Farmasetika.com – Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia (KIFI) menyepakati pengembangan program spesialisasi apoteker pertama di Indonesia, yakni Apt. Sp. Rad. (Apoteker Spesialis Radiofarmasi) di Rakernas dan Pekan Ilmiah Tahunan (PIT IAI) 2019, hotel el royale, 14 Maret 2019.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) pada konferensi pers PIT IAI, 13 Maret 2019 mendukung adanya pembukaan apoteker spesialis radiofarmasi.
“Jadi, apoteker spesialis nuklir itu bergerak di bidang farmasi nuklir seiring perkembangan ilmu kedokteran berbasis nuklir. Bicara nuklir bukan hanya selalu bahan peledak, nuklir itu satu zat yang juga bisa digunakan untuk kesehatan,” kata Ketua IAI Nurul Falah Eddy Pariang.
Eddy menerangkan, dengan kemampuan ilmu farmasi berbasis nuklir tersebut, apoteker-apoteker spesialis nuklir tersebut akan menyiapkan sediaan-sediaan farmasi berbahan nuklir yang sangat berbeda dengan sediaan-sediaan obat konvensional.
Dokternya melakukan diagnosis berdasarkan kedokteran nuklir. Sementara apoteker menyiapkan sediaan-sediaan farmasi nuklir. Farmasi nuklir biasanya waktunya sangat pendek. Begitu disiapkan, sekitar 3 jam sudah expired, tapi itu pengobatan yang efektif,” terangnya.
Lebih jauh Eddy mengatakan, di
Indonesia sendiri, ilmu kedokteran nuklir sudah mulai berkembang. Namun, untuk apoteker spesialis nuklir, baru pada tahap perencanaan. Oleh karena itu, IAI tengah menyusun prodi apoteker spesialis nuklir guna memenuhi kebutuhan apoteker spesialis nuklir.
“Dalam penyusunan prodi ini, kitaberkolaborasi dengan teman-teman dari kedokteran nuklir,” katanya seraya menyebut, prodi apoteker spesialis nuklir rencananya akan mulai dibuka di Universitas Padjadjaran Bandung.
Pada 14 Maret 2019, pertemuan KIFI di PIT IAI 2019 menghasilkan keputusan persetujuan adanya program apoteker spesialis radiofarmasi (Apt. Sp. Rad) sekaligus pembentukan sub kolegium Radiofarmasi di KIFI.
Sumber : Program Studi Apoteker Spesialis Nuklir Mulai Dirintis. https://nasional.sindonews.com/read/1386570/144/program-studi-apoteker-spesialis-nuklir-mulai-dirintis-1552532626