Majalah Farmasetika – Tidak semua apoteker bisa berkesempatan terjun langsung dan mengabdikan diri dalam program Apoteker Tanggap Bencana di masa pandemi COVID-19.
Peran penting profesi apoteker selama pandemi COVID-19 dirasa kurang diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini diungkap oleh seorang apoteker dari Ambon, Maluku, Anwar Wali, yang berbagi pengalaman kepada redaksi Majalah Farmasetika di sela kesibukannya menjadi relawan apoteker di Rumah Sakit Darurat COVID-19, Wisma Atlet Jakarta.
Pria Lulusan S1 Farmasi dari Universitas Islam Makassar (UIM) dan melanjutkan Apoteker di ISTN Jakarta, angkatan 30, lulus tahun 2016 ini sebelum terjun sebagai relawan bekerja sebagai Konsultan Supply Chain Management di Global Fund Health System Strengthening – Kemenkes RI.
Berikut adalah cuplikan wawancara melalui pesan singkat (25/5/2020).
Sejak kapan menjadi relawan?
Sejak tahun 2018, Pertama kali menjadi Relawan Apoteker di Lombok.
Alhamdulillah sudah keliling mengabdikan diri sebagai Apoteker Tanggap Bencana di 7 Provinsi yg kena Bencana antara lain, Provinsi Nusa Tenggara Barat (Bencana Gempa bumi Lombok). Provinsi Sulawesi Tengah (Bencana Gempa bumi, Tsunami dan Likuifaksi Palu Sigi dan Donggala). Provinsi Banten (Bencana Tsunami Banten). Provinsi Papua (Bencana banjir bandang di Sentani). Provinsi DKI JAKARTA (Bencana banjir dan kebakaran). Provinsi Maluku (Bencana Gempa bumi Maluku) dan Provinsi Jawa Barat (Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Bogor). Dan sekarang Bencana non alam (Covid-19)
Hingga kapan direncanakan menjadi relawan?
Hingga menutup mata, akan menjadi Apoteker Peduli Bencana, karena motto saya bergerak untuk Bermanfaat, sekaligus ingin mengabdi kepada Profesi saya, Apoteker Indonesia
Apa alasan utama dan motivasi ingin menjadi relawan?
Termotivasi dari lagu hymne IAI, yg berbunyi..
Jadikan hadirmu jati dirimu tegakkan cita Kemanusiaan dan ingin bermanfaat untuk orang lain, karena sebaik-baik Manusia adalah Manusia yang bermanfaat untuk Manusia yang lain
Selama menjadi relawan, kenangan apa yang tidak terlupakan?
Lebaran di Daerah bencana, saya sdh dua kali lebaran di Daerah Bencana, pertama lebaran di Daerah Bencana gempa bumi di Lombok dan yang kedua lebaran di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta (bencana non alam COVID-19)
Masalah apa yang sering dihadapi dan bagaimana cara menanggulanginya?
kehabisan obat-obat an di daerah yang jauh dari kota, cara menanggulangi nya dengan konsultasi dengan dokter yang ada di Posko Kesehatan untuk menggantikan obat yang di resepkan dengan obat-obat yang khasiat nya sama, sambil mencari solusi untuk ke daerah yang ada Posko Apoteker atau Posko Kesehatan lain yg ada stok obat lebih untuk meminta bantuan obat2 an
Bagaiamana perlakuan pemerintah terhadap relawan khususnya apoteker?
Pemerintah kurang peka dengan Profesi Apoteker, Apoteker jarang di sebut sebut padahal profesi Apoteker juga sangat di butuhkan di daerah bencana, karena yg mengatur dan mengurus obat-obat di daerah bencana adalah Apoteker dan untuk perlakuan kesejahteraan, misalnya tentang pembayaran insentif para relawan di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta masih belum sesuai dengan beban kerja kami sebagai Apoteker dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain, padahal kerjaan Apoteker cukup banyak dan juga beresiko, saya harap pemerintah bisa evaluasi lagi.
Seberapa penting peran apoteker sebagai relawan?
Apoteker sangat di butuhkan di daerah bencana, karena setiap bencana pasti membutuhkan obat-obatan untuk korban bencana, dan yg berhak melakukan pelayanan obat-obatan adalah Apoteker atau Farmasi. Dan tugas Apoteker adalah Mengelola obat, yang meliputi : Perencanaan, Permintaan, Penyimpanan, Pendistribusian, Pelayanan obat dan Pencatatan/Pelaporan.
Pesan untuk apoteker di Indonesia?
Jangan takut jadi Relawan, kita mungkin kehilangan sesuatu yang baik, namun kita akan peroleh sesuatu yang lebih baik lagi.
Mari sama-sama kita mem-Brandingkan Profesi kita Apoteker Indonesia agar lebih dikenal oleh Masyarakat luas seluruh Indonesia.
Bergerak untuk Bermanfaat, karena dgn bergerak untuk Bermanfaat kita akan menemui banyak hal baru yang tidak terduga, misalnya banyak teman, banyak cerita haruh biru seruh yang kita blm pernah temui. Dan bisa mengenal tradisi daerah lain.