Majalah Farmasetika – Presidium Farmasis Indonesia Bersatu (FIB) periode 2023-2027 telah terpilih secara demokratis dalam munas FIB yang diselenggarakan secara virtual. Musyawarah Nasional (Munas) ke-I Farmasis Indonesia Bersatu (FIB) pada hari Minggu, 15 Januari 2022 telah menetapkan 5 anggota Presidium Nasional FIB, yaitu :
1. apt Burhanuddin Abdullah, S.Si., M.Si.
2. apt. Roviq Adi Prabowo, RFP., CT. NNLP.
3. apt. Erwin Fauzana, S.Farm.
4. apt. Eka Lia Sari, S.Farm.
5. apt. Ismail Salim Mattula, S.Si
Berdasarkan rilis yang diterima redaksi (17/1/2023), para presidium terpilih dinilai pantas, layak dan mampu untuk menahkodai FIB yang penuh dengan berbagai tantangan eksistensi profesi apoteker dan dinamika regulasi bidang kesehatan serta farmasi. Ada yang menarik dari Presidium Nasional FIB kali ini, yakni terpilihnya apoteker wanita menjadi salah seorang dari lima Anggota Presidium, apt. Eka Lia Sari, S.Farm.
Munas ke 1 Berjalan Lancar
Munas ke-1 FIB yang berlangsung pada hari minggu, 15 Januari 2023, dihadiri empat dari lima Presidium Nasional periode sebelumnya dan para peserta undangan lainnya. Penyelenggaraan Munas yang mundur dari jadwal yang direncanakan pada Desember 2022, sehingga periode Presidium Nasional FIB disepakati berlaku 2023-2027.
Munas didahului dengan laporan pertanggungjawaban Presidium FIB periode 2018-2022. termasuk didalamnya laporan keuangan. Agenda dilanjutkan dengan pembahasan dan penetapan AD/ART FIB. Dari AD/ART yang ditetapkan FIB mempertahankan komitmen menjadi organisasi apoteker yang ilmiah, terbuka, independen, mandiri, aspiratif, inovatif dan profesional
Agenda selanjutnya adalah pemilihan Presidium Nasional FIB yang merupakan puncak dari rangkaian Munas FIB. Proses pemilihan hingga penetapan dipimpin apt. Fidi Setyawan, M.Kes. Dengan terpilihnya Presidium Nasional FIB yang baru, maka selesai sudah masa bhakti kepengurusan Presidium Nasional periode 2018-2022.
Pengerus demisioner ingatkan karakter kepempimpinan FIB ke depan
Salah satu presidium terpilih merupakan wajah lama dengan semangat baru, apt. Ismail Salim Matulla, S.Si. yang siap berjuang untuk periode ke-2 nya. Presidium FIB yang sudah berakhir masa tugasnya antara lain;
- Apt. Mohammad Ma’rufik, S.Farm.
- Apt. Hasan Ismail, MM.
- Apt. Dasrul B, S.Si
- Apt. Fidi Setyawan, M.Kes.
Salah satu pesan dan kesan yang disampaikan oleh presidium demisioner adalah terkait karakter kepempimpinan FIB ke depan, yaitu :
- Servant Leader (Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu melahirkan pemimpin baru dalam organisasinya).
- Memiliki integritas (Pemimpin musti menjadi contoh yang bersih dan jujur)
- Problem Solver (Pemimpin harus solutif dan inovatif, menemukan ide atau terobosan baru),
- Militan (Pemimpin tidak hanya di zona nyaman saja, namun mau turun ke bawah)
- Berjiwa filantropis (Pemimpin harus dermawan dan suka membantu sejawat yang membutuhkan bantuan),
- Public speaker (Pemimpin mampu berkomunikasi dan bersinergi dengan siapapun)
- Kolaborator (Pemimpin yang mampu merangkul banyak pihak, baik yang se-visi maupun belum se-visi)
- Keberanian ( Keberanian pemimpin tercermin dari konsistensi perkataan, perbuatan dan tindakan. Tidak akan ada terobosan signifikan tanpa keberanian mengambil risiko, apapun yang harus dihadapinya.)
- Altruism / Tidak Mementingkan Diri Sendiri (Yaitu sikap yang tidak mengambil keuntungan dari suatu situasi demi keuntungan sendiri dengan merugikan orang lain).
- Wisdom / Kebijaksanaan, (Merupakan kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu sehingga keputusannya adil dan bijaksana dalam berorganisasi).
Komitmen Presidium FIB terpilih
Presidium FIB terpilih ikut menyampaikan beberapa garis besar program dan prioritas kedepan;
- Meningkatkan sosialisasi nilai-nilai keprofesian yang harus diperjuangkan ke sejawat apoteker di Indonesia.
- Meningkatkan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai elemen farmasi dan organisasi profesi untuk mencapai tujuan mulia profesi apoteker
- Meningkatkan kemandirian profesi apoteker melalui berbagai pelatihan dan workshop yang dapat berdampak pada kesejahteraan sejawat.
- Menjaga hubungan baik dengan setiap elemen farmasi maupun masyarakat termasuk advokasi pemangku kebijakan tanpa meninggalkan independensi profesi.
- Mewujudkan peran aktif apoteker melalui partisipasi aktif mengedukasi masyarakat.
Direncanakan, pembentukan stuktur kepengurusan dan penetapan program kerja akan ditetapkan pada Musyawarah Kerja Nasional yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.