Majalah Farmasetika (V1N7-September 2016). Tanpa disadari, Apoteker sering diabaikan dalam manajemen terapi penyakit asma secara keseluruhan, padahal apoteker merupakan profesional kesehatan yang memainkan peran penting dalam membantu pasien dengan asma meningkatkan kualitas hidup mereka.
Pada Hari Apoteker Sedunia kemarin (25/9), Dr. Sharmila Ramachandran dan Dr. Aruni Mulgirigama berbicara tentang peran penting dari apoteker dalam perawatan asma dan kebutuhan industri untuk merangkul mereka sebagai mitra.
337 juta orang di dunia memiliki riwayat penyakit asma
Diperkirakan sekitar 334 juta orang di dunia memiliki asthma. Namun, mitos dan kesalahpahaman terkait penyakit ini sering terjadi. Sebagai contoh, asma sebagai penyakit menular atau asma sebagai penyakit yang diderita oleh para orang tua dan lain sebagainya.
Menurut World Health Organization (WHO), minimnya diagnosa dan terapi pengobatan akan menciptakan beban berat untuk individu dan keluarga mereka. Hal ini sangat umum dan banyak terjadi di negara berkembang, di mana stigma sekitar asma dan pengobatannya dapat menyebabkan kurangnya manajemen jangka panjang dari kondisi tersebut.
Sebagai perantara antara dokter dan pasien, apoteker sering disarankan sebagai sumber yang berharga dalam mengatasi kesenjangan pengetahuan ini. Karena kemudahan akses di pasar negara berkembang, apoteker dapat memainkan peran penting dalam pengetatan manajemen penatalaksanaan asma.
Mengapa harus apoteker?
Beberapa penelitian selama beberapa dekade terakhir telah menunjukkan nilai terapeutik dan ekonomi intervensi apoteker di berbagai bidang seperti edukasi, penilaian dan pemantauan asma. Intervensi apoteker telah terbukti menyebabkan kontrol yang lebih baik untuk asma, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan kualitas hidup, mengurangi perawatan rumah sakit dan pemeriksaan ke dokter.
3 Alasan Kuat Mengapa Apoteker Berperan Penting dalam Terapi Penyembuhan Asma
Berikut tiga alasan mengapa apoteker sangat penting untuk membantu pasien mendapatkan yang terbaik dari terapi obat asma mereka:
- Apoteker dapat membantu pengobatan melalui pengetahuan yang dimilikinya: Di beberapa negara di dunia, apoteker lebih sering berkonsultasi dengan pasien dibanding dokter, karena mereka lebih mudah diakses dan lebih sering dikunjungi saat membeli obat. Bahkan ketika pasien didiagnosis asma, dokter menghadapi tantangan membantu mereka lebih berat dalam memahami penyakit mereka dan bagaimana pengobatan dapat membantu mengelola kondisi mereka. Sebagai titik signifikan dari kontak pasien, apoteker dapat berperan dalam mendidik pasien tentang asma dan pengobatannya.
- Apoteker dapat membantu meningkatkan kepatuhan dan manajemen yang efektif: Seringkali pasien yang berobat tidak benar-benar memahami kondisi mereka atau cara obat bekerja terhadap asmanya. Studi telah menemukan kepatuhan terhadap obat jangka panjang menjadi rendah (sekitar 30-40%), yang pada gilirannya dapat menyebabkan managemen penyakit kurang efektif. Apoteker dapat memainkan peran kunci dalam membahas rencana tindakan asma dan mempromosikan pemahaman dan kepatuhan terhadap obat yang diresepkan.
- Apoteker dapat meninjau dan merujuk pasien ke dokter jika diperlukan: Frekuensi pasien dalam membeli kembali obat mereka adalah tanda-tanda apakah asma mereka dikelola dengan baik atau tidak. Apoteker dapat melacak frekuensi ini dan membantu untuk memantau kondisi pasien. Dalam kasus di mana ada indikasi dari terlalu sering menggunakan obat atau tanda-tanda asma tidak terkontrol, apoteker dapat membantu mengidentifikasi dan merujuk mereka ke dokter mana diperlukan.
Meningkatkan peran apoteker dalam manajemen penyakit asma dengan tenaga kesehatan lainnya
Ketika membahas suatu manajemen penyakit seperti asma, banyak yang bisa dilakukan oleh apoteker. Apoteker harus diakui sebagai pilar utama untuk pengobatan asma dalam upaya untuk manajemen asma jangka panjang yang efektif.
Sangat penting bahwa industri kesehatan terus mendukung apoteker, melengkapi mereka dengan sumber daya yang tepat dan materi pelatihan untuk memberikan bimbingan bagi pasien. Pembuat kebijakan juga dapat melakukan bagian mereka, menyiapkan jalur yang tepat untuk kolaborasi seperti forum bersama dengan tenaga kesehatan lainnya.
Untuk jutaan pasien yang menderita asma, sebuah kolaborasi lebih dekat dan kemitraan dengan apoteker akan membuat manajemen penyakit lebih berarti dan pada akhirnya lebih baik.
Penulis :
Dr. Sharmila Ramachandran adalahis the Vice President and Global Medical Head for Classic & Established Products at GSK. Dr. Aruni Mulgirigama adalah the Global Medical Director for Respiratory in Classic & Established Products at GSK.
Sumber :
http://www.gsk.com/en-gb/behind-the-science/patients-and-consumers/don-t-forget-the-pharmacists/