Download Majalah Farmasetika

Mengenal Vaksin COVID-19 Convidecia dari China yang Diberikan Sekali Suntik

Majalah Farmasetika – Vaksin Convidecia merupakan salah satu vaksin yang mendapat izin penggunaan darurat (EUA) di Indonesia pada September 2020 bersamaan dengan Vaksin Johnson & Johnson. Dengan nama riset AD5-nCOV, vaksin ini dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology dari Akademi Ilmu Kedokteran Militer, dan diproduksi oleh Cansino Biological Inc, China. Di Indonesia, vaksin ini didaftarkan oleh PT Bio Farma sebagai pemegang EUA yang akan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin di Indonesia.

Vaksin Convidensia adalah vaksin hasil rekayasa genetika dengan adenovirus tipe 5 replikasi sebagai vector untuk mengekspresikan protein SARS-CoV2 dengan pemberian dosis tunggal atau hanya sekali suntik. Pemberian vector virus ini diharapkan dapat menginduksi respons imun innate, yang kemudian menginduksi respons imun adaptif. Adapun komposisi dalam 1 dosis (0,5 ml) vaksin ini mengandung Ad5-nCoV rekombinan, ≥ 4 x 1010 partikel virus sebagai bahan aktif dan bahan tambahan lain seperti mannitol, sukrosa, Natrium klorida (NaCl), magnesium klorida, Polisorbat 80, gliserin, N-(2-Hydroxyethyl) piperazine-N’-(2-Asam etanasulfonat) (HEPES), dan air.

Efek samping yang dapat timbul setelah vaksinasi meliputi kemerahan atau bengkak pada bagian bekas suntikan, demam, sakit kepala, nyeri otot, mual, dan badan menjadi lemas. Setelah vaksin memasuki tubuh, ia akan berikatan dengan protein spike dan bereplikasi di dalam tubuh sehingga antigen SARS-CoV2 diproduksi, kemudian antigen dipresentasikan oleh MHC pada sel T helper. Ekspresi yang dihasilkan oleh Vaksin Convidencia adalah lonjakan glikoprotein SARS-CoV, lonjakan ini disiapkan dengan mengkloning gen full-length yang dioptimalkan dari protein S bersama dengan gen peptida sinyal aktivator plasminogen dalam vector Ad5. Sel T helper kemudian akan mengenali antigen dan merangsang sel B untuk menghasilkan antibodi penetralisir. Selain itu sel T helper juga mengaktifkan sel T sitotoksik untuk menghancurkan sel yang terinfeksi.

Baca :  Jika Ada Vaksin Lain, Regulator Eropa Tak Rekomendasikan Vaksin AstraZeneca

Terdapat banyak keunggulan yang dimiliki Vaksin Convidecia seperti pemberiannya dilakukan dalam sekali suntik, menginduksi respon imunologis secara kuat, dan bekerja secara spesifik dengan memasukkan gen ke sel host pada respon imun yang baik. Namun juga terdapat kekurangan pada vaksin ini seperti hanya dapat digunakan untuk orang dengan usia 18 tahun keatas, penyimpanan vaksin harus berada pada suhu 2-8° C, dan efikasi vaksin dapat berkurang jika dilakukan pemberian ulang. Vaksin ini tidak boleh diberikan pada orang yang memiliki riwayat alergi terhadap vaksin maupun bahan didalamnya dan wanita yang sedang hamil.

Sumber :

  • Yan, Z.-P.; Yang, M.; Lai, C.-L. COVID-19 Vaccines: A Review of the Safety and Efficacy of Current Clinical Trials. Pharmaceuticals 2021, 14, 406. https://doi.org/10.3390/ ph14050406
  • Kyriakidis, Nikolaos C. López-Cortés, Andrés González, Eduardo Vásconez Grimaldos, Alejandra Barreto, Prado, Esteban Ortiz. SARS-CoV-2 vaccines strategies: a comprehensive review of phase 3 candidates. pj Vaccines 2021, 6, 28. https://doi.org/10.1038/s41541-021-00292-w
  • Youdiil O, Anshari S. H, Alvina W, Suzy M, Sukamto K, Evy Y, Teguh H. K, Iris R, Samsuridjal D. COVID-19 Vaccines: Current Status and Implication for Use in Indonesia. Indones J Intern Med 2020, 52, 4.
  • Armanto Makmun, Siti Fadhilah Hazhiyah. Tinjauan Terkait Pengembangan Vaksin Covid – 19. Molucca Medica 2020, 13, 2.
Share this:

About Shafa Qotrunnada Widyatamaka

Check Also

fda

FDA Menyetujui mRNA-1345 untuk Perlindungan terhadap Penyakit Saluran Pernapasan Bawah yang Disebabkan oleh RSV

Majalah Farmasetika – Ini adalah persetujuan vaksin mRNA kedua dari Moderna dan vaksin mRNA pertama …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.