Majalah Farmasetika – Orangtua menyukai ide menawarkan sayuran kepada anak-anak pada waktu sarapan, menurut informasi yang dikumpulkan dari orangtua yang membagikan pengalaman mereka, yang dipublikasikan dalam jurnal Appetite. Anak-anak kecil belum memiliki asosiasi makanan dengan waktu makan, sehingga mengajarkan mereka makan sayuran di pagi hari secara umum dapat meningkatkan konsumsi sayuran mereka secara keseluruhan.
“Diet rendah sayuran dapat menjadi masalah kesehatan anak-anak,” tulis para penulis dalam makalah tersebut. “Mengembangkan metode efektif untuk meningkatkan konsumsi sayuran anak-anak sejak usia dini sangat penting secara global untuk mengurangi risiko penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat.”
Diketahui bahwa meningkatkan paparan terhadap suatu makanan dapat melatih anak untuk menyukai makanan tersebut. Dalam studi ini, gagasan para peneliti untuk menawarkan sayuran lebih awal pada pagi hari—bersamaan dengan menawarkan jumlah sayuran yang sama sepanjang hari—didasarkan pada konsep paparan usia dini. Tim peneliti menghipotesiskan bahwa mendorong konsumsi sayuran di pagi hari dapat secara efektif membentuk pola makan sehat untuk mendukung kesehatan dan gizi seumur hidup.
Selama studi ini, para peneliti mengevaluasi pandangan orangtua tentang menawarkan sayuran kepada anak-anak mereka (berusia 18 bulan hingga 4 tahun) saat sarapan. Tim melakukan 18 wawancara untuk menanyakan pandangan dan pengalaman orangtua terkait proses ini, beserta persepsi mereka tentang bagaimana perilaku anak ketika ditawarkan sayuran saat sarapan.
Tiga tema muncul dari wawancara tersebut: kemauan memberi anak-anak sayuran saat sarapan, hambatan untuk makan dengan cara ini, dan faktor pendukung untuk mempromosikan konsumsi sayuran saat sarapan.
Pertama-tama, orangtua menyatakan bahwa mereka bersedia dan terbuka terhadap ide memberikan sayuran kepada anak-anak mereka saat sarapan. Praktik ini dapat memfasilitasi keakraban anak dengan sayuran, meningkatkan konsumsi dan kegemaran mereka terhadap sayuran, serta dapat membentuk pola makan sehat yang berlangsung lama.
Namun, sayuran tidak dikaitkan dengan sarapan di Britania Raya, tempat studi ini dilakukan. Ini menjadi hambatan untuk konsumsi, karena norma-norma ini dapat memengaruhi pemilihan makanan. Orangtua juga menghadapi hambatan seperti batasan waktu yang dapat membatasi waktu persiapan sayuran, biaya yang terkait dengan pembelian lebih banyak produk, anak-anak tidak menyukai sayuran, dan pemborosan makanan.
Menjadi jelas bahwa orangtua perlu menjadi lebih sadar bahwa mereka dapat menawarkan sayuran pada waktu sarapan, yang memerlukan pendekatan multi-faset, menurut para penulis. Orangtua dalam studi ini menyarankan bahwa kampanye kesehatan masyarakat yang mempromosikan konsumsi sayuran saat sarapan seharusnya ditujukan kepada anak-anak, orangtua, fasilitas perawatan anak, dan penyedia perawatan kesehatan anak. Selain itu, kampanye kesehatan masyarakat saat ini juga dapat diperbaiki untuk meningkatkan kesadaran dan mengukuhkan kebiasaan ini, dan orangtua dapat menyertakan sayuran dalam sarapan mereka, yang dapat menjadi contoh bagi anak-anak mereka.
“Perilaku seperti itu bisa berharga untuk membantu membentuk kebiasaan dan perilaku sehat anak-anak seputar konsumsi sayuran dan sarapan, yang bisa menjadi cara efektif untuk membantu meningkatkan konsumsi sayuran anak-anak dan dengan demikian meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan,” tulis para penulis dalam makalah tersebut.
Referensi
McLeod CJ, Haycraft E. “A good way to start the day”: UK-based parents’ views about offering vegetables to children for breakfast. Appetite. (2024) Jan 30. Doi: 0.1016/j.appet.2024.107239