Download Majalah Farmasetika

Kisah Apoteker Relawan COVID-19 di Wisma Atlet

Farmasetika.com – Saya, Nico Linggi P, apoteker dari Universitas Padjadjaran ingin berbagi pengalaman sebagai Apoteker Relawan di RS Darurat Penanganan Corona Disease 2019 COVID-19, Wisma Atlet.

Awal mula menjadi relawan

Awalnya saya melakukan pendaftaran melalui http://bit.ly/apotekerrelawancovid19, besoknya saya mendapat konfirmasi dari pihak IAI untuk menyatakan kesediaan saya bertugas di Wisma Atlet pada tanggal 27 Maret 2020, saya pun menyanggupinya.

Kami diberikan kesempatan malam itu untuk menyiapkan pakaian yang akan digunakan selama 28 hari dan beberapa dokumen terkait persyaratan sebagai relawan.

Dokumen persyaratan yang perlu ditunjukkan ke pihak panitia adalah STRA dan KTP. Saya menyiapkan semua kebutuhan untuk dibawa besok.

Pada tanggal 27 Maret 2020 jam 08.00 saya diminta ke Laboratorium Klinik Kimia Farma Cikini untuk melakukan Medical Check Up, di sana saya bertemu dengan relawan lain.

Relawan dari IAI digabung dengan tenaga kesehatan dan dikordinir oleh Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kementerian Kesehatan RI. Setelah melakukan MCU kami semua berangkat menuju Wisma Atlet.

Awal tugas sebagai relawan

Tanggal 28 dan 29 Maret 2020 adalah jadwal pelatihan relawan sebelum memulai tugas. Kami diberi pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Novel Coronavirus (COVID-19).

Tanggal 30 Maret 2020 adalah awal saya bertugas di bagian farmasi RS Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet.

Saya ditempatkan di gudang farmasi sekaligus bertagung jawab memastikan ketersediaan stok Alat Kesehatan dan Alat Pelindung Diri (APD) buat seluruh tenaga kesehatan dan petugas.

Bersama rekan seperjuangan

Hal yang paling menantang dalam kegiatan relawan ini adalah kita dituntut cepat dan cermat karena kondisinya darurat. Kita harus mampu mengatur stok yang ada sehingga semua tenaga kesehatan dan petugas dapat melaksanakan tugasnya. Dan tentu saja sangat mengembirakan jika saya dapat membantu mereka, dan ini berdampak langsung pada pelayanan ke pasien.

Baca :  Resensi Komunikasi Kesehatan Saat Wabah COVID-19 : Sebuah Pengantar Komprehensif

Minta tolong, lalu meninggal

2 hari setelah saya masuk sebagai relawan di RS Emergency Covid-19, Wisma Atlet, seorang kawan mengirim pesan ke saya melalui WA menanyakan apakah di Wisma Atlet tersedia ruang isolasi ventilator, saya jawab tersedia tapi saya tidak tau bagaimana prosedur masuk untuk pasien. Oh iya, teman saya ini mencari bantuan untuk ayah dari temannya yang sudah dirawat di RS UKI dengan diagnosa PDP Suspect COVID-19, akan tetapi rs tersebut tidak memiliki ruang isolasi dengan ventilator. Saya menyarankan dia untuk menelpon ke 112 dan 119 tapi bolak balik telepon ke nomor tersebut, tidak ada jawaban.

Jujur pada waktu itu, saya juga tidak yakin dengan kondisi RS Emergency COVID-19 Wisma Atlet untuk merawat pasien dengan kondisi tersebut, memang pada waktu itu mereka menerima pasien yang dapat di rawat inap dengan kondisi mandiri. Saat ini pun, fasilitasnya belum cukup memadai untuk pasien dengan kondisi kritis, sehingga jika kondisi klinis pasien buruk, pasien langsung dirujuk ke rs rujukan, lalu bagaimana kalau kondisi rs penuh? Ya jelas susah!

Sehari kemudian saya membagikan prosedur pelayanan di RS Emergency COVID-19 Wisma Atlet ke teman saya itu, dan dia membalas bahwa ayah temannya sudah meninggal setelah di rawat RS Persahabatan setelah nunggu waiting list lama. Sehabis itu cuma beberapa hari saja, sekitar 2 hari saja dia langsung kritis dan meninggal.

Saya sedih, saya tidak membantu apapun buat dia. Ada banyak foto foto orang terkenal bertebaran yang meninggal, tapi ada banyak juga orang yang tidak terkenal meninggal.

Saya berpikir, kita harus segera beradaptasi dengan kondisi ini, kita harus segera bersahabat dengan Covid-19. Jaga jarak, jaga kebersihan tangan, semoga kita semua dapat bertahan. Semesta mendukung 🙏

Baca :  RUU Kefarmasian Tak Masuk Prolegnas 2021, ISMAFARSI Kirim Surat Terbuka Untuk Jokowi

Hari pertama masuk karantina

Hari ini, 10 Maret 2020 adalah hari pertama saya di karantina. Semua relawan yang telah menjalani tugas selama 14 hari, wajib melakukan karantina selama 14 hari.

Snack sore untuk para relawan

Kita diberikan pilihan apakah melakukan karantina di RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet atau Mandiri di Rumah, saya sendiri memilih di RS Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet. Saya juga sudah melakukan rapid test hari ini dan hasilnya negatif.

Semoga kita semua dapat segera beradaptasi dengan kondisi ini dan menjadikan COVID-19 sebagai sahabat kita.

Kepedulian dan aksi nyata pada bangsa ini dibutuhkan, sejawat! Bersama kita yakin menghadapi COVID-19! 💪👊👊

Share this:

About Nico

Nama saya Nico Linggi Pongmasangka. Saya lulusan Apoteker dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran tahun 2010 dan Master Manajemen dari PPM School of Management tahun 2012. Saya memiliki pengalaman 10 tahun dalam industri logistik farmasi. Selain itu saya aktif dalam beberapa kegiatan relawan kemanusian dan kegiataan memperjuangkan kesetaraan berbasis gender dan seksualitas

Check Also

Profil Kandidat Ketua Kolegium Farmasi 2024, Yuk Voting Sekarang Juga!

Majalah Farmasetika – Pemilihan Ketua Kolegium Farmasi 2024 akan segera dilaksanakan dengan beberapa kandidat yang …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.