Majalah Farmasetika – Universitas Padjadjaran mempresentasikan lima buah produk hasil inovasi COVID-19 di hadapan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam acara Serah Terima Peminjaman Laboratorium Mobile Bio Safety Level 3 (BSL 3) Bio Farma kepada Universitas Padjadjaran, Jumat (12/6/2020).
5 temuan ini memiliki potensi meningkatkan kapasitas laboratorium kesehatan dalam memeriksa sampel serta mendeteksi virus Corona dengan dukungan hibah penelitian dari Kemendikbud dan juga kerja sama dengan pihak lain.
Kelima produk ini merupakan inovasi Unpad melalui tim peneliti Rumah Sakit Pendidikan Unpad yang diketuai dr. Lia Faridah, M.Si. Tentunya, inovasi ini tidak lepas dari kolaborasi dengan beberapa peneliti lain dari lintas disiplin ilmu.
1. NanoMag PrintG
Inovasi pertama adalah “NanoMag PrintG”, bahan yang relatif murah tetapi berkualitas tinggi untuk menunjang ektraksi RNA pada pengujian Covid-19 dengan metode real time PCR. Pengujian dengan rt-PCR memerlukan bahan untuk menangkap dan memisahkan molekul asam nukleat.
Bahan komersial ini adalah bahan magnetic beads dan biasanya harus diimpor dari luar negeri dalam bentuk satu paket kit ekstraksi dengan harga tinggi.
Berdasarkan hal itu, Pusat Riset Nanoteknologi dan Graphene (PrintG) Unpad bekerja sama dengan RSP dan Laboratorium Biologi Molekuler Unpad mengembangkan magnetic beads sebagai komponen dari kit ekstraksi RNA dalam skala laboratorium.
Luaran riset ini mampu berkontribusi pada penanganan penyebaran Covid-19 dengan mengatasi kendala ketersediaan reagen ekstraksi RNA dengan kualitas yang baik dan dengan biaya produksi lebih rendah.
Partikel Magnet Fe304 yang dilapisi silika ini diberi nama NanoMag PrintG yang memiliki kelebihan, yaitu partikelnya berukuran nano dan permukaannya ditambahkan gugus fungsional agar lebih efektif dalam ekstraksi. Hasil uji sudah menunjukkan NanoMag Print dapat mengikat RNA SARS-CoV-2 secara efektif.
NanoMag PrintG dibuat dari bahan-bahan lokal sehingga dapat meningkatkan kemandirian bangsa dalam memproduksi reagensia biologi molekuler. Harga nanobeads magnetik PrintG sebagai produk lokal ini bisa lebih murah 50% dari harga beads komersial.
PrintG Unpad mampu memproduksi nanobeads magnetik ini dalam jumlah yang memadai sesuai dengan kebutuhan dan hanya memerlukan waktu dua hari saja untuk satu kali proses produksi. Namun, walaupun PrintG siap melakukan produksi massal, kegiatan produksi belum dimulai. NanoMag PrintG tetap harus melalui pengujian terlebih dahulu agar diperoleh izin produksi.
2. AutoMager
Berkaitan dengan penemuan kit dengan nanobeads magnetik, Unpad juga menghasilkan inovasi lain berupa produk mesin otomatis untuk ekstraksi DNA/RNA berskala besar berbasis beads magnetik. Alat ini dinamai Auto Magnetic Extractor atau “AutoMager”
Inovasi ini diciptakan dengan latar belakang permasalahan dalam pemeriksaan sampel secara masif untuk pendeteksian Covid-19. Terhambatnya pemeriksaan yang dialami dalam pemeriksaan secara manual terjadi pada proses yang bersentuhan dengan virus aktif seperti proses ekstraksi dan pemurnian RNA virus SARS-CoV-2.
Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran dan Laboratorium Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad bekerja sama dengan PT Gerbang Telekomunikasi Indonesia (berisikan alumni Elektro ITB dan alumni instrumentasi Unpad) mengklaim alat ini berpotensi untuk meningkatkan kecepatan dan mengurangi kebutuhan sumberdaya manusia demi keamanan biologis adalah dengan memanfaatkan pada saat proses yang masih bersentuhan dengan virus aktif.
Kelebihan AutoMager dibandingkan alat yang telah ada adalah sifatnya yang user-driven design, yaitu dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan spesifik dari pengguna. Selain itu, alat otomatis ini dapat mengurangi faktor operator error dan kebutuhan akan SDM yang terlatih khusus. Proses kerja ditunjang oleh mobile apps untuk memudahkan operasional dan pencatatan. Protokol ekstraksi yang dapat diprogram menjadi sangat terukur, presisi dan reproducible, sehingga meningkatan kualitas RNA hasil ekstraksi dengan turn around time lebih singkat dari alat ekstraksi lain.
Alat ini juga memiliki fleksibilitas penggunaan bermacam kit reagen ekstraksi berbasis magnet (open system). Mesin otomatis ini juga berkemampuan high throughput yang memungkinkan ekstraksi sampai 96 sampel satu kali jalan.
