Majalah Farmasetika – Pada tahun 2019 akhir, dunia digemparkan dengan ditemukannya penyakit menular dan berbahaya yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang dikenal sebagai Virus Corona(Naderipour et al., 2022; Yang and Leibowitz, 2015).
Virus ini dapat menyebar melewati partikel cairan ketika orang yang telah terinfeksi batuk, bersin, bernyanyi, dan berbicara dengan orang disekitar atau dengan orang dalam jarak dekat(Boopathi et al., 2020). Virus ini dapat mematikan dan penyebarannya sangat cepat ditambah dengan mutasi genetik yang membuat virus ini sulit untuk dicari pengobatannya. Virus ini menyebar dan menyerang seluruh penjuru dunia sehingga sangat mengganggu seluruh sektor perekonomian, Pendidikan, dan lain-lainnya.
Sehingga beberapa negara membuat beberapa kebijakannya masing-masing untuk menanggulangi wabah penyakit ini dan melindungi masyarakatnya. Yang sangat terkena dampaknya adalah pada sektor perekonomian(Canuto, 2020). Kebijakan beberapa negara salah satunya adalah Lockdown dengan menutup akses keluar masuknya baik orang maupun barang untuk mengurangi infeksi sangat berdampak bagi perekonomian setiap negaranya (Agarwal et al., 2020; Lau et al., 2021; Rakshit and Paul, 2020).
Perekonomian dunia turun secara signifikan sehingga. Seluruh sektor perekonomian pun mengalami penurunan(Barinov, 2020), akan tetapi ada beberapa sektor ekonomi yang tidak mengalami penurunan salah satunya adalah pada sektor farmasi (Usmar, 2021).
Industri farmasi mengalami kondisi moderate raised dimana produk farmasi yang berkaitan dengan pengobatan Covid-19 meningkat, akan tetapi di sisi lain permintaan terhadap produk farmasi yang tidak berkaitan dengan Covid-19 mengalami penurunan. Permasalahan utama pada sektor industry farmasi adalah dilakukannya lockdown di beberapa negara yang menjadi sumber pemasok bahan baku obat seperti China dan India membuat kegiatan produksi obat dan penyaluran terganggu. Aritkel ini akan membahas beberapa alternatif solusi dibidang farmasi untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis.
Ketergantungan impor bahan baku farmasi
Lebih dari sekitar 90% bahan baku untuk industry farmasi di negara Indonesia masih sangat bergantung kepada impor. Di kondisi pandemi Covid-19 industri farmasi di Indonesia juga mengalami dampak yaitu bahan baku farmasi yang Sebagian besar diimpor dari China maupun India, tetapi saat pandemi melanda seluruh penjuru dunia, kedua negara pemasok bahan baku menutup akses atau lockdown sehingga pasokan bahan baku farmasi nasional menjadi terhambat (Herdady and Muchtaridi, 2020).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian nomor 16 tahun 2020 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitung Nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk Farmasi, Negara Indonesia merangsang pelaku Industri untuk membangun industry bahan baku produk farmasi atau obat (Active Pharmacetuicals Ingredients) dalam negeri agar dapat mandiri dalam meningkatkan sektor farmasi. Hal ini membuat industry farmasi nasional harus mempertimbangkan diversifikasi pada bisnis di sektor farmasi mulai dari rantai pasok atau barang yang akan dijual. Diversifikasi adalah mencari variasi barang lain untuk dijual dan dapat menaikan pendapatan (Keuangan et al., 2009).
Perusahaan Farmasi di Indonesia dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan bisnis farmasi mulai dari produk bentuk promotive, preventif, dan kuratif. Dalam era pandemi produk preventif seperti vaksin, produk promotive dapat berupa vitamin, dan untuk kuratif adalah obat-obat yang digunakan untuk menyembuhkan orang yang terinfeksi Covid-19. Berikut ini adalah beberapa alternatif diversifikasi untuk dibidang farmasi.
Vaksin
Vaksin merupakan salah satu produk farmasi yang dapat dikembangkan sebagai produk farmasi preventif. Untuk penyaluran vaksin Covid-19 ke rumah sakit dan klinik-klinik hingga sekarang masih merupakan subsidi dari pemerintah, akan tetapi masih ada beberapa bidan mandiri dan puskesmas mandiri yang membutuhkan vaksin covid dan harus memesan kepada produsen vaksin di Indonesia dan melewati distributor dibagian penyaluran produk farmasi (Rosyidi, et al, 2021).
