Majalah Farmasetika – Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif kompleks yang ditandai dengan tremor, rigiditas, dan bradikinesia, dengan ketidakstabilan postural yang muncul pada beberapa pasien seiring perkembangan penyakit.
Penyakit ini pertama kali dijelaskan oleh James Parkinson pada tahun 1817 dan selanjutnya dikarakterisasi oleh Jean-Martin Charcot (Kouli et al., 2018).
Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif kedua yang paling umum setelah penyakit Alzheimer, dengan prevalensi sekitar 0,5–1% di antara populasi yang berusia 65-69 tahun, meningkat menjadi 1-3% di antara populasi berusia 80 tahun ke atas. Dengan populasi yang menua, baik prevalensi dan kejadian penyakit ini diprediksi meningkat lebih dari 30% pada tahun 2030 yang mana dapat mengakibatkan biaya langsung dan tidak langsung bagi masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan (Kouli et al., 2018).
Terapi parkinson di Indonesia
Pengobatan Parkinson di Indonesia masih umum menggunakan obat levodopa, karbidopa COMT, seperti Comtan (entacapone) dan MAO-B inhibitor, seperti Azilect (rasagiline) dan Xadago (safinamide).
Obat baru istradefylline
Untuk Nourianz® sendiri belum tersedia di Indonesia. Nourianz® adalah obat oral sekali sehari yang dapat ditambahkan ke regimen pengobatan yang terdiri dari levodopa / karbidopa yang dapat mengurangi “waktu istirahat”
Tablet Nourianz® berisi istradefylline digunakan sebagai terapi tambahan untuk levodopa / karbidopa pada orang dewasa dengan penyakit Parkinson yang mengalami episode “off”. Istradefylline adalah antagonis reseptor adenosin A2A selektif pertama yang mendapatkan persetujuan FDA.
Episode “off” merupakan keadaan saat obat pasien tidak bekerja dengan baik yang menyebabkan peningkatan gejala Penyakit Parkinson, seperti tremor dan kesulitan berjalan (FDA, 2019). Obat ini disetujui oleh FDA AS setelah meninjau 5 data klinis uji coba termasuk uji coba 3 fase III dan 2 fase IIb, semua menggunakan perubahan persentase waktu terjada harian subjek yang dihabiskan dalam keadaan “off”. Menurut pertimbangan FDA AS, istradefylline menjadi efektif secara selektif untuk penyakit parkinson dengan “off” episode (total 1143 peserta Penyakit Parkinson dengan episode “off”) sebagai pengobatan tambahan untuk Levodopa dan Karbidopa. Hasilnya, pada 27 Agustus 2019, FDA AS telah memberikan persetujuan untuk Nourianz® (istradefylline) untuk digunakan sebagai pengobatan tambahan Levodopa pada pasien dewasa dengan Penyakit Parkinson yang mengalami episode “off” (Chen, and Rodrigo., 2020).
Efek samping dari Nourianz® ini seperti dyskinesia yaitu gerakan tiba-tiba yang tidak terkontrol lalu dapat menjadi halusinasi dan gejala psikosis lainnya. Nourianz® juga dapat menyebabkan pemikiran dan perilaku abnormal, termasuk: terlalu curiga atau merasa orang ingin menyakiti (ide paranoid), mempercayai hal-hal yang tidak nyata (delusi) melihat atau mendengar hal-hal yang tidak nyata (halusinasi) kebingungan peningkatan aktivitas atau berbicara (mania) disorientasi perilaku agresif agitationdelirium (penurunan kesadaran) dorongan yang tidak biasa (kontrol impuls atau perilaku kompulsif).
Pasien harus dipantau untuk perkembangan diskinesia atau eksaserbasi diskinesia yang ada. Jika terjadi halusinasi, perilaku psikotik, atau perilaku impulsif / kompulsif, pertimbangkan untuk mengurangi dosis atau menghentikan obat. Penggunaan istradefylline pada kehamilan tidak dianjurkan dan wanita dengan potensi melahirkan harus disarankan untuk menggunakan kontrasepsi selama pengobatan (Brooks, 2019).
