Download Majalah Farmasetika
flu biasa
pic : freedigitalphotos.net

Terapi Herbal dan Alternatif pada Flu Ringan atau ISPA non-spesifik

Majalah Farmasetika (V1N6-Agustus 2016). Common cold, atau Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) non spesifik atau “flu biasa” merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dan menyerang saluran pernapasan atas (hidung).  Umumnya penyakit ini dialami oleh anak-anak hingga dewasa(1).

Dalam bahasa sehari-hari, infeksi ringan penyakit common cold dikenal dengan ‘colds’ sedangkan infeksi lebih parah dapat disebut sebagai ‘flu’. Istilah ini harus dibedakan dari influenza karena influenza merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus influenza(1).

Virus yang menyebabkan Common Cold seperti coronavirus dan rhinovirus. adenovirus, coxsackieviruses, myxovirus, dan paramyxovirus, Human respiratory syncytial virus, atau dikenal dengan virus influenza. Meskipun banyak jenis virus baru terus diidentifikasi(1).

Tanda dan gejala awal  common cold.

Gejala umumnya terlihat sekitar 1-3 hari setelah penularan dari batuk yang mengandung virus. Tanda dan gejala meliputi(2) :

  1. Hidung berair dan tersumbat
  2. Sakit tenggorokan
  3. Batuk
  4. Sakit kepala yang ringan
  5. bersin-bersin
  6. mata berair
  7. sedikit demam atau tidak ada demam (dewasa : < 390C ; anak-anak : < 380C)
  8. merasa sedikit lelah

Pengobatan saat ini pada penyakit Common Cold.

Saat ini penyakit Common Cold atau yang lebih dikenal dengan batuk dan flu biasa lebih sering terjadi di indonesia yang memiliki iklim tropis dengan intensitas hujan yang tinggi. Pengobatan awal penyakit ini lebih sering menggunakan obat-obat simptomatis (mengatasi gejala awal) yang bisa dibeli bebas di apotek atau toko obat yang terdiri dari analgesik (anti nyeri) dan antipiretik (penurun panas) sederhana.(1).

Selain itu, ada juga beberapa persepsi yang keliru terkait pengobatan penyakit ini dengan menggunakan antibiotik di awal gejala batuk dan flu yang dialami. Padahal penggunaan antibiotik tidaklah tepat untuk mengobati infeksi Common Cold yang disebabkan oleh virus dan penggunaan antibiotik hanya akan menambah biaya pengobatan tanpa perbaikan atau kesembuhan pada gejala batuk dan pilek. Selain itu penggunaan antibiotik secara bebas dan tidak tepat akan meningkatkan resiko resistensi atau kekebalan penyakit terhadap antibiotik yang biasanya digunakan.

Baca :  Menurut Penelitian : Pelukan, Tidur, dan Peduli Kesehatan Diri Bisa Hindari Flu

Beberapa pendapat dari jurnal internasional menyebutkan bahwa Pengobatan common cold (batuk dan pilek biasa) dengan menggunakan antibiotik pada pasien anak maupun dewasa tidak mempercepat penyembuhan penyakit dan tidak pula mengurangi keparahan penyakit.(1)(3)(4) di sisi lain penggunaan antibiotik memberikan risiko efek samping pada saluran cerna, meningkatkan biaya pengobatan, dan meningkatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik.(5) (6)

Cara awal untuk mengatasi gejala Common Cold.

Penyakit Common Cold yang disebabkan oleh virus sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa harus mengkonsumsi obat-obatan dan antbiotik. Terapi non-farmakologi atau terapi tanpa obat yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan gejala awal Common Cold yaitu dengan cara(3) :

  • Minum banyak air putih
  • Mengkonsumsi makanan kuah sup ayam
  • Perbanyak istirahat
  • Atur suhu dan kelembapan udara di ruangan
  • Berkumur dan minum air garam
  • Menggunakan saline nasal drop yang dijual bebas di apotek

Jika dirasa gejala yang muncul sangat mengganggu aktivitas maka, penggunaan obat Over-the-Counter (OTC) atau obat yang bisa dibeli bebas di apotek dapat menjadi alternatif kedua, konsultasikan tanda dan gejala penyakit awal anda kepada Apoteker di apotek untuk pemilihan obat OTC yang tepat dan rasional.

Klik halaman berikutnya >>

Share this:

About Taofik Rusdiana

Taofik Rusdiana, PhD, Apt. Seorang dosen di Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. Telah menyelesaikan studi Doktoral nya di Dept of Pharmacy/Clinical Pharmacology, Gunma University Graduate School of Medicine. Dalam bidang penelitian, fokus risetnya terkait bidang biofarmasetika-farmakokinetika khususnya mengkaji interaksi obat dengan tipe gen yang berperan dalam aktivitas enzim pemetabolisme obat (CYP450). Selain itu juga ikut berperan dalam pengembangan obat asli Indonesia dalam upaya saintifikasi jamu/tanaman herbal Indonesia.

Check Also

Pasca Visitasi LAM-PTKes, Unpad Siap Buka Program Spesialis Farmasi Nuklir

Majalah Farmasetika – Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad) akan segera membuka program studi baru, yaitu …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.