Selain vaksin Covid-19, masih banyak vaksin yang dibutuhkan oleh instansi-instansi Kesehatan seperti rumah sakit, klinik, dan puskesmas. Vaksin yang umum direncanakan pengadaannya adalah vaksin hepatitis B, Vaksin folio, dan vaksin atau antiserum untuk bisa ular (Ada, 2005).
Vaksin yang sering dicari adalah vaksin meningitis, vaksin ini digunakan untuk orang-orang yang akan melaksanakan ibadah haji atau umroh. Jemaah haji diwajibkan untuk menyertakan sertifikat vaksin meningitis karena Arab Saudi dinyatakan Yellow Fever Risk Areas yang berarti memiliki potensi yang cukup tinggi untuk menularkan penyakit meningitis atau demam kuning. Dengan vaksin meningitis, penularan penyakit akan terlindungi sekitar selama tiga tahun (Howidi et al., 2011).
Selain itu, untuk pengiriman vaksin harus dalam kondisi khusus seperti vaksin Covid-19 harus dalam suhu 2o-8o C dalam pengiriman, penyimpanan, dan penerimaan untuk menjaga stabilitas dari vaksin tersebut sehingga membutuhkan perlakuan khusus dalam menyimpan, menerima, dan menyalurkan vaksin tersebut (Li and Zhu, 2021; Nadimuthu and Victor, 2021; Shervani et al., 2020).
Obat Tradisional
Masih banyak orang-orang yang takut untuk melakukan pengobatan dengan obat yang berbahan kimia atau sintetis. Asumsi masyarakat tersebut membuat obat tradisional yang berasal dari bahan-bahan alami masih lebih dipercaya dibandingkan dengan obat, apalagi dengan adanya teknologi system informasi yang berkembang memudahkan orang untuk mendapatkan informasi tentang pengobatan tradisional maupun modern (Amisim et al., 2020; marwati and amidi, 2018; Puspariki and Suharti, 2019; Wulandari et al., 2017)
Dapat diketahui terdapat tiga macam obat tradisional di Indonesia yang diumumkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), yaitu obat tradisional atau jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka.
Obat Tradisional atau jamu adalah bahan yang berupa tumbuhan, hewan, mineral, atau campuran yang secara turun temurun dipercaya dapat digunakan untuk pengobatan. Jamu harus memenuhi kriteria aman, memiliki khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris, dan memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan (Hartanti et al., n.d.; Mulyani et al., n.d.; Wijaya et al., 2017).
Obat Herbal Terstandarisasi (OHT) adalah sediaan obat atau produk farmasi yang telah dibuktikan aman dan berkhasiat secara ilmiah lewat uji praklinik atau percobaan pada hewan dan bahan bakunya telah melewati proses standarisasi. OHT harus memenuhi kriteria aman, khasiat telah dibuktikan dengan cara ilmiah atau praklinik (percobaan dilakukan ke hewan), bahan baku yang digunakan telah melalui proses standarisasi, dan memenuhi syarat mutu yang ditentukan (Fitriana, 2018).
Fitofarmaka adalah produk farmasi yang berasal dari bahan alam yang telah dibuktikan khasiat dan keamanannya secara ilmiah, uji praklinik (pada hewan), dan uji klinik (pada manusia) dan bahan baku yang digunakan telah melewati standarisasi. Fitofarmaka harus memenuhi kriteria aman, khasiat telah dibuktikan dengan cara ilmiah atau praklinik (percobaan dilakukan ke hewan) dan uji klinik, pengujian parameter harus dilakukan di labotratorium yang telah terakreditasi, bahan baku yang digunakan telah melalui proses standarisasi, dan memenuhi syarat mutu yang ditentukan (Kamelia and Silalahi, 2018).
Obat Tradisional merupakan alternatif untuk diversifikasi karena melihat dari Indonesia yang memiliki banyak jenis tumbuhan yang dapat berkhasiat sebagai obat. Selain itu, untuk mengatasi terhambatnya rantai pasok bahan baku
Stemcell
Stem cell atau sel punca adalah sel yang belum memiliki fungsi yang spesifik, sehingga dapat menyesuaikan, memperbanyak diri, dan mengubah tergantung lingkungan sel tersebut. Hal itu menyebabkan sel punca kerap digunakan sebagai bahan transplantasi dalam terapi pengobatan medis. Sel punca dapat menngantikan sel atau jaringan tubuh yang rusak akibat suatu penyakit (Slack, 2018).
Sel punca terbagi dalam dua jenis yaitu sel punca baru dan sel punca dewasa. Sel punca baru adalah sel yang akan memperbanyak diri tanpa fungsi khusus. Sedangkan sel punca dewasa adalah sel yang sudah memiliki fungsi khusus seperti sel otak, sel tulang, dan sel darah.
