Majalah Farmasetika – Seorang pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Sungai Buloh akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang diberi obat antivirus Remdesivir untuk mengukur kemanjurannya dalam memerangi virus corona baru.
Dikutip dari New Strait Times (5/52020), Direktur jenderal kesehatan Malaysia, Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan Kementerian Kesehatan telah mulai merekrut mereka yang terinfeksi penyakit untuk uji klinis dari rumah sakit nasional.
Dia mengatakan bahwa percobaan ini di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan akan melibatkan 100 pasien.
“Kami telah menerima obat dan mendistribusikannya ke sembilan rumah sakit. Kami juga telah merekrut satu kasus untuk uji klinis, dan kami bertujuan mendapatkan 100 pasien,” katanya saat konfrensi pers harian kementerian tentang Covid-19.
Obat ini dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Amerika, Gilead Sciences Inc. Menurut perusahaan itu, Remdesivir telah diuji pada hewan terhadap patogen virus yang secara struktural mirip dengan Covid-19, seperti MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan sindrom pernapasan akut (SARS) ), yang juga dipicu oleh coronavirus.
Dalam sebuah laporan baru-baru ini, Gilead juga mengatakan obat eksperimental telah meningkatkan hasil Covid-19 pasien.
Itu juga menyediakan data yang menyarankan bahwa Remdesivir bekerja lebih baik bila diberikan lebih awal dalam perjalanan infeksi.
Dr Noor Hisham mengatakan mungkin akan memakan waktu enam bulan sebelum laporan uji coba dapat diselesaikan dan diserahkan ke WHO.
“WHO kemudian akan memeriksa semua laporan dari (uji klinis yang dilakukan) di seluruh dunia, termasuk Malaysia, dan mempelajarinya sesuai dengan protokol mereka.” Kata Noor Hisham.
Sementara itu, ia juga menolak klaim keterlibatan kementerian dalam pemberian kontrak untuk pengadaan peralatan untuk operasi Covid-19 melalui negosiasi langsung.
Namun, dia mengatakan bahwa kementerian siap bekerja sama dengan Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC).
“Masalahnya harus dirujuk ke MACC dan kementerian akan selalu bekerja sama (dengan mereka) jika diperlukan,” katanya.
Dilaporkan bahwa beberapa perusahaan telah dipanggil oleh MACC untuk memfasilitasi penyelidikan atas tuduhan terkait pemberian kontrak untuk memasok peralatan laboratorium senilai RM30 juta.