Farmasetika.com – Benalu merupakan parasit yang dianggap tidak bermanfaat, namun ternyata benalu memiliki potensi sebagai tanaman obat. Benalu mangga (Dendrophthoe pentandra) dan benalu nangka (Macrosolen cochinchinensis) sebagaimana benalu teh (Scurrula oortina) mengandung senyawa flavonoid kuersetin yang memiliki sifat antitumor.
Mekanisme senyawa aktif dalam benalu tersebut kemungkinan melalui aktivitas antioksidan. Kuersetin mampu menghambat ekspresi protein p53 mutan, tirosin kinase, heat shock protein dan siklooksigenase, serta menunjukkan afinitas yang sama dengan tamoxifen pada estrogen reseptor. Salah satu tanaman yang telah diajukan sebagai tanaman calon fitofarmaka antikanker yaitu Benalu teh (Scurrula oortiana) yang juga dapat bekerja pada pembuluh darah.
Mekanisme Benalu Teh Pada Pembuluh Darah
Pada benalu teh S. Oortiana dalam ekstrak air mengandung senyawa catechin, phytol flavonoid likosida, dan kafein. Umumnya, benalu teh mengandung flavonoid yang terdiri dari quersetin, chachone, dan turunan flavon.
Flavonoid benalu teh mampu bekerja lansung pada otot polos pembuluh arteri dengan mestimulir atau mengaktivasi Endothelium Derived Relaxing Factor (EDRF) sehingga menyebabkan vasodilatasi. Pemberian benalu teh pada pasien hipertensi mampu memperbaiki atau mengembalikan fungsi endotel, seperti halnya dengan pemberian α bloker. Benalu teh bersifat antagonisme kompetitif reseptor α sehingga tidak terjadi aktivasi reseptor α. Benalu teh menghambat kanal Ca2+ intrasel dan terjadi defosforilasi MLC akhirnya tidak terjadi kontraksi otot arteri.
Flavonoid Benalu Teh sebagai Antioksidan
Berbagai riset menunjukkan bahwa berkhasiat menurunkan tekanan darah, karena benalu teh mengandung flavonoid. Salah satu flavonoid yang berkhasiat adalah quercetin. Senyawa ini beraktivitas sebagai antioksidan dengan melepaskan atau menyumbangkan ion hidrogen kepada radikal bebas peroksi agar menjadi lebih stabil.
Aktivitas tersebut menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL) yang menyebabkan darah mengental, sehingga mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah.
Kesimpulan
Benalu bagi masyarakat adalah tanaman parasit yang harus dibuang. Sebenarya, ada zat tersembunyi yang berpostensi menjadi obat tumor. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi lebih lanjut terhadap masyarakat awam berkenaan dengan hal ini.
Daftar Pustaka
Santoso, S.O. 1993. Perkembangan Obat Tradisional dan Ilmu Kedokteran di Indonesia dan Upaya Pengembangannya sebagai Obat Alternatif. Pidato Pengukuhan pada Upacara Penerima Jabatan sebagai Guru Besar dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 4 September 1993.
Simanjuntak PT, Parwasi LE, Lenny S, Tamat, dan Murwani R. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Benalu Teh Scurulla oortiana (Korth) Danser (Loranthaceae). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2004; 2(1): 6-9.
Ohashi K, Winarno H, Mukai M, et al. Cancer Sell Invasion Inhibitory Effects of Chemical Constituents in the Parasitic Plant Scurulla artropurpure (Loranthacea). Chemical and Pharmaceutical Bulletin 2003; 51 (3): 343-345.
Schmitt VM and Dirsch VM. Review Modulation of Endothelial Nitric Oxide by Plant-derived Product. Nitric Oxide: Biology and Chemistry. 2009; 21(2): 77-91.
Murphy KJ, Chronopolous AK, Singh I, et al. Dietary Flavanols and Procyanidin Oligomers from Cocoa (Theobroma cacao) Inhibit Platelet Function. American Journal of Clinical Nutrition. 2003; 77(6) : 1466-1473.
Capasso R, Aviello G, Romano B, Atorino G, Pagano E, and Borelli F. Inhibitory Effect of Quercetin on Rat T rachea Contractility In Vitro. Journal of Pharmacy and Pharmacology. 2009; 61 (1): 115-119.
Mojiminiyi FBO, Owolabi ME, Igbokwe UV, and Ajagbonna P. The Vasorelaxant Effect of Viscum A lbum Leaf Extract is Mediated by CalciumDependent Mechanism. Nigerian Journal of Physiological Sciences. 2008; 23(1-2): 115-120.
Manampiring AE, Asyari SR, dan Arifin Z. Pengaruh Kebiasaan Mengonsumsi Tempe dan Kebiasaan Mengonsumsi Ikan terhadap Kadar Malanoldehida dan Vitamin E Plasma Darah. Sains Kesehatan. 2001; 14(2): 208-219.
Penulis: Steven Imanuel Krisyanto, Muhammad Dimas Syarhul Hikam, Yunitasya Guspira, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran