farmasetika.com – Sekelompok mahasiswa farmasi yang tergabung dalam EXC Team dari Fakultas MIPA, Universitas Tadulako (Untad) menciptakan sebuah aplikasi yang mampu menganalisa inkompatibilitas/ketidakcampuran kimia dan fisika bahan tambahan atau zat eksipien farmasi. Aplikasi ini diberi nama EXC-Sol.
Dalam merancang suatu sediaan obat, diperlukan pemilihan bahan tambahan yang tepat dalam formulasinya. Aplikasinya EXC-Sol bisa menganalisis ketidakcampuran bahan tambahan yang sudah tersedia di database untuk sediaaan tablet konvensional, larutan, suspensi sederhana dan emulsi.
“Aplikasi ini akan memberikan informasi bahan mana yang saling inkompatibel, selanjutnya tinggal mengganti bahan yang inkom tadi dengan pilihan bahan lainnya. Setelah tahap pemilihan bahan sudah selesai, maka EXC-Sol akan menampilkan batas maksimum dan minimum konsentrasi yang boleh digunakan pada tiap bahan sesuai dengan perannya dalam sediaan, jadi kita tinggal memilih jumlah konsentrasi yang ingin kita gunakan pada tiap bahan sesuai dalam batasan konsentrasinya.” ungkap Abdul Kahar Umar, ketua EXC Team, dihubungi melalui pesan elektronik.
“Untuk saat ini kami baru sampai pada bentuk sediaan farmasi yang sederhana seperti tablet konvensional, larutan, suspensi sederhana dan emulsi. Selain itu kami juga menambahkan fitur uraian bahan dalam bahasa indonesia.” lanjutnya.
Sayangnya aplikasi ini belum bisa digunakan di Industri Farmasi walaupun database bahan tambahan telah banyak di input sejak tahun 2015 yang bersumber dari Handbook of Pharmaceutical Excipient.
“Jadi sejak awal tahun 2015 saya mencoba mengumpulkan dan membuat daftar bahan tambahan sesuai dengan perannya dalam sediaan. Selain itu tiap bahan saya buatkan daftar bahan yang inkom dengannya. Tentunya ini sangat sulit karena inkompatibilitas suatu bahan kadang terjadi pada kondisi tertentu seperti adanya katalisator, atau pada pH, temperatur, bentuk fisik dan dalam bentuk sediaan tertentu baru terjadi ketidakcocokan. Sehingga jumlah database yang kami gunakan cukup banyak tapi sumber utama yang kami gunakan adalah Handbook of Pharmaceutical EXCipient.” ujar Abdul.
“EXC-Sol belum baik digunakan untuk industri farmasi karena hal tersebut memerlukan pengkajian data yang lebih mendalam lagi dan fitur yang tersedia hanya pada sediaan dasar saja. Tapi sudah bisa membantu dalam pembelajaran dan praktikum mahasiswa farmasi.” kata Abdul
Menurut Irawan sebagai Koordinator Bidang Database EXC Team menjelaskan bahwa software EXC-Sol memiliki keakuratan 100% dalam “membaca” database inkompatibilitas tiap bahan sehingga kemungkinan kesalahan hanya terletak pada informasi inkompatibilitas yang kami masukkan dalam databasenya.
“Kami mengharapkan banyak dukungan dari berbagai ahli farmasetik dan teknologi sediaan farmasi dalam bentuk koreksi dan saran setelah EXC-Sol versi Beta release nantinya” ujar Irawan.
“Rencana kami kedepan ingin mengembangkan fitur prediksi karakteristik akhir sediaan seperti pH, viskositas, dan tonisitas pada sediaan steril dengan memanfaatkan data yang ada, nah hal ini tentunya bisa bermanfaat dalam industri farmasi dan penelitian bidang teknologi farmasi.” tutup Irawan.
EXC Team merupakan tim kreatif mahasiswa Farmasi UNTAD. Mereka berharap perhatian lebih dari berbagai pihak karena EXC-Sol sangat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Peluncuran aplikasi EXC-Solution ini direncanakan akan dilakukan pada pertengahan bulan Februari 2017. Bagi yang tertarik menggunakan aplikasi ini bisa menghubungi nomor telepon 082292182162. Informasi lebih lanjut bisa mengunjungi Exctim.blogspot.com.