Download Majalah Farmasetika

Sistem Penghantaran Obat Terkontrol untuk Mengatasi Tingkat Kepatuhan Pasien

Majalah Farmasetika – Salah satu penyebab gagalnya terapi pengobatan pada pasien adalah tingkat kepatuhan yang buruk. Sistem pelepasan obat terkontrol adalah salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sistem pelepasan obat terkontrol merupakan teknologi formulasi yang digunakan untuk memodulasi pelepasan obat dalam tubuh dari waktu ke waktu dan/atau menargetkan obat ke jaringan atau jenis sel tertentu. Lantas bagaimana cara sediaan pelepasan terkontrol ini dapat meningkatkan kepatuhan pasien? Bagaimana cara merancang sediaan pelepasan terkontrol dengan baik? Serta bagaimana aplikasi penerapannya di Indonesia? Pada artikel ini akan dibahas lebih lanjut terkait dengan sistem penghantaran obat terkontrol hingga pengaplikasiannya di Indonesia.

PENDAHULUAN

Obat adalah salah satu kebutuhan yang kita konsumsi atau gunakan ketika sedang dalam keadaan sakit. Permintaan terhadap obat-obatan diperkirakan akan meningkat seiring dengan terus meningkatnya beban penyakit secara global. Harapan dari penggunaan obat adalah pulih dari sakit yang diderita namun bagaimanapun hal tersebut dapat tidak terjadi apabila dalam kenyataannya pasien tidak meminum obat sesuai dengan resep yang diberikan.

Kepatuhan pengobatan yang buruk merupakan salah satu alasan paling umum yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara hasil yang diperoleh dari Randomized Clinical Trials (RCTs) dan hasil yang diperoleh dari dunia secara nyata dan estimasi ketidakpatuhan adalah sekitar 50% untuk penyakit yang bersifat kronis. Di Amerika Serikat, kepatuhan yang buruk menyebabkan sekitar 125.000 kematian per tahun, angka yang sebanding dengan jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker kolorektal, kanker payudara, dan kanker prostat bila digabungkan. Kepatuhan yang buruk juga dapat menyebabkan kerugian pada pengobatan akibat pemborosan obat, prosedur diagnostik yang tidak diperlukan serta penggunaan fasilitas layanan kesehatan yang berlebihan.

Penyebab utama dari kepatuhan pasien yang buruk antara lain faktor lupa, kecemasan terhadap efek samping obat, literasi kesehatan yang buruk, keengganan terhadap health belief model, dan stigmatisasi. Faktor lain yang mungkin berperan termasuk biaya pengobatan yang cenderung besar dan komunikasi antara pasien-tenaga kesehatan yang kurang memadai. Selain berdampak negatif pada kesehatan secara individu, ketidakpatuhan yang meluas juga dapat berdampak buruk pada kesehatan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan penyakit menular.

Peningkatan kepatuhan adalah sebagai salah satu strategi yang paling berdampak dan hemat biaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat umum, namun strategi ini masih belum mendapatkan perhatian yang sama seperti pendekatan yang lain untuk meningkatkan kesejahteraan. Strategi lain yang dimediasi oleh fasilitas layanan kesehatan tradisional untuk meningkatkan kepatuhan dengan memberikan edukasi pada pasien namun hal ini memberikan hasil yang kurang konsisten dan seringkali mengecewakan. Sistem penghantaran obat terkontrol merupakan alternatif teknologi menjanjikan yang dapat mengurangi penyebab dari ketidakpatuhan pasien.

SISTEM PENGHANTARAN OBAT TERKONTROL

Sistem penghantaran obat terkontrol merupakan teknologi formulasi yang digunakan untuk memodulasi pelepasan obat dalam tubuh dari waktu ke waktu dan/atau menargetkan obat ke jaringan atau jenis sel tertentu. Sistem penghantaran obat terkontrol dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai karakteristik termasuk rute pemberian obat (misalnya, oral, transdermal, intravena, intramuskular, subkutan, transmukosa, dan lainnya), jenis alat yang digunakan (misalnya, injectable microparticle depot, formulasi lepas lambat, intravaginal ring), atau profil pelepasan obat yang dihasilkan (orde satu, orde nol, dan lainnya).

Pembuatan sistem penghantaran obat terkontrol juga didasarkan atas keterbatasan dari penggunaan penghantaran obat secara konvensional yakni antara lain, absorbsi yang buruk pada lokasi target, bioavaibilitas yang buruk, pengaruh metabolisme lintas pertama yang tinggi, fluktuasi pada konsentrasi plasma obat, eksresi yang terlalu cepat dari tubuh, dan frekuensi pemberian yang banyak. Dengan pembuatan sistem penghantaran obat terkontrol maka diharapkan dapat mengatasi keterbatasan yang ada sebelumnya sehingga dapat meningkatkan bioavaibilitas obat dalam tubuh dan memberikan hasil yang baik dengan pemberian secara efektif sehingga juga dapat meningkatkan kepatuhan dari pasien.