Di luar aspek teknis, alat ini juga mengandung persentasi bahan lokal yang mendekati 90%. Akibatnya, alat ini dimungkinkan untuk dipasarkan dengan harga jauh lebih rendah dibandingkan mesin impor. Tim peneliti menargetkan produksi alat yang relatif murah ini di bulan September 2020 ini.
3. GanexpaD
“GanexpaD” merupakan inovasi kit dan sistem ekstraksi RNA dengan kapasitas tinggi dan biaya murah hasil kerja sama Laboratorium RSP Unpad dengan Laboratorium Biokimia ITB. Produk ini diciptakan berdasarkan keinginan Tim Covid-19 Unpad untuk meningkatkan kapasitas ekstraksi manual virus dalam proses PCR dari 24 sampel menjadi 96 sampel.
Tim Covid-19 FK-Unpad dan prodi Kimia-FMIPA ITB kemudian mengembangkan teknologi pembuatan kit ekstraksi berbiaya murah dan berkapasitas tinggi. Pengalihan sistem sentrifugasi ke sistem pemompaan vakum membuat proses ekstraksi RNA virus tidak lagi membutuhkan biaya yang sangat mahal. Selain itu, peningkatan kapasitas ekstraksi dari 24 sampel ke 96 sampel akan mempercepat
tahapan PCR yang juga menggunakan plate 96 wells.
Dengan dukungan hibah LPIK ITB, tim inovator GanexpaD menargetkan untuk menyelesaikan prototipe alat ini di Bulan Desember 2020, dan memulai produksi masal di tahun 2021.
4. VitPAD-iceless Transport System
Produk inovatif selanjutnya adalah “VitPAD-iceless Transport System”, sebuah Viral Trasport Medium (VTM) karya Unpad yang memiliki ketahanan dan keamanan untuk penyimpanan dan transportasi sampel virus di suhu ruang.
Ketergantungan akan VTM impor yang mahal menjadi kendala utama dalam pemeriksaan Covid-19, sehingga persediaan semakin menipis di Indonesia. Selain itu, penyimpanan sampel VTM yang harus berada di suhu 2-8 derajat celcius juga menjadi kendala, karena membutuhkan boks es dengan pengamanan berlapis.
Keterbatasan ini mendorong Tim Covid-19 Unpad untuk membuat VTM sendiri. Pembuatan VTM yang dilakukan di Laboratorium RSP Unpad dan Laboratorium Biokimia Unpad ini hanya membutuhkan bahan kimia standar mikrobiologi biasa, produk impor yang mudah didapatkan.
Hasilnya, Unpad berhasil mengembangkan VTM dengan berbagai kelebihan. Kualitas sampel terjaga sampai tujuh hari dalam suhu ruang. Transportasi sampel tidak memerlukan icebox dan dapat menjangkau sampel di lokasi yang jauh dari lab PCR. Pengelolaan sampel menjadi lebih aman. Dengan penggunaan bahan lokal, maka biaya produksi menjadi rendah sehingga VTM Unpad ini dapat dipasarkan dengan harga yang murah.
Dalam waktu dekat, dengan dukungan hibah dari Kemendikbud, 3000 kit akan diproduksi dalam tiga hari untuk membantu kebutuhan VTM di laboratorium daerah di Jawa Barat.
5. Chilli miniCycler
“Chilli miniCycler” merupakan inovasi Unpad dalam mengatasi keterbatasan pemeriksaan Covid-19. Inovasi ini berupa mesin PCR konvensional portabel yang dapat dioperasikan baik di dalam laboratorium, lab sentinel, maupun dalam kondisi lapangan. Mesin ini dapat bekerja secara independen maupun terkontrol melalui smartphone. Integrasi IoT memungkinkan terbentuknya jaringan pendukung di seluruh pelosok negeri.
Alat ini diciptakan karena adanya keterbatasan penggunaan mesin PCR yang sudah ada. Umumnya diperlukan laboratorium yang lengkap sehingga sulit untuk digunakan dalam pemeriksaan di lapangan. Chilli miniCycler memiliki kelebihan sebagai alat portabel yang berukuran kecil, sehingga mudah dibawabawa di tas punggung dan dapat diadaptasikan pada kondisi lingkungan kerja yang bervariasi.
Mesin PCR portabel ini juga memiliki open system. Artinya, mesin ini dapat digunakan dengan memanfaatkan reagen merek apapun yang ada di pasaran. Selain itu, mesin ini diproduksi oleh kemampuan rekayasa teknis lokal. Apabila telah dipasarkan secara massal, harganya akan sangat terjangkau dan layanan purnajual akan menjadi mudah dan terjamin.
Sumber : Lima Inovasi Unpad Bantu Aktivitas Laboratorium Pengujian Covid-19. http://www.unpad.ac.id/2020/06/lima-inovasi-unpad-bantu-aktivitas-laboratorium-pengujian-covid-19/