Majalah Farmasetika (Ed.4/Juni 2016). Meskipun semua obat-obatan yang beredar telah diuji ketat sebelum beredar, namun beberapa kasus di pasaran sering terjadi efek samping yang tidak diketahui sebelumnya. BPOM-nya Amerika, Food and Drug Administritation sebagai lembaga pengawas obat yang menjadi rujukan negara lainnya telah menemukan 6 peringatan terkini sejak Mei lalu yang telah dibahas tuntas di Majalah Farmasetika sebelumnya.
Apoteker sebagai ahli obat dan tenaga kesehatan yang langsung melayani pasien hendaknya mengetahui informasi terkini terkait data keamanan obat terbaru walaupun BPOM RI secara resmi belum mengeluarkan safety alert-nya.
1. Aripiprazole
AS Food and Drug Administration (FDA) kemarin (3/5) memperingatkan bahwa dorongan kompulsif atau tak terkendali untuk berjudi, pesta makan dan minum, berbelanja, dan berhubungan seks telah dilaporkan dalam penggunaan obat antipsikotik aripiprazole (Abilify, Abilify Maintena, Aristada, dan obat generiknya). Khususnya di Indonesia, perusahan Otsuka Indonesia memiliki izin edar untuk ABILIFY dan ABILIFY DISCMELT. [Baca : FDA : Aripiprazole Sebabkan Dorongan Kuat Berhubungan Seks dan Berjudi]
2. Kombinasi Antasida dan Aspirin
Badan POM-nya Amerika, Food and Drug Administration (FDA) melalui halaman resminya memperingatkan agar tidak mengkonsumsi obat yang mengandung antasida dan aspirin (asetosal/acetylsalicylic acid (ASA)) untuk mengobati sakit maag, asam lambung, dan gangguan pencernaan karena dapat menyebabkan pendarahan lambung atau usus pada kondisi pasien tertentu. [Baca : FDA Peringatkan Kombinasi Antasida dan Aspirin Sebabkan Pendarahan Serius]
3. Canagliflozin dan Dapagliflozin
AS Food and Drug Administration (FDA) memperkuat peringatan pada Mei 2015 untuk obat-obatan diabetes tipe 2 golongan natrium-glukosa cotransporter-2 (SGLT2) inhibitor seperti canagliflozin, dapagliflozin, dan empagliflozin dapat menyebabkan ketoasidosis, suatu kondisi serius di mana tubuh menghasilkan tingkat tinggi asam darah yang disebut keton. Khususnya di Indonesia beredar dengan merk Forxiga (dapagliflozin propanediol) oleh Astra Zeneca Indonesia. [Baca : FDA Peringatkan Obat Diabetes Inhibitor SGLT2 Sebabkan Kerusakan Ginjal Akut]
4. Olanzapine
Badan POM-nya Amerika, FDA memperingatkan (10/5) tentang reaksi kulit yang jarang namun serius dengan olanzapine, obat kesehatan mental. Di Indonesia sendiri diedarkan oleh Bayer, Sandoz, Actavis, dan Tempo Scan Pacific dengan merk (Zyprexa, Zyprexa Zydis, Onzapin, dan Olandoz). [Baca : FDA Peringatkan Obat Antipsikotik Olanzapine Bisa Sebabkan Reaksi Kulit Serius]
5. Saxagliptin dan Alogliptin
US Food Drug and Administration pada Selasa, 5 April 2016 mengumumkan pelabelan baru dengan menambahkan peringatan pada obat yang mengandung Saxagliptin dan Alogliptin.
Pengujian keamanan oleh FDA telah menemukan bahwa obat diabetes tipe 2 yang mengandung saxagliptin dan alogliptin dapat meningkatkan risiko gagal jantung, terutama pada pasien yang sudah memiliki penyakit jantung atau ginjal.
Pengecekan melalui CekBPOM, obat-obatan yang beredar di Indonesia Onglyza dan Kombiglyze XR diedarkan oleh AstraZeneca Indonesia perlu untuk ditambahkan label peringatan seperti yang dilakukan FDA. [Baca : FDA : Obat Diabetes Saxagliptin dan Alogliptin Tingkatkan Resiko Gagal Jantung]
6. Sumatripan
Badan POM-nya Amerika, Food and Drug Administration (FDA) mengeluarkan peringatan hari ini (2/6/2016) kepada penyedia dan pasien untuk potensi risiko luka bakar serius yang terkait dengan penggunaan patch migrain.
Obat Sumatriptan dengan sistem transdermal iontophoretic (Zecuity) yang merupakan transdermal patch/plester yang pertama yang disetujui FDA untuk pengobatan sakit kepala migrain akut, Obat ini awalnya diluncurkan pada September 2015. Hingga saat ini belum masuk ke pasar Indonesia. [Baca : Plester Transdermal Migrain Ini Ternyata Bisa Sebabkan Luka Bakar]