Download Majalah Farmasetika

Duvyzat, Obat Givinostat Oral Telah Disetujui FDA untuk Mengobati Duchenne MD

Majalah Farmasetika – Duchenne muscular dystrophy (DMD) adalah  gangguan neurologis langka. Menyebabkan kelemahan otot progresif akibat kekurangan protein otot yang disebut distrofin. Seiring waktu, otot-otot memburuk menimbulkan kesulitan berjalan dan kelemahan otot pada akhirnya menyebabkan masalah pernapasan yang menyebabkan kematian dini.

Prevalensi DMD dilaporkan lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki daripada perempuan, yang mempengaruhi 1 per 3.500 kelahiran bayi laki-laki. Di seluruh dunia, prevalensi DMD berkisar antara 0,1–1,8 per 10.000 individu laki-laki. Serangan DMD dimulai ketika anak berusia 3-5 tahun. Penelitian per 10.000 individu laki-laki menunjukan perkiraan prevalensi sebesar 0,1 di Afrika Selatan, 0,5–1,0 di Asia, 0,7–1,0 di Amerika Utara, dan 0,2–2,8 di Eropa (Ryder, romitti, ffugm). Dengan keterbatasan data epidemiologi DMD di Indonesia, terdapat penelitian di rumah sakit Cipto Mangunkusuma, Jakarta selama tahun 2017 melaporkan ada 179 pasien yang dicurigai mengalamai kelainan neuromuscular.

Setelah menjalani pemeriksaan elektromiografi (EMG), terdapat 130 pasien yang memenuhi kriteria kelainan neuromuskular. Sebanyak 16 dari 130 pasien tersebut (12,3%) didiagnosis dengan DMD. Harapan hidup bagi mereka yang menderita DMD telah meningkat selama bertahun-tahun, dengan beberapa pasien bertahan hidup lebih dari 30 tahun. Namun tanpa penanganan yang baik, pasien akan meninggal akibat gagal napas atau gagal jantung pada dekade kedua.

Terapi yang umum digunakan antara lain kortikosteroid, seperti deflazacort dan prednisolone untuk menghambat progresivitas penurunan kekuatan otot, menghambat perburukan skoliosis, serta mengoptimalkan fungsi otot pada sistem kardiovaskular; ACE inhibitors dan/atau beta-blocker untuk menghambat perburukan kardiomiopati serta mencegah terjadinya gagal jantung; pemeriksaan fungsi pernafasan; pemberian nutrisi; intervensi orthopedi.

Hingga pada 21 maret 2024 lalu, menjadi sejarah baru bagi penderita DMD. FDA telah menyetujui pengobatan DMD menggunakan obat Duvyzat (givinostat) pada pasien berusia ≥ 6 tahun. Duvyzat adalah obat nonsteroid pertama yang disetujui untuk mengobati pasien dengan semua varian genetik DMD.

Paul Melmeyer, wakil presiden kebijakan publik dan advokasi MDA, mengatakan persetujuan tersebut “menunjukkan pemahaman FDA tentang pentingnya memperlambat perkembangan penyakit pada penyakit seperti Duchenne, dan betapa berartinya hal tersebut bagi masyarakat.”

Givinostat berperan dalam penghambatan molekul kecil histone deacetylase (HDAC). Digunakan untuk berbagai penyakit inflamasi, seperti penyakit crohn dan arthritis idiopatik remaja, kanker seperti leukemia dan limfoma, serta beberapa distrofi otot.

Persetujuan pengobatan ini didasarkan pada data positif dari uji klinis Fase 3 yang disebut EPIDYS (NCT02851797) dalam 18 bulan secara random, double-blind, placeo-controlled. Penelitian ini melibatkan 179 anak laki-laki penderita DMD, berusia 6 hingga 17 tahun, yang mampu berjalan dan menggunakan kortikosteroid dengan dosis stabil.  Anak-anak tersebut secara acak diberi Duvyzat atau plasebo dua kali sehari selama sekitar 1,5 tahun, dan kemudian diuji pada waktu yang mereka perlukan untuk menaiki empat anak tangga. Selama periode ini, Duvyzat terbukti memperlambat penurunan fungsi otot. Anak laki-laki yang diberi terapi membutuhkan waktu rata-rata 1,25 detik lebih sedikit untuk menaiki empat anak tangga dibandingkan anak laki-laki yang diberi plasebo, yaitu 3,03 detik.

Baca :  Karena NDMA, Produsen yang Menarik Metformin HCL XR dari Pasaran Terus Bertambah

Titik akhir efikasi sekunder adalah perubahan dari waktu awal hingga 18 bulan pada fungsi fisik yang dinilai oleh North Star Ambulatory Assessment (NSAA), skala yang biasa digunakan untuk menilai fungsi motoric pada anak laki-laki dengan DMD yang mampu berjalan. Dibandingkan dengan plasebo, pasien yang mendapatkan Duvyzat memberikan hasil lebih sedikit penurunan pada skor NSAA setelah 18 bulan.

Bioavaibilitas absolut belum ditentukan pada obat ini. Tmax dari givinostat terjadi sekitar 2-3 jam setelah pemberian oral, dan keadaan stabil dicapai dalam 5 sampai 7 hari dengan dosis dua kali sehari. Hasil sistemik sebanding dengan dosis yang diberikan pada rentang dosis terapeutik. Pemberian dengan makanan tinggi lemak menghasilkan peningkatan AUC sebesar 40%, peningkatan Cmax sebesar 23%, dan penundaan Tmax selama 2-3 jam.

