Skrining Polimorfisme Penting Untuk Mengetahui Bentuk Kristal Zat Aktif. Sediaan obat bentuk padat banyak disukai berkaitan dengan kemudahan pemberian dan rendahnya pembuatan proses produksinya. Namun, perlu diperhatikan sifat-sifat kimia yang berhubungan langsung dengan bentuk fisiknya, dan senyawa padat dapat memiliki berbagai bentuk kristal yang berbeda (misalnya, polimorf, solvates, dan hidrat) dan bentuk non-kristal (misalnya, mesophases atau amorf).
Skrining secara ekstensif harus dilakukan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk potensial stabil dan meta-stabil yang berbeda dimana bisa terjadi pada Zat Aktif (Active Pharmaceutical Ingredients) selama proses manufaktur bahan obat dan produk obat, kemasan, penyimpanan, dan juga dalam tubuh.
Bentuk garam yang berpotensi stabil dan cocrystals Zat Aktif juga perlu dievaluasi. Selain keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan dan mengevaluasi jumlah besar data struktur yang dihasilkan selama proyek skrining polimorf, kemampuan untuk merancang penelitian skrining yang tepat akan memiliki dampak langsung pada keberhasilan skriningnya.
Mengapa perlu skrining polimorfisme
Toksikologi, khasiat, dan kestabilan adalah kriteria penting ketika memilih calon yang tepat untuk pengembangan obat padat. Hal-hal tersebut tergantung pada struktur fisik dari Zat Aktif. Oleh karenanya diperlukan untuk memahami sifat-sifat fisik dari setiap bentuk padat potensi dan hubungan antara bentuk-bentuk yang berbeda untuk mengidentifikasi calon Zat Aktif dengan kemungkinan terbesar keberhasilan terapinya
Banyak kemungkinan bentuk kristal untuk diidentifikasi
Dari sudut pandang teknis, tantangan utama skrining polimorf adalah untuk mengidentifikasi semua bentuk kristal yang relevan dan berpotensi penting untuk dikembangkan. Misalnya, diamati dengan adanya atau tidak adanya kotoran (impurities) tertentu dalam isolasi langkah terakhir dari zat aktif, pada penyimpanan sediaan yang dimaksudkan, atau in vivo bila diberikan secara oral.
Pemilihan metoda skrining yang tepat
Hal yang paling penting dalam melakukan skrining polimorfisme adalah mampu untuk untuk mengukur tingkat dan jenis skrining yang memadai berdasarkan pertimbangan dari tahap pengembangan, bentuk sediaan, fisikokimia dan sifat biologis senyawa, dan persyaratan peraturannya.
Risiko yang terkait dengan penemuan sebuah bentuk kristal baru di tahap akhir pengembangan zat aktif harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan senyawa gagal dalam pengembangannya.
Tantangan lain dalam praktek skrining polimorfisme adalah untuk mengidentifikasi proses isolasi dari berbagai bentuk yang dapat ditingkatkan dengan cara tertentu untuk menghasilkan polimorf yang dipilih (atau cocrystals).
Sumber :
Pharmaceutical Technology, Volume 40, Issue 3, pg 32–35, http://www.pharmtech.com/polymorph-screening-identification-relevant-crystalline-forms