Majalah Farmasetika – Ahli farmakologi, apoteker Rahmato S.Farm, M.Sc menyebutkan bahwa Vitamin B1 (Tiamin) dan Vitamin B6 (Piridoksin) yang ada dalam suplemen Vitamin B Kompleks bisa membantu mencegah keracunan cemaran etilen glikol (EG) dari obat sirup.
“Masih was-was, Vitamin B untuk menghilangkan racun etilen glikol jadi non racun di rumah dari obat sirup manapun?” Tulis lulusan S2 Farmasi pertama dari Universitas Alberta, Canada ini dalam postingan IG nya (22/10/2022).
Rahmato menjelaskan bahwa untuk menetralisir (antidot) yang bisa dilakukan ada 2 hal yakni, mencegah senyawa racun terbentuk, dan mengubah senyawa racun menjadi non racun.
“Perlu diingat bahwa senyawa racun dari EG adalah asam glikolat, dan asam glikolat ini bisa dirubah oleh Piridoksin dan tiamin sebagai kofaktor menjadi Glysine yang merupakan asam amino baik untuk tubuh lain” jelas apoteker yang juga seorang konten kreator.
Menurut Rahmato, nama sirup yang ditarik BPOM memiliki EG diatas ambang batas, artinya sirup lain dibawah batas atau bahkan nol.
“Sehingga tidak ada salahnya mengkonsumsi Vitamin B Kompleks untuk menganulir resiko praduga” jelas Rahmato.
“Kalo memang memiliki gejala barulah dibawa ke Rumah Sakit, disana akan diberikan antidot, sodium bicarbonat, fomepizole, dan etanol” lanjut Rahmato.
Asam glikolat bersifat asam, sehingga dalam 12-24 jam pertama penunpukannya didalam darah menjadi asam (metabolik asidosis). Sederhananya, kondisi asam memiliki pH rendah <7.4, Sodium bikarbonat yang basa ini akan menungkatkan pH darah sehingga asam glikolat menjadi terlarut dan mengeluarkan lebih banyak asam glikolat melalui urin.
“Remember, ini dilakukan oleh ahli di RS karena resiko kehilangan protein dan lainnta” pesan Rahmato.
Perubahan EG menjadi glikol aldehid dinamakan oleh enzim yang mengoksidasi bernama alkohol dehidrogenase. Enzim ini akan dihambat oleh Fomepizole sehingga tidak menghasilkan glikol aldehid yang selanjutnya bisa menjadi asam glikolat.
Jika pasien alergi dengan fomepizole, maka etanol dapat diberikan, sebagai tameng agar enzim alkohol dehidrogenase tidak terbentuk sehingga EG tidak berubah menjadi asam glikolat bahkan asam oksalat yabg beracun tidak terbentuk.
“Dosis dan cara pemakaian sangat kompleks, sehingga hanya boleh dilakukan di RS oleh Dokter” pesan Rahmato.
Sumber