Download Majalah Farmasetika
diabetes
pic : freedigitalphotos.net

Peneliti Temukan Peran Penting Protein Hsp60 dalam Penyembuhan Luka Diabetes

farmasetika.com – Hasil sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa penggunaan gel topikal yang mengandung gen heat shock protein 60 meningkatkan proses penyembuhan luka secara signifikan pada mencit uji diabetes.

Penemuan protein Hsp60 penting dalam perancangan obat luka diabetes

Heat shock protein 60 (Hsp60) saat ini telah diketahui diproduksi dan dilepaskan pada lokasi luka dan terlibat dalam regenerasi jaringan dan pemulihan. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di npj Regenerative Medicine, penemuan ini sangat penting dalam perancangan obat-obat pemulihan dan mengurangi bekas luka, terutama untuk pasien diabetes.

Koloni jamur pada luka-luka ini diketahui sebagai penyebab terbentuknya biofilm bakteri-jamur yang menghambat penyembuhan. Jutaan pasien diabetes mengalami luka terkait diabetes dan banyak di antaranya membutuhkan tindakan amputasi yang menghabiskan biaya tinggi.

Luka diabetes ini biasanya terjadi di bagian bawah pada kaki akibat berkurangnya sensasi, sirkulasi yang buruk, iritasi kulit, dan faktor-faktor lainnya. Meningkatnya perhatian pada aspek genetika dalam pemulihan luka ini dapat memunculkan metode atau obat baru yang lebih efektif.

“Penelitian ini mengungkapkan peran tak-lazim dari sebuah gen yang diketahui,” ungkap peneliti senior Shawn Burgess, PhD.

“Gen ini ditemukan dalam setiap organism mulai dari bakteri hingga manusia. Kami telah menemukan bahwa pada vertebrata, gen ini ternyata memiliki peran penting dalam imunitas yang kemudian esensial untuk penyembuhan luka.” lanjutnya.

Protein Hsp60  memiliki fungsi khusus dalam respons inflamasi

Produk protein Hsp60 diketahui dapat mencegah kesalahan pada proses folding protein dan terbukti menjadi molekul pengantar sinyal yang menginisiasi respons inflamasi.

“Masalahnya, diabetes menghambat penyembuhan luka. Pasien sering kali mengalami luka pada kaki yang tidak bisa sembuh,” ungkap Dr. Burgess.

Baca :  Merck Umumkan Metformin Bisa Digunakan Selama Kehamilan di Eropa

Penemuan-penemuan sebelumnya mengindikasikan bahwa protein ini berperan penting dalam respons inflamasi sehingga para peneliti menduga bahwa protein ini juga terlibat dalam proses regenerasi.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan ikan zebra (Danio rerio) dengan menghilangkan gen protein Hsp60. Ikan zebra mampu meregenerasi berbagai jaringan, termasuk siripnya, sehingga hewan ini menjadi hewan uji yang sesuai. Ikan yang diberi perlakuan berkembang dengan normal tanpa membentuk protein Hsp60, tetapi tidak mampu meregenerasi sel-sel dan siripnya saat peneliti melukai sel yang berhubungan dengan pendengaran atau memotong sirip ekornya berdasarkan prosedur penelitian.

Para peneliti kemudian menggunakan sel-sel imun (leukosit) yang ditandai fluoresen (penanda pendar) dan menemukan bahwa terdapat pengurangan jumlah leukosit pada lokasi luka pada ikan yang diberi perlakuan (gen Hsp60 dihilangkan). Penemuan ini menunjukkan bahwa protein tersebut memicu inflamasi untuk penyembuhan luka.

“Ketika kami menginjeksikan Hsp60 secara langsung pada lokasi luka, jaringan di sekitar luka mulai beregenerasi lebih cepat,” ujar Dr. Burgess. “Kami sangat gembira saat itu.”

Para peneliti kemudian menguji penemuan ini pada mencit dan menemukan bahwa mengoleskan Hsp60 secara topikal pada hewan uji mencit diabetes yang dilukai menghasilkan penyembuhan luka sempurna dalam 21 hari. Mencit yang tidak diberi obat tidak mengalami penyembuhan secara cepat.

“Kami berharap bahwa pengobatan dengan Hsp60 secara topikal akan berhasil pula pada manusia,” ungkap Dr. Burgess.

“Dan kami meyakini ini akan berhasil, tetapi masih banyak tahap yang perlu dilakukan. Kami juga ingin tahu apakah protein ini akan membantu bukan hanya luka pada penderita diabetes. Apakah Hsp60 ini akan mengurangi luka dan mempercepat penyembuhan?” lanjutnya.

Penemuan ini masih membutuhkan penelitian lanjutan

Para peneliti juga menguji heat shock protein lainnya untuk menentukan apakah ada protein lain yang terlibat dalam penyembuhan. Karena mekanisme penghantaran sinyal antar-sel masih belum diketahui secara utuh, penemuan ini juga membutuhkan lebih banyak penelitian-penelitian mendasar.

Baca :  Metformin Mungkin Bermanfaat untuk Terapi Obesitas pada Anak

“Jika kita memahami mekanisme biologinya dengan lebih baik, kita dapat lebih mudah mengaplikasikannya pada pengobatan untuk manusia.” Dr. Burgess menyimpulkan.

Sumber:

Protein May Play Important Role in Diabetic Wound Healing. http://www.pharmacytimes.com/news/protein-may-play-important-role-in-diabetic-wound-healing. (diakses 21 November 2016).

Share this:

About Hafshah

Hafshah Nurul Afifah, S.Farm., Apt. meraih gelar sarjana dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran pada tahun 2012. Gelar apoteker diperoleh dari Program Studi Profesi Apoteker Universitas Padjadjaran pada tahun 2016. Tahun 2012 hingga 2013 bekerja full-time sebagai editor buku farmasi di CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran dan hingga saat ini masih aktif sebagai editor dan penerjemah lepas. Penulis pernah bekerja sebagai ASN di Badan Pengawas Obat dan Makanan pada Maret 2019-Juni 2020 sebagai Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Pertama (analis laboratorium vaksin), namun saat ini kembali bekerja sebagai Spv. Registration Officer di sebuah industri farmasi swasta di Bandung.

Check Also

FDA Setujui Penggunaan IVIG (Bivigam) untuk Pasien Anak Usia 2 Tahun ke Atas dengan Imunodefisiensi Humoral Primer

Majalah Farmasetika – Bivigam awalnya disetujui oleh FDA pada Mei 2019 untuk pengobatan imunodefisiensi humoral …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.