untuk Inavolisib dalam Pengobatan Kanker Payudara dengan Mutasi PIK3CA

Sumber: http://regulatoryaffairs.pharmaceutical-business-review.com/news/fda-approves-herons-sustol-for-chemotherapy-induced-nausea-and-vomiting-120816-4978118

Share this:

About Hafshah

Hafshah Nurul Afifah, S.Farm., Apt. meraih gelar sarjana dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran pada tahun 2012. Gelar apoteker diperoleh dari Program Studi Profesi Apoteker Universitas Padjadjaran pada tahun 2016. Tahun 2012 hingga 2013 bekerja full-time sebagai editor buku farmasi di CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran dan hingga saat ini masih aktif sebagai editor dan penerjemah lepas. Penulis pernah bekerja sebagai ASN di Badan Pengawas Obat dan Makanan pada Maret 2019-Juni 2020 sebagai Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Pertama (analis laboratorium vaksin), namun saat ini kembali bekerja sebagai Spv. Registration Officer di sebuah industri farmasi swasta di Bandung.

Check Also

Duvyzat, Obat Givinostat Oral Telah Disetujui FDA untuk Mengobati Duchenne MD

Majalah Farmasetika – Duchenne muscular dystrophy (DMD) adalah  gangguan neurologis langka. Menyebabkan kelemahan otot progresif …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.