Farmasetika.com – Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan masalah kesehatan di dunia dimana penyebab dari penyakit ini adalah mikroba yang menyerang jaringan pada saluran kemih.
Apa itu ISK?
ISK merupakan kondisi dimana salah satu atau beberapa bagian dari saluran kemih (ginjal, ureter, kantung kemih dan uretra) mengalami infeksi. ISK salah satu infeksi yang paling sering terjadi dengan kemungkinan 18 orang terinfeksi dari 1000 orang per tahun. Penyakit ini juga tercatat sebagai infeksi bakteri yang paling sering menyerang pada orang dewasa .
ISK dapat dibagi menjadi dua yaitu, ISK Sederhana dan ISK Kompleks. ISK Kompleks terjadi jika infeksi pada saluran kemih disertai dengan adanya kelainan secara anatomi maupun fungsional pada saluran kemih seperti, sumbatan pada uretra, terjadi refluks dari ureter, luka pada ginjal dan sebagainya.
Terapi ISK saat ini
Berbagai macam antibiotik untuk terapi ISK dapat digunakan tergantung dengan beberapa faktor yaitu, infeksi sederhana atau komplek, infeksi pertama atau kambuhan, simptomatik atau asimptomatik. Antibiotik merupakan pilihan pertama dalam terapi ISK maka masalah yang dihadapi dalam terapi ISK adalah adanya resistensi terhadap antibiotik.
APA ITU MEROPENEM/ VABORBACTAM ?
Meropenem dan Vaborbactam adalah terapi kombinasi dimana meropenem merupakan antibiotik golongan carbapenem (beta laktam) dan vaborbactam golongan inhibitor beta-laktamase.
Obat ini digunakan hanya untuk mengobati atau mencegah infeksi yang terbukti atau diduga kuat disebabkan oleh bakteri yang resisten khususnya bakteri Carbepnem resistant Enterobacteriaceae (CRE). Untuk mengurangi perkembangan bakteri yang resistan terhadap obat dan menjaga keefektifan obat ini dan obat antibakteri lainnya.
Meropenem merupakan antibakteri golongan beta laktam. Aktivitas bakterisida dari meropenem dihasilkan dari penghambatan sintesis dinding sel. Meropenem menembus dinding sel bakteri gram positif dan gram negatif untuk mengikat pada penicilin-binding protein (PBP). Meropenem stabil terhadap enzim beta-laktamase, kecuali Klebsiella pneumoniae carbapenemase (KPC).
Vaborbactam merupakan inhibitor beta laktamase yang melindungi meropenem dari degradasi oleh Klebsiella pneumoniae carbapenemase (KPC). Vaborbactam tidak memiliki aktivitas antibakteri. Vaborbactam tidak menurunkan aktivitas dari meropenem melawan organisme yang rentan meropenem
INDIKASI MEROPENEM/ VABORBACTAM
Kombinasi obat ini diindikasikan untuk pengobatan pasien berusia 18 tahun ke atas dengan complicated Urinary Tract Infection (cUTI) termasuk pielonefritis yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti berikut: Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, dan kompleks spesies Enterobacter cloacae.
FORMULASI DAN DOSIS MEROPENEM/ VABORBACTAM
Pada satu vial mengandung 1 gram meropenem dan 1 gram vaborbactam. Sediaan ini berbentuk dry powder sehingga sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan rekontruksi sediaan. Sediaan dilarutkan dengan 0.9% natrium klorida injeksi sekitar 20 mL. Kemudian semua atau sebagian dari larutan obat diinjeksikan kedalam kantung infus yang berisi 0.9% natrium klorida.
Dosis yang disarankan adalah 4 gram (2 meropenem 2 gram dan vaborbactam) diberikan setiap 8 jam secara infus intravena selama 3 jam pada pasien dengan umur 18 tahun atau lebih. Pemberian diberikan hingga 14 hari
EFEK SAMPING MEROPENEM/ VABORBACTAM
Efek samping yang umum terjadi (≥3% pasien) mengalami sakit kepala, reaksi peradangan pada daerah injeksi, dan diare. Jika pasien memiliki hipersensitivitas terhadap komponen meropenem atau vaborbactam penggunaan injeksi segera dihentikan untuk menghindari terjadi syok anafilatik/ reaksi alergi berlebihan. Reaksi yang mungkin terjadi juga adalah kejang yang disebabkan pemberian meropenem.
UJI KLINIS
Uji efikasi dan keamanan diujikan kepada 545 pasien dewasa ISK kompleks dengan menggunakan obat kombinasi meropenem dan vaborbaktam dibandingkan dengan pasien yang diterapi dengan piperacillin / tazobactam. Hasil yang didapatkan setelah infus berakhir 98% pasien terobati dengan obat kombinasi meropenem dan vaborbaktam sedangkan pasien yang terobati dengan piperacillin / tazobactam hanya 94 %. Pada jangka waktu penggunaan obat selama seminggu dengan kedua obat tersebut, 77% pasien terobati dengan kombinasi meropenem dan vaborbaktam sedangkan dengan piperacillin / tazobactam hanya 73% pasien. Pada pengujian klinis juga didapatkan hasil bahwa pasien dengan bakterimia mengalami perbaikan yang cukup baik sehingga menggurangi mortalitas. Antibiotik yang umum digunakan biasanya bersifat nefrotoksik atau toksik bagi ginjal. Akan tetapi, pada kombinasi meropenem dan vaborbaktam didapatkan hasil pengujian klinis bahwa obat tersebut dapat mengurangi resiko nefrotoksik.
DAFTAR PUSTAKA
Lane, D.R., Takhar, S.S. 2011. Diagnosis and Management of Urinary Tract Infection and Pyelonephritis. Emergency medicine clinics of North America. 29 (3): 539–52. PMID 21782073. doi:10.1016/j.emc.2011.04.001.
The Medicines Company. 2017. VABOMERE™ (Meropenem and Vaborbactam) For Injection, For Intravenous Use. Available online at https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2017/209776lbl.pdf [diakses pada tanggal 15 November 2017]
Barbarini, D., G Russello., F. Brovarone., C. Capatti., R. Colla., M. Perilli., M. L. Morro., and E. Carretto. 2014. Evaluation of carbapenem-resistant Enterobacteriaceae in an Italian setting: Report from the trench. Infection, Genetics, and Evolution. 30: 8-14
Fernandes, P and Evan, M. 2017. Antibiotics in Late Clinical Development. Biochemical Pharmacology. 133: 152-163
Michael J. Satlin. 2017. Bacteremia due to Carbapenem-resistant Enterobacteriaceae (CRE): A Multicenter Clinical and Molecular Epidemiologic Analysis in the Nation’s Epicenter for CRE. Antimicrobial Agent and Chemotherapy. 61(11): 1-25
Admin. 2017. VABOMERE™. Available online at https://www.drugs.com/cdi/VABOMERE™ .html [diakses pada tanggal 15 November 20017.
Penulis : Annisa Ridla S., Aisyah Nadila P. , Adil P. Budiman, Fitriani Jati R. , Aulia Alfiana, Ike Susant