Download Majalah Farmasetika
sacran
Pic : www.jaist.ac.jp

Hasil Uji Klinik Polisakarida Baru Sacran Potensial Untuk Terapi Dermatitis Atopik

Majalah Farmasetika (V1N9-November 2016). Dermatitis atopik menjadi masalah serius bagi pasien maupun orang yang merawatnya. Kortikosteroid adalah pilihan terapi utama dalam mengobatinya, sayangnya memiliki efek samping.

Sebuah penelitian baru yang telah dipublikasikan di “Journal of Cosmetics, Dermatological Sciences and Applications” dengan judul “Clinical Evaluation of Novel Natural Polysaccharides Sacran as a Skincare Material for Atopic Dermatitis Patients” melaporkan adanya polisakarida baru, Sacran, yang efektif secara klinis untuk atopik dermatitis

[Baca : Polisakarida Baru Sacran Potensial Mempercepat Penyembuhan Luka.]

Apa itu dermatitis atopik?

Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang ditandai dengan peradangan, pruritus, dan lesi eksim kronis atau kambuhan. Dermatitis atopik memiliki dampak negatif mempengaruhi kualitas hidup bagi pasien dengan dermatitis atopik. Strategi manajemen untuk dermatitis atopik fokus mempertahankan penghalang kulit dan direkomendasikan oleh masyarakat medis di seluruh dunia.

Peranan pelembab, anti-inflamasi, dan imunomodulator pada dermatitis atopik

Penggunaan ringan, emolien/pelembab/moisturizer dirumuskan secara tepat dapat memberikan manfaat tanpa mengganggu fungsi sawar kulit. Namun, emolien saja mungkin tidak mengendalikan eksim atau aspek gangguan kulit ini, terutama pada kasus yang berat. Oleh karena itu, terapi anti-inflamasi dan imunomodulator mungkin diperlukan untuk dermatitis atopik sedang hingga parah hingga resolusi gejala pada kulit (mis, lesi, bercak kering, atau daerah yang rentan terhadap penyebaran).

Kortikosteroid pilihan pengobatan atopik dermatitis tetapi memiliki efek samping

Saat ini, kortikosteroid biasanya diberikan untuk mengurangi peradangan. Namun, mereka sering dapat menyebabkan satu set efek samping yang serius. Oleh karena itu, upaya-upaya besar penemuan obat anti-inflamasi yang aman banyak dilakukan saat ini.

Beberapa polisakarida alami memiliki efek farmakologi

Saat ini, diketahui banyak efek menguntungkan dari polisakarida alami dan telah dibuktikan pada kesehatan manusia menunjukkan spektrum efek biologis seperti antioksidan, antitumor, dan anti inflamasi. Sebagai contoh, sulfat heparan pada permukaan semua sel adheren memodulasi tindakan sejumlah besar ligan ekstraseluler. Kawashima et al. melaporkan bahwa kelebihan chondroitin sulfat/ dermatan rantai sulfat penting dalam mediasi tanggapan seluler chemokine-mediated. Selain itu, Hyaluronan mampu berpartisipasi dalam rekrutmen leukosit melalui interaksi dengan CD44, saat mengaktifkan berbagai sel inflamasi, seperti makrofag, melalui signaling CD44-dependent.

Oleh karena itu, bidang biologi polisakarida memberikan petunjuk baru dan penjelasan dari proses peradangan dan menyarankan pendekatan terapi baru untuk penyakit pada manusia.

Baca :  Para Peneliti Temukan Virus Syncytial Pernapasan (RSV) Dapat Sebabkan Inflamasi Pada Saraf

Polisakarida baru, Sacran, memiliki efek anti-inflamasi

Polisakarida amfolitik, sacran, telah menarik perhatian khusus baru-baru ini. Sacran diekstrak dari ganggang cyanobacterium Aphanothece sacrum di Kumamoto, Jepang, yang merupakan biota di sungai dengan konsentrasi ion tinggi dan yang memiliki banyak matriks ekstraselular seperti jelly dengan kadar air yang tinggi (97,5% – 98,3%).

Sacran adalah heteropolisakarida terdiri dari berbagai residu gula seperti glukosa, galaktosa, manosa, xylose, rhamnose, fucose, asam galacturonic dan asam glukuronat, dan mengandung jejak alanin, galaktosamina dan asam muramic; 11% dari monosakarida mengandung gugus sulfat dan 22% dari mereka mengandung gugus karboksil.

Selain itu, sacran dilaporkan menjadi molekul supergiant dengan berat molekul yang sangat tinggi  (2,4 × 107 g / mol) dan panjang yang mengejutkan (lebih dari 8 pm). Keamanan sacran sebagai biomaterial bisa dikaitkan dengan penggunaan jangka panjang Aphanothece sakrum oleh penduduk wilayah Kyushu di Jepang sebagai makanan fungsional untuk memperbaiki kecenderungan alergi dan gastroenteritis.