Penelitian sel punca masih terus dikembangkan dan dilakukan untuk menjadi satu terapi yang dapat menggantikan sel yang rusak akibat penyakit tertentu seperti stroke, kanker, diabetes, penyakit yang bersifat degenerative seperti osteoarthritis, dan Parkinson (de Luca et al., 2019).
Sel punca dapat berasal dari beberapa sumber seperti sel punca embrio, sel punca perinatal, dan sel punca dewasa. Sel punca embrio berasal dari embrio yang sedang berusia 3 sampai 5 hari. Umumnya mempunyai sekitar 150 sel. Sel punca embrio dapat berkembang menjadi berbagai sel. Sel punca perinatal adalah sel yang didapat dari cairan ketuban atau tali pusat janin. Sel punca dewasadiperoleh dari jaringan tubuh seperti sumsum tulang (Pittenger et al., 2019; Tewary et al., 2018).
Metode transplantasi sel punca adalah dengan menanamkan sel punca tersebut untuk menggantikan sel yang rusak. Dua metode untuk transplantasi sel punca adalah transplantasi sel punca autolog yaitu sel punca yang digunakan adalah berasal dari tubuh pasien itu sendiri. Terapi transplantasi sel punca allogenic adalah terapi sel punca yang berasal dari relawan ato kerabat, tetapi memiliki potensi untuk menyebabkan efek samping yang lebih besar (Sobhani et al., 2017).
Pengembangan sel punca masih sedikit di Indonesia karena kelengkapan laboratorium, izin etik yang sulit, dan keahlian khusus tentang sel punca itu sendiri. Sel punca ini memiliki banyak manfaat dan dapat menyembuhkan banyak penyakit sehingga kedepannya akan sangat dibutuhkan untuk pengobatan pengobatan.
Kesimpulan
Bidang perekonomian terutama pada sektor farmasi harus melakukan diversifikasi barang atau rantai pasok bahan baku produk farmasi untuk kemajuan industri farmasi. Beberapa alternatif diversifikasi pengembangan bisnis farmasi
Daftar Pustaka
Ada, G., 2005. Vaccines and Vaccination 255 MOLECULAR BIOTECHNOLOGY Overview of Vaccines and Vaccination.
Agarwal, A., Kaushik, A., Kumar, S., Mishra, R.K., 2020. Comparative study on air quality status in Indian and Chinese cities before and during the COVID-19 lockdown period. Air Quality, Atmosphere and Health 13, 1167–1178. https://doi.org/10.1007/s11869-020-00881-z
Amisim, O.A., Kusen, A.W.S., Mamosey, W.E., 2020. PERSEPSI SAKIT DAN SISTEM PENGOBATAN TRADISIONAL DAN MODERN PADA ORANG AMUNGME (STUDI KASUS DI KECAMATAN ALAMA KABUPATEN MIMIKA).
Barinov, E.A., 2020. Coronavirus: impact on the economy and financial markets. Entrepreneur’s Guide 13, 111–118. https://doi.org/10.24182/2073-9885-2020-13-2-111-118
Boopathi, S., Poma, A.B., Kolandaivel, P., 2020. Novel 2019 coronavirus structure, mechanism of action, antiviral drug promises and rule out against its treatment. Journal of Biomolecular Structure and Dynamics. https://doi.org/10.1080/07391102.2020.1758788
Canuto, O., 2020. THE IMPACT OF CORONAVIRUS ON THE GLOBAL ECONOMY.
de Luca, M., Aiuti, A., Cossu, G., Parmar, M., Pellegrini, G., Robey, P.G., 2019. Advances in stem cell research and therapeutic development. Nature Cell Biology. https://doi.org/10.1038/s41556-019-0344-z
Fitriana, R., 2018. KAJIAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PERSEPSI PASIEN. Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya 7, 768–786.
Hartanti, D., Dhiani, A., Lintang Charisma, S., Wahyuningrum, R., n.d. ARTICLE HISTORY The Potential Roles of Jamu for COVID-19: A Learn from the Traditional Chinese Medicine. Pharmaceutical Sciences and Research (PSR) 7, 12–22.
Herdady, M.R., Muchtaridi, M., 2020. COVID-19: Alarm Bagi Sistem Rantai Pasok Industri Farmasi. Majalah Farmasetika 5. https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v5i4.27076
Howidi, M., Muhsin, H., Rajah, J., 2011. The burden of pneumococcal disease in children less than 5 years of age in Abu Dhabi, United Arab Emirates. Annals of Saudi Medicine 31, 356–359. https://doi.org/10.4103/0256-4947.83214
Kamelia, L.P.L., Silalahi, P.Y., 2018. SEBAGAI SALAH SATU FITOFARMAKA YANG MENJANJIKAN. Molucca Medica 11, 96–101.
