Majalah Farmasetika – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi atas insiden yang terjadi saat Rapat Dengar Pendapat terkait peristiwa penembakan yang menewaskan siswa SMKN 4 Semarang, Gamma, Selasa (3/12) dimana membuat apoteker seluruh Indonesia tersinggung dan memberikan ribuan komentar di akun instagram pribadinya.
“Hari ini saya bertemu dengan bapak apt Noffendri Roestam Ketua Umum PP IAI dan bapak apt Agustama pertemuan berlangsung secara penuh kekeluargaan. Saya menyampaikan klarifikasi atas insiden yang terjadi saat RDP berlangsung dam sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung profesi apoteker yang disebutnya sebagai tenaga kesehatan yang memiliki tugas amat mulia.‘’ tulisnya di akun IG pribadinya @h.muhammadrofiqiofficial (4/12).
“Saya memahami, pernyataan yang saya sampaikan dalam rapat dengar pendapat tersebut telah menyinggung hati para apoteker di seluruh Indonesia. Saya sama sekali tidak bermaksud menyebut profesi apoteker sebagai pelaku tindak pidana yang dimaksudkan. Jadi ‘apotek’ dan ‘apoteker’ yang saya maksudkan dalam RDP tersebut, bukan apotek dan apoteker yang kita kenal selama ini, yaitu tempat pelayanan kefarmasian dan tenaga kesehatan yang memiliki tanggung jawab dan tugas mulia.” Tegasnya.
Rofiqi menjelaskan bahwa ‘Apotek’ dan ‘apoteker’ yang dimaksudkan dalam RDP tersebut adalah istilah di dunia ‘temaram’ yang digunakan diantara para anggota gangster untuk menyembunyikan hal yang sebenarnya, untuk mengkamuflase di depan petugas dan masyarakat awam yang tidak mengetahuinya.
‘’Jadi sebagai anggota DPR saya harus mengetahui istilah-istilah khusus yang digunakan oleh mereka yang bergerak di dunia ‘kelam’ ini, agar kita tahu betul apa sebenarnya yang dia maksudkan.” Lanjutnya.
“Saya menyebutkan ‘apoteker-apoteker di jalan sekitaran stadion Diponegoro Semarang sebagai penjual miras sudah sangat meresahkan. terkait dengan kasus penembakan siswa SMK. Potongan video itu kemudian menjadi viral dan memicu kemarahan apoteker di Indonesia. Dalam penelusuran yang dilakukan mengenai kasus penembakan siswa SMK di Semarang, kasus penembakan itu dipicu olehi miras yang dikonsumsi yang menurut kabar banyak beredar di seputaran stadion Diponegoro.” Masih dalam caption IG nya.
‘’Saya mendapat pesan melalui whatsApp dari beberapa orang mengenai peredaran miras oplosan tersebut. Menurut mereka miras oplosan itu diperoleh dari ‘apotek’ yang diracik oleh ‘apoteker’. Ini istilah yang mereka gunakan di kalangan mereka, untuk menyebut warung miras dan para peracik minuman keras tersebut.” tutupnya.