Penelitian lainnya memperlihatkan bahwa Sacran memiliki efek anti-inflamasi kuat dengan konsentrasi optimum yang efektif pada 0,01 dan 0,05% w / v. Sacran secara nyata menghambat pembengkakan kaki  dan infiltrasi neutrofil dalam kaki edema tikus yang diinduksi karagenan.

Baru-baru ini, Ngatu et al. mengungkapkan bahwa sacran memiliki efek anti-inflamasi pada 2,4,6-trinitrochlorobenzene diinduksi Model dermatitis atopik tikus. Namun, tidak ada laporan tentang penerapan sacran untuk pasien dermatitis atopik manusia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, kami meneliti efek dari solusi sacran pada dermatitis atopik dalam studi klinis.

Sacran mempercepat penyembuhan dermatitis atopik

Uji klinis dilakukan terhadap 25 pasien (20 wanita, 5 pria). Setiap pagi diberikan larutan sacran (0.05 % w/v) selama 4 minggu. Standar terapi dilakukan terhadap pasien sebagai kontrol yakni hyaluranan. Evaluasi dilakukan dengan mengisi kuesioner yang disediakan.

Baca :  Peranan Hidrogel Berbasis Polisakarida Interpenetrasi dalam Rekayasa Jaringan

Hasil penelitian menunjukkan, hampir semua dari nilai rata-rata untuk gejala dermatitis atopik dari setiap pasien yang diobati dengan larutan sacran meningkat. Selain itu, sejumlah efek samping seperti tidur dan gatal-gatal juga secara signifikan terbantu dengan pengobatan sacran selama 4 minggu, dibandingkan dengan orang-orang dari kondisi awal.

Dalam model kulit immatured dermal (kulit yang tidak normal) yang  dirangsang dengan 2,4-dinitrofluorobenzene (DNFB), pengobatan sacran secara nyata menurunkan sitokin inflamasi dan kemokin tingkat mRNA seperti MCP-1, TNF-α, IL-1β, dan IL-6 mRNA, dibandingkan dengan yang DNFB saja.

Selain itu, larutan sacran secara signifikan menekan ekspresi mRNA TNF-α dan COX-2 di sel RAW264.7 (sebuah galur sel makrofag di tikus) yang dirangsang dengan phorbol-12-miristat-13-asetat (PMA).

Dalam sel RBL-2H3 (galur sel leukemia tikus basofilik), larutan sacran secara signifikan menurunkan rilis β-hexosaminidase, menunjukkan penindasan respon alergi.

Hasil ini menunjukkan bahwa larutan sacran memiliki potensi untuk terapi dermatitis atopik melalui penurunan produksi sitokin inflamasi dan kemokin mRNA.

Sumber :

  1. Fukushima, S. , Motoyama, K. , Tanida, Y. , Higashi, T. , Ishitsuka, Y. , Kondo, Y. , Irie, T. , Tanaka, T. , Ihn, H. and Arima, H. (2016) Clinical Evaluation of Novel Natural Polysaccharides Sacran as a Skincare Material for Atopic Dermatitis Patients. Journal of Cosmetics, Dermatological Sciences and Applications, 6, 9-18. doi: 10.4236/jcdsa.2016.61002.
  2. K. Motoyama, Y. Tanida, K. Hata, T. Hayashi, I.I.A. Hashim, T. Higashi, Y. Ishitsuka, Y. Kondo, T. Irie, S. Kaneko, H. Arima, Biological and Pharmaceutical Bulletin, 39 (2016) 1172-1178. http://doi.org/10.1248/bpb.b16-00208

Artikel Majalah Farmasetika ini akan diterbitkan di Majalah Farmasetika edisi khusus di http://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika

Share this:

About Nasrul Wathoni

Prof. Nasrul Wathoni, Ph.D., Apt. Pada tahun 2004 lulus sebagai Sarjana Farmasi dari Universitas Padjadjaran. Gelar profesi apoteker didapat dari Universitas Padjadjaran dan Master Farmasetika dari Institut Teknologi Bandung. Gelar Ph.D. di bidang Farmasetika diperoleh dari Kumamoto University pada tahun 2017. Saat ini bekerja sebagai Guru Besar di Departemen Farmasetika, Farmasi Unpad.

Check Also

Sebuah Studi Temukan Biosimilaritas Antara Yusimry dan Humira untuk Pengobatan Rematik

Majalah Farmasetika – Peneliti telah menemukan kemiripan biosimilar antara adalimumab-aqvh (Yusimry; Coherus Biosciences) dan obat …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.