Informasi peresepan untuk Duvyzat mencakup peringatan yang menyatakan bahwa penyedia layanan kesehatan harus mengevaluasi jumlah trombosit dan trigliserida pasien sebelum meresepkan Duvyzat. Pasien dengan jumlah trombosit kurang dari 150 x 10 / L tidak boleh mengonsumsi Duvyzat. Jumlah trombosit dan trigliserida harus dipantau seperti yang direkomendasikan selama pengobatan untuk menentukan apakah perubahan dosis diperlukan. Modifikasi dosis mungkin juga diperlukan untuk diare sedang atau berat. Duvyzat juga dapat menyebabkan perpanjangan QTc, yang dapat meningkatkan risiko detak jantung tidak teratur. Pasien yang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang juga menyebabkan perpanjangan QTc atau memiliki jenis penyakit jantung tertentu harus menghindari penggunaan Duvyzat.

Efek samping paling umum dalam penggunaan obat ini adalah diare, sakit perut, penurunan trombosit yang dapat menyebabkan peningkatan perdarahan mual / muntah, peningkatan trigliserida (sejenis lemak dalam tubuh) dan demam.

Di Eropa, Duvyzat saat ini sedang dalam tinjauan peraturan sebagai pengobatan DMD. Obat ini telah ditetapkan sebagai orphan drug designation oleh regulator Uni Eropa. Status orphan drugs diberikan untuk pengobatan penyakit langka, sementara sebutan penyakit anak langka diberikan untuk terapi untuk kondisi tersebut ketika penyakit tersebut terutama menyerang pasien di bawah usia 18 tahun. Seperti status jalur cepat, status ini dirancang agar terapi ditinjau dan lebih ditujukan kepada pasien dengan cepat.

Baca :  Terapi Antibiotik Baru Untuk Resistensi Tuberkulosis Paru disetujui FDA

Sebuah studi open-label yang sedang dilaksanakan (NCT03373968), disponsori oleh Italfarmaco, sedang menyelidiki keamanan jangka panjang Duvyzat. Selain itu, perusahaan ini mensponsori uji klinis Fase 3 global yang disebut ULYSSES (NCT05933057) yang akan berlangsung hingga tahun 2028. Perusahaan ini diperkirakan akan merekrut sebanyak 138 anak laki-laki penderita DMD, berusia 9 hingga 17 tahun, yang kehilangan kemampuan berjalan.

“Kami akan terus meneliti dan mengukur lebih lanjut potensi manfaat Duvyzat. Kami berharap kedua penelitian ini memberikan lebih banyak wawasan mengenai bagaimana Duvyzat dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit pada pasien DMD,” kata Trudeau.

Sehingga dengan adanya persetujuan penggunaan givinostat oral, Duvyzat, maka memberikan harapan bagi penderita DMD untuk memperoleh peningkatan kualitas hidup. Tentunya kita menunggu dan berharap akan keamanan lebih lanjut obat ini sehingga bisa digunakan lebih luas. Termasuk dalam penggunaannya di Indonesia sesuai regulasi yang berlaku.

Pustaka

  1. FFMK UGM. Edukasi Penyakit DMD/BMD. diakses 23 Agustus 2024. https://fkkmk.ugm.ac.id/edukasi-penyakit-dmd-bmd/
  2. Ryder S, Leadley RM, Armstrong N, et al. The burden, epidemiology, costs and treatment for Duchenne muscular dystrophy: an evidence review. Orphanet J Rare Dis. 2017;12(1):79.
  3. Romitti PA, Zhu Y, Puzhankara S, et al. Prevelance od Duchenne and Becker muscular dystrophies in the United States. Pediatric. 2015; 135 (3): 513-521.
  4. Dewi M, Widodo D, Amardiyanto R, et al. Prevalensi, spektrum klinis dan gambaran neurofisiologi kasus neuromuskular. Sari Pediatri. 2018;20(4):214-20.
  5. Sandona M, Cavioli G, Renzini A, Cedola A, Gigli G, Coletti D, McKinsey TA, Moresi V, Saccone V: Histone Deacetylases: Molecular Mechanisms and Therapeutic Implications for Muscular Dystrophies. Int J Mol Sci. 2023 Feb 21;24(5):4306.
  6. FDA Approves Nonsteroidal Treatment for Duchenne Muscular Dystrophy. diakses 23 Agustus 2024. https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-approves-nonsteroidal-treatment-duchenne-muscular-dystrophy
  7. Sandona M, Cavioli G, Renzini A, Cedola A, Gigli G, Coletti D, McKinsey TA, Moresi V, Saccone V: Histone Deacetylases: Molecular Mechanisms and Therapeutic Implications for Muscular Dystrophies. Int J Mol Sci. 2023, 2, 21;24(5):4306.
  8. Silvana, S. Duchenne Muscular Dystrophy (DMD): Penyebab, Gejala, Pengobatan. diakses 23 Agustus 2024. https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-duchenne-muscular-dystrophy
  9. Maia, M. Rollout expected by fall in US for new DMD therapy Duvyzat. diakses 24 Agustus 2024. https://musculardystrophynews.com/news/rollout-expected-us-3rd-quarter-approved-dmd-therapy-duvyzat/
Share this:

About Lennyyy

Check Also

Voydeya: Obat baru untuk terapi tambahan penyakit Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH)

FDA, atau merupakan Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat setiap tahunnya secara resmi …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.