8 Obat Baru Ini Mungkin Menjadi Pengobatan Masa Depan di Indonesia. Badan pengawas obat makanan di Amerika, US Food Drug and Administration menjadi salah satu kiblat perkembangan dunia obat-obatan. Tidak heran setelah disetujui di FDA, tinggal menunggu waktu untuk diedarkan di negara lainnya di dunia.
FDA telah merilis 8 obat baru di bulan Maret ini, tenaga kesehatan termasuk Apoteker seharusnya mengenal obat-obat ini yang dimungkinkan akan digunakan beberapa tahun mendatang di Indonesia.
1. Anthim
FDA menyetujui Elusys Therapeutics ‘obiltoxaximab (Anthim) injeksi pada tanggal 18 Maret 2016. [Baca : FDA Beri Lampu Hijau Untuk Pengobatan Baru Antraks dengan Obiltoxaximab]
Anthim diindikasikan untuk pengobatan Anthrax dalam kombinasi dengan obat antibakteri yang sesuai. Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah Anthrax ketika terapi lain yang tidak tersedia.
Efek samping yang paling umum yang terkait dengan penggunaan Anthim termasuk sakit kepala, gatal, infeksi saluran pernapasan atas, batuk, hidung tersumbat, gatal-gatal, dan memar dan nyeri di lokasi infus. Obat ini juga memiliki peringatan kotak tentang risiko untuk reaksi alergi, termasuk anafilaksis.
2. Cinqair
Pada tanggal 23 Maret, 2016, FDA menyetujui obat Teva, reslizumab (Cinqair) untuk pengobatan pemeliharaan asma yang parah, bersama dengan obat asma lain, pada pasien berusia 18 tahun atau lebih. [Baca : Obat Bioteknologi Baru Cinqair Untuk Terapi Asma Berat Telah Hadir]
Obat ini juga dapat diresepkan untuk pasien yang memiliki riwayat eksaserbasi asma yang parah, meskipun obat asma mereka saat ini.
Cinqair diberikan sekali setiap 4 minggu oleh profesional kesehatan dalam pengaturan klinis yang dibentuk untuk menangani anafilaksis.
Efek samping umum yang terkait dengan penggunaan Cinqair termasuk anafilaksis, kanker, dan nyeri otot.
<<sebelumnya | berikutnya>>