Efektivitasnya dalam mengobati episode “off” pada pasien dengan Penyakit Parkinson yang memakai levodopa / carbidopa ditunjukkan dalam empat studi klinis terkontrol plasebo selama empat minggu yang mencakup total 1.143 peserta. Dalam keempat penelitian, penambahan istradefylline menyebabkan penurunan yang signifikan secara statistik dari awal pada waktu “off” harian dibandingkan dengan add-on plasebo. Istradefilin berbeda dari obat Parkinson lain yang bekerja pada metabolisme dopamin atau reseptor dopamin. Sebuah meta-analisis yang diterbitkan pada tahun 2017 menemukan bahwa 40 mg / hari obat dapat meningkatkan waktu “off” dan gejala motorik pada pasien dengan penyakit Parkinson (Brooks, 2019).
Persetujuan FDA
Persetujuan sebagai antagonis reseptor adenosine selektif A2 didasarkan pada keberhasilannya dalam 4 studi klinis yang berlangsung selama 12 minggu dan melibatkan lebih dari 1100 peserta di mana diamati penurunan yang signifikan secara statistik dari awal pada waktu istirahat (off) harian dibandingkan dengan placebo (Takahashi et al., 2018).
Pengajuan baru ke FDA ini didukung sebagai bagian dari data termasuk fase 3 multicenter, placebo-controlled, dan studi double-blind pada pasien dengan penyakit Parkinson yang menggunakan dosis levodopa / karbidopa yang konsisten dalam kombinasi dengan atau tanpa obat tambahan untuk penyakit mereka. Uji coba yang diumumkan pada tahun 2013, dikembangkan berdasarkan perjanjian Special Protocol Assessment (SPA) dengan FDA (NCT01968031) (FDA, 2019).
Pada tahun 2016, hasil uji coba 12 minggu menunjukkan untuk dosis 20 mg dan 40 mg dari Nourianz, memiliki kecenderungan penurunan yang lebih besar pada waktu istirahat harian dibandingkan dengan plasebo. Meskipun, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada minggu ke 12 dibandingkan dengan kelompok plasebo. Sehubungan dengan keamanan, istradefylline dianggap dapat ditoleransi dengan baik pada kedua dosis (Takahashi et al., 2018).
Pada Oktober 2018, analisis sementara studi pengawasan pasca-pemasaran dilakukan di Jepang melibatkan 476 pasien, menunjukkan bahwa obat tersebut dinilai efektif pada 61,3% pasien, sebagaimana ditentukan oleh Unified Penyakit Parkinson. Rating Scale (UPDRS) Part III mengalami penurunan dari 33.7 menjadi 30.3 dari baseline. Pengobatan sekali lagi terbukti secara umum dapat ditoleransi dengan baik, meskipun diskinesia dan halusinasi dilaporkan sebagai reaksi obat yang paling sering merugikan (Takahashi et al., 2018).
Sumber
Brooks, Megan. 2019. FDA OKs Istradefylline for Parkinson’s Disease ‘Off’ Episodes. Available online at https://www.medscape.com/viewarticle/917337. [Diakses pada tanggal 15 November 2020]
Chen, Jiang-Fan. Rodrigo, A, Cunha. 2020. The belated US FDA approval of the adenosine A2A receptor antagonist istradefylline for treatment of Parkinson’s disease. Springer Nature. Doi : Purinergic Signalling https://doi.org/10.1007/s11302-020-09694-2.
FDA. 2019. Drug Trials Snapshots: NOURIANZ. Tersedia online pada https://www.fda.gov/drugs/drug-approvals-and-databases/drug-trials-snapshots-nourianz [Diakses online pada 16 November 2020].
FDA. 2019. FD approves new add-on drug to treat off episodes in adults with Parkinson’s disease [press release]. White Oak, MD: FDA. Tersedia Online di: fda.gov/news-events/press-announcements/fda-approves-new-add-drug-treat-episodes-adults-parkinsons-disease. [Diakses pada tanggal 15 November 2020]
Kouli, A., K. M. Torsney, dan W. L. Kuan. 2018. Parkinson’s Disease: Pathogenesis and Clinical Aspects. Brisbane: Codon Publications.
Takahashi M, Fujita M, Asai N, Saki M, Mori A. 2018. Safety and effectiveness of istradefylline in patients with Parkinson’s disease: interim analysis of a post-marketing surveillance study in Japan. Expert Opin Pharmacother.19(15):1635-1642. doi: 10.1080/14656566.2018.1518433.