Sistem penghantaran obat terkontrol pun memiliki kelebihan dan kekurangan dalam aplikasinya. Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari sistem penghantaran obat terkontrol:

Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Penghantaran Obat Terkontrol

KelebihanKekurangan
Pelepasan obat dapat dikontrolRisiko toksisitas dari bahan yang digunakan
Spesifitas terhadap targetDose dumping (pelepasan obat dalam jumlah besar secara tiba-tiba)
Waktu tinggal obat yang lama dalam tubuhBeberapa prosedur dilakukan secara invasif (misalnya, prosedur pemasangan atau pelepasan implan)
Perlindungan terhadap proses metabolisme oleh enzim/kimiaPenyerapan oleh Reticuloendothelial System (RES) dapat mengurangi efikasi obat
Bioavaibilitas yang meningkatIVIVC (In Vitro In Vivo Correlation) yang buruk
Frekuensi pemberian obat berkurangStandar yang terbatas
Kepatuhan pasien meningkatBiaya produksi yang tinggi

Dalam merancang sistem penghantaran obat terkontrol berbagai faktor dan parameter perlu dipertimbangkan. Parameter secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu parameter terkait formulasi dan parameter terkait obat. Parameter terkait formulasi mencakup sifat biomaterial, rute pemberian, farmakokinetik, dan peningkatan stabilitas. Sedangkan parameter terkait obat mencakup efisiensi pengikatan obat dengan protein plasma, kemampuan obat melewati penghalang biologis, dan aspek regulasi.

Sifat-sifat biomaterial seperti biokompabilitas, sifat kimia permukaan, hidrofilisitas, degradasi, sifat mekanik, dan reologi perlu dikaji dalam perancangan obat. Selain itu, sifat biomaterial pada berbagai pH dan suhu juga perlu diperhatikan. Penetapan rute pemberian obat juga sangat penting untuk memilih biomaterial yang sesuai dan merancang bentuk sediaan yang akan digunakan. Untuk obat-obatan tertentu yang tidak stabil dalam kondisi yang kurang menguntungkan, termasuk peptida, protein, gen (DNA), dan partikel koloid/non-koloid, peningkatan stabilitas harus dilakukan saat merancang sistem penghantaran obat terkontrol. Hal ini dapat teratasi dengan menggabungkan obat-obatan tersebut dalam sistem pembawa khusus untuk menjaga kestabilannya.

Penargetan obat ke lokasi target merupakan hal yang penting untuk mencegah efek obat yang tidak diinginkan pada organ lainnya. Hal ini dapat tercapai dengan berbagai cara seperti, penandaan antibodi, pemasangan ligan, dan pemberian secara lokal. Hambatan biologis merupakan halangan untuk menargetkan pengiriman obat ke area tertentu termasuk otak, tulang, dan organ lainnya yang sulit ditembus. Masalah dapat diatasi dengan mempertimbangkan penggunaan peningkat permeasi atau nanocarrier untuk membantu obat masuk ke lokasi target. Model hewan yang sesuai juga perlu dirancang sehingga bisa mendapatkan hubungan IVIVC yang baik. Hal ini membantu mengatasi permasalahan kesenjangan antara studi hewan in vivo dan hasil studi klinis.

APLIKASI PENERAPAN DI INDONESIA

Perkembangan sediaan pelepasan terkontrol di Indonesia sudah semakin banyak dan sudah banyak produk sediaan berbasis pelepasan terkontrol juga beredar di pasar Indonesia. Diantaranya pun bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menerima terapi pengobatan. Berikut merupakan beberapa produk sediaan berbasis pelepasan terkontrol yang beredar di pasar Indonesia:

Tabel 2. Produk Obat Pelepasan Terkontrol di Indonesia

Nama ProdukBahan AktifIndikasiTeknologiFrekuensi Pemberian
Glucophage XRMetforminDiabetes mellitus tipe 2Extended Release (XR)1 kali sehari
Adalat OROSNifedipineHipertensi, anginaOsmotic Release (OROS)1 kali sehari
Inderal LAPropanololHipertensiSustained Release1 kali sehari
ConcertaMethylphenidateADHDOROS1 kali sehari
Duragesic patchFentanylNyeri kronisTransdermal patchTiap 3 hari

Produk-produk pada Tabel 2 merupakan beberapa contoh sediaan berbasis pelepasan terkontrol yang beredar di Indonesia serta bila diperhatikan pengaplikasiannya sebagian besar untuk mengatasi penyakit-penyakit yang bersifat kronis dimana pada penyakit bersifat kronis dibutuhkan tingkat kepatuhan yang tinggi dari pasien dalam menjalankan terapi pengobatan. Melalui contoh-contoh tersebut menunjukan bahwa aplikasi sediaan berbasis pelepasan terkontrol dapat diterapkan untuk mengatasi masalah kepatuhan pasien sehingga membuka potensi untuk pengembangan obat-obatan lainnya.

KESIMPULAN

Kepatuhan terapi pengobatan yang buruk merupakan salah satu penyebab gagalnya terapi pengobatan pasien. Banyak faktor yang mempengaruhi dan beberapa tindakan pun sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengembangan sediaan obat berbasis pelepasan terkontrol. Sediaan obat berbasis pelepasan terkontrol memungkinkan obat untuk tinggal dalam waktu yang lama dalam tubuh sehingga mengurangi frekuensi pemberian dan meningkatkan kepatuhan pasien. Sediaan pelepasan terkontrol pun perlu dirancang sebaik mungkin sehingga memberikan efek terapeutik yang maksimal. Aplikasi penerapannya pun sudah banyak dan tersedia di pasar Indonesia sehingga membuka peluang pengembangan obat-obatan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Adepu, S., Ramakrishna, S. Controlled Drug Delivery Systems: Current Status and Future Directions. Molecules. 2021. 26. 5905. doi: 10.3390/molecules26195905.
  2. Baryakova, T.H., Pogostin, B.H., Langer, R., McHugh, K.J. Overcoming Barriers to Patient Adherence: The Case for Developing Innovative Drug Delivery Systems. Nature Reviews Drug Discovery. 2023. 22:387-409.

About Jeremy Marcelino

Mahasiswa Pascasarjana Farmasi di Universitas Padjadjaran

Check Also

Liposom sebagai Penghantaran Obat Tertarget untuk Terapi Kanker

Majalah Farmasetika – Metode utama dalam pengobatan kanker meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi. Namun …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses