farmasetika.com – Obat malaria hydroxychloroquine/hidroksiklorokuin sedang diberikan kepada 1.100 pasien COVID-19 di New York, Amerika Serikat (AS) yang dengan cepat menjadi episentrum baru pandemi coronavirus di Dunia.
Obat ini sedang diuji secara eksperimental, dan diharapkan oleh Presiden Trump bahwa itu akan menjadi pengobatan untuk virus 2019-nCoV.
“Hydroxychloroquine sedang diberikan kepada 1.100 pasien, orang-orang di New York bersama dengan Z-pack, yaitu azithromycin, dan itu masih sangat dini. Itu dimulai dua hari yang lalu tetapi kita akan melihat apa yang terjadi. ” ujar Trump (30/3/2020) dikutip dari pharmafile. Ini mengikuti sebuah tweet pekan lalu di mana ia menyebut obat itu sebagai “hadiah dari dewa”.
FDA mengizinkan persetujuan darurat karena data menunjukkan itu bisa menjadi pengobatan coronavirus yang efektif dan obat yang memiliki efek samping yang relatif tidak berbahaya. Bukti saat ini yang menunjukkan keefektifannya adalah dari studi kecil 36-pasien dari para peneliti Prancis yang menunjukkan itu dapat membunuh COVID-19.
Sejak tweet dan pernyataan Trump, orang-orang panik membeli obat yang dijual dengan nama merek Plaquenil di AS yang awalnya disetujui pada tahun 1955.
FDA juga mengizinkan obat ini disumbangkan ke Strategic National Stockpile. Novartis’s Sandoz telah menyumbangkan 30 juta dosis untuk persediaan sementara Bayer telah menyumbangkan 1 juta dosis klorokuin.
Di New York, lebih dari 1.000 orang kini telah meninggal karena virus dan hari Minggu mengalami peningkatan 7.200 kasus.
Sumber : Hydroxychloroquine given to 1,100 patients with COVID-19 in New York http://www.pharmafile.com//news/544955/hydroxychloroquine-given-1100-patients-covid-19-new-york