Keuangan, K., Keuangan Keuangan 280, K., Keuangan, J., Perbankan, D., 2009. STRATEGI DIVERSIFIKASI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN.
L, Rosyidi, Warsono, and M. S. Romadhon,. 2021. Design of Blockchain Implementation for Supervision of Vaccine Distribution: Indonesia Case. Sixth International Conference on Informatics and Compuing (ICIC), 1-6, doi: 10.1109/ICIC54025.2021.9632990.
Lau, H., Khosrawipour, V., Kocbach, P., Mikolajczyk, A., Schubert, J., Bania, J., Khosrawipour, T., 2021. The positive impact of lockdown in Wuhan on containing the COVID-19 outbreak in China. Journal of Travel Medicine 27, 1–7. https://doi.org/10.1093/JTM/TAAA037
Li, J.X., Zhu, F.C., 2021. Adjuvantation helps to optimise COVID-19 vaccine candidate. The Lancet Infectious Diseases. https://doi.org/10.1016/S1473-3099(21)00094-3
marwati, amidi, 2018. pengaruh budaya. Jurnal Ilmu Manajemen 7, 168–180.
Mulyani, H., Widyastuti, H., Venny, D., Ekowati, I., n.d. TUMBUHAN HERBAL SEBAGAI JAMU PENGOBATAN TRADISIONAL TERHADAP PENYAKIT DALAM SERAT PRIMBON JAMPI JAWI JILID I.
Naderipour, A., Abdullah, A., Marzbali, M.H., Arabi Nowdeh, S., 2022. An improved corona-virus herd immunity optimizer algorithm for network reconfiguration based on fuzzy multi-criteria approach. Expert Systems with Applications 187. https://doi.org/10.1016/j.eswa.2021.115914
Nadimuthu, L.P.R., Victor, K., 2021. Environmental friendly micro cold storage for last-mile Covid-19 vaccine logistics. Environmental Science and Pollution Research. https://doi.org/10.1007/s11356-021-17584-2
Pittenger, M.F., Discher, D.E., Péault, B.M., Phinney, D.G., Hare, J.M., Caplan, A.I., 2019. Mesenchymal stem cell perspective: cell biology to clinical progress. npj Regenerative Medicine. https://doi.org/10.1038/s41536-019-0083-6
Puspariki, J., Suharti, 2019. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGOBATAN TRADISIONAL BERDASARKAN. Journal of Holistic and Health Sciences 3, 54–59.
Rakshit, Dr.D., Paul, A., 2020. Impact of Covid-19 on Sectors of Indian Economy and Business Survival Strategies. International Journal of Engineering and Management Research 10, 51–55. https://doi.org/10.31033/ijemr.10.3.8
Shervani, Z., Khan, I., Khan, T., Qazi, U.Y., 2020. COVID-19 Vaccine. Advances in Infectious Diseases 10, 195–210. https://doi.org/10.4236/aid.2020.103020
Slack, J.M.W., 2018. What is a stem cell? Wiley Interdisciplinary Reviews: Developmental Biology. https://doi.org/10.1002/wdev.323
Sobhani, A, Sobhani, Aligholi, Khanlarkhani, N., Baazm, M., Mohammadzadeh, F., Najafi, A., Mehdinejadiani, S., Aval, F.S., 2017. Multipotent Stem Cell and Current Application, Acta Med Iran.
Tewary, M., Shakiba, N., Zandstra, P.W., 2018. Stem cell bioengineering: building from stem cell biology. Nature Reviews Genetics. https://doi.org/10.1038/s41576-018-0040-z
Usmar, D., 2021. Transformasi PPKM Terhadap Abnormal Return Sub Industri Farmasi. Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH) 1, 1.
Wijaya, S.H., Batubara, I., Nishioka, T., Altaf-Ul-Amin, M., Kanaya, S., 2017. Metabolomic Studies of Indonesian Jamu Medicines: Prediction of Jamu Efficacy and Identification of Important Metabolites. Molecular Informatics 36. https://doi.org/10.1002/minf.201700050
Wulandari, Z., Ugiarto, M., Hairah, U., Tongkok, J.B., Gunung, K., Samarinda, K., Timur, K., 2017. SISTEM INFORMASI OBAT-OBATAN HERBAL. Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi 2.
Yang, D., Leibowitz, J.L., 2015. The structure and functions of coronavirus genomic 3’ and 5’ ends. Virus Research. https://doi.org/10.1016/j.virusres.